4

11K 338 23
                                    

Resya dan Rio masih asyik mengobrol, hingga tidak menyadari kalau hari sudah mulai gelap. Hingga akhirnya Resya pamit untuk pulang.

"Ri, gue pulang dulu ya. Soalnya udah malem banget." Pamit Resya sembari bangkit dari duduknya.
"Ya udah gue anter." Resya mengangguk menyetujui ucapan Rio.

♡♡♡

"Makasih ya, Ri udah mau nganterin sampe rumah." Ucap Resya setelah sampai di depan rumahnya.
"Iya sama-sama." Balas Rio. "Bye." Lanjutnya sembari memeluk Resya dan Resya membalas pelukan Rio.

Resya melepaskan pelukannya dan segera pamit untuk masuk ke dalam rumah. Sepeninggal Resya, Rio masih terus menatap rumah bergaya Eropa itu dengan sendu.

"Ternyata gue telat, Re. Harusnya dari dulu gue ungkapin aja perasaan gue ke lo. Tapi sekarang kayaknya udah terlambat. Lo udah milik orang lain." Gumam Rio dengan lirih.

"Gue bahagia banget bisa nikah sama dia. Dia itu orangnya baik banget. Romantis lagi"

Kata kata Resya itu yang terus terngiang di telinga Rio. Rio tidak mengetahui bahwa apa yang diucapkan Resya adalah kebalikan dari yang sebenarnya.

Rio bergegas masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobil menjauh dari rumah bergaya Eropa itu.

Sedangkan di tempat lain, Resya masuk ke dalam kamarnya dan Damian. Sejak Damian pergi, Resya selalu tidur di kamar utama. Ketika sudah di dalam kamar Resya di kagetkan oleh suara dingin yang sangat ia kenal.

"Dari mana?" Resya mencari saklar lampu untuk melihat sumber suara, karena sedari tadi Resya datang kamar ini gelap.
"Aku habis dari caffe." Jawab Resya.
"Atau habis selingkuh sama cowok itu." Tegas Damian.
"Aku gak seperti yang kamu fikirkan, Dam." Ucap Resya. "Aku mau mandi dulu." Lanjutnya seraya pergi ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama untuk Resya menjalankan ritual mandinya. Ia keluar dari kamar mandi mengenakan piyama. Resya sedikit aneh dengan sikap Damian ketika melihat dia dengan Rio. Damian sedikit santai walaupun masih dengan kejutekkannya. Tapi setidaknya Damian tidak menyiksa Resya.

Resya melihat Damian sudah berbaring di atas ranjang. Ia berjalan menuju pintu berniat untuk tidur di kamar yang waktu itu ia tempati. Ketika ia baru memegang handle pintu, tiba-tiba sebuah suara menghentikkannya.

"Mau kemana lagi?" Ucap Damian dengan datar.
"Aku mau tidur." Balas Resya menunduk.
"Tidur disini aja." Resya masih diam di tempat. "Lo mau gue melakukan kekerasan lagi?" Tanya Damian dengan suara lumayan tinggi. Resya langsung tergesa berjalan menuju ranjang. Setelah sampai ia membaringkan badannya disamping Damian.

Tiba-tiba Resya merasakan lengan kekar memeluk pinggangnya. Dan suara bisikan tepat di belakang telinganya.

"Biarkan seperti ini." Bisiknya.
Resya yang tidak ingin mempermasalahkan ini hanya diam menerima pelukan dari Damian. Pelukan ini terasa hangat.

***

Damian Pov

Sudah 2 hari aku tidak pulang ke rumah. Ya, sejak aku menyakitinya. Entah apa yang ada di pikiranku, hingga aku tega menyakitinya. Aku tidak berniat menyakitinya. Tapi, wajahnya mengingatkan ku pada orang itu. Aku sangat membenci pria bernama Rega.

Rega adalah rekan kerja Papa-ku sekaligus Ayah dari Resya. Dulu perusahaan Papa tiba-tiba bangkrut karena permainan dari Rega--maksud ku Ayah mertua-ku. Kami menjadi hidup pas-pasan. Hingga suatu ketika, Mama sakit parah dan kami tidak mempunyai banyak uang. Karena kekurangan biaya, Mama akhirnya tidak terobati lagi dan meninggal dunia.

Aku bertekad ingin membalas dendam kepada Ayah mertua-ku. Dan sekarang aku telah membalaskan dendam-ku padanya.

Aku telah menikahi putri kesayangannya. Niatku hanya ingin mengambil sesuatu yang sangat berharga bagi si tua bangka itu. Makanya aku mengambil Resya. Awalnya dia menolak, tapi karena perusahaan sedang di ambang kebangkrutan dia menerima dengan syarat aku menyuntikkan dana di perusahaan-nya.

Tapi semalam Mama datang ke mimpi-ku.

"Jangan kamu sakiti dia, nak. Dia tidak punya salah apa-apa. Resya gadis yang baik buat kamu, sayang."

Kata-kata Mama terus terngiang di telinga-ku. Mama terus meminta aku untuk tidak menyakiti Resya. Sejujurnya aku juga tidak ingin menyakiti dia. Aku hanya dendam pada Ayah nya. Lagi pula aku bukan orang jahat seperti Rega.

Setelah aku memimpikan Mama, aku putuskan untuk pulang ke rumah. Ya, sekarang aku berada di appartemen-ku.

Aku melajukan mobilku menuju rumah. Tapi di tengah perjalanan, tiba-tiba perutku sudah berdemo minta diisi. Aku putuskan untuk mampir terlebih dahulu ke sebuah caffe.

Aku turun dan keluar dari mobil, kemudian berjalan memasuki caffe. Aku duduk dan mulai memesan makanan.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling caffe. Pandanganku terfokus pada satu titik. Aku melihat dia sedang tertawa dengan pria. Aku semakin memfokuskan pandanganku. Tidak salah lagi itu adalah Resya. Tapi dengan siapa dia? Aku tidak terlalu jelas melihat pria yang ada di hadapannya. Pria itu membelakangiku.

Tiba-tiba sebuah suara menyadarakanku.

"Permisi, Tuan pesanan anda sudah datang." Ucap Waiters caffe ini. "Selamat menikmati." Lanjutnya, kemudian pergi meninggalkan pesananku.

Aku segera menghabiskan makanan-ku dengan pikiran yang bertanya-tanya.

Siapa pria yang bersamanya?

Setelah makanan habis, aku segera pergi dari caffe itu dan meninggalkan beberapa lembar uang seratus ribuan di atas meja.

TBC

Thanks yang udah baca
Devil Husband😘
Tanpa kalian story ini gak ada apa-apanya😁
Gue udah kasih tau alasan Dam gitu ke Rere ya😼
Yang penasaran karena sikap Dam sekarang gimana? Masih penasaran?
Ikuti terus kisah ResDam😍

Salam sayang
Dari Damian Elbert💙

16 Juli 2017

Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang