1

20.1K 387 17
                                    

Dua keluarga tengah berunding untuk mempersiapkan pernikahan anak-anaknya. Sedangkan seorang pria dan wanita yang akan di nikahkan hanya diam tidak bergeming.

"Jadi bagaimana kalau pernikahannya di laksanakan 3 hari lagi?" Usul pria paruh baya selaku ayah dari wanita yang akan di nikahkan. "Resya, kamu sejutukan?" Tanya ayah wanita yang bernama Resya. Wanita itu mengangguk sebagai jawabannya.

"Kalo kamu, kamu setuju juga kan, Dam?" Tanya pria paruh baya selaku ayah pria yang akan di nikahkan. Yang di tanya hanya bergumam kecil.

♡♡♡

Sekarang Resya dan Damian sedang berada di dalam mobil untuk membeli gaun pengantin. Tidak ada percakapan di antara mereka, hanya deru napas yang saling beradu. Tiba-tiba mobil yang dikendarai mereka berhenti.

"Turun." Titah Damian dengan suara dinginnya.
"Ta-tapi, Dam butiknya kan masih jauh." Balas Resya.
"Gue bilang turun ya turun?!" Teriak Damian dengan kesal.
"Tapi..." Belum selesai Resya bicara, Damian sudah keluar dari mobil dan membuka pintu di sebelah Resya dengan kencang. Damian mencekal erat dan menarik tangan Resya paksa agar keluar dari mobil.

"Aww-- Dam lepasin, sakit." Resya meringis kesakitan akibat cekalan dari tangan Damian. Setelah Resya keluar dari mobil, Damian segera masuk ke mobil dan menjalankannya dengan kencang, meninggalkan Resya yang diam mematung sembari terisak pelan.

Terpaksa Resya harus menunggu taksi lewat untuk pergi ke butik. Ia masih mengingat bagaimana Damian yang memaksanya keluar dari mobil. Ada raut marah, benci, sedih, dan kesal menjadi satu.

"Apa salahku Tuhan... Aku tidak melakukan apapun yang membuatnya kesal dan marah." Batin Resya seraya mengeluarkan air matanya.

Ketika Resya melihat taksi yang melaju ke arahnya, ia segera menghapus sisa air matanya dan memberhentikan taksi. Setelah masuk ke dalam taksi, Resya menyebutkan alamat kemana ia pergi.

Di dalam taksi ia terus melamun memikirkan perlakuan kasar Damian terhadapnya. Hingga tak kerasa ia telah sampai di tujuannya. Ia mulai panik ketika sadar bahwa dirinya tidak membawa tas selempang yang berisi dompet, handphone dan alat make up sederhananya.

"Aduh gimana nih?" Tanyanya pada diri sendiri. "Pak, bapak tunggu disini dulu ya. Nanti saya balik lagi." Supir taksi mengangguk mengerti. Resya berlari memasuki butik sepupunya.

Ia melihat sepupunya sedang menghitung penghasilan butik hari ini.

"Fit, minjem duit buat bayar taksi." Orang yang diajak bicara mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas berharga itu ke sepupunya. Gadis yang bernama Fita memberikan 3 lembar uang seratus ribu.

Resya berlari menghampiri taksi yang tadi ia tumpangi.

"Pak ini uangnya. Maaf menunggu, kembaliannya ambil saja."

Setelah menerima uang dari Resya, supir taksi itu melajukan taksinya menjauhi butik. Resya berjalan memasuki butik kembali.

"Fit, gue mau gaun pengantin satu." Pinta Resya. Sebenernya ini adalah butik tante nya Resya yang berarti ibunya Fita.
"Gaun pengantin buat siapa?" Tanya Fita heran.
"Ya buat gue lah." Ketus Resya.
"Lo mau nikah? Serius? Siapa cowok yang beruntung dapetin elo?" Tanya Fita lagi dengan antusias.

Resya tersenyum kecut ketika Fita mengucapkan 'Siapa cowok yang beruntung dapetin Resya'.

"Udah ah jangan kepo. Mending lo nyariin baju aja buat gue." Balas Resya. Fita mengangguk patuh.

Setelah 30 menit Resya menunggu, Fita datang membawa satu paper bag yang berisikan gaun pengantin. Resya mengambil paper bag yang sedang di bawa Fita.

"Thanks ya." Ucap Resya. "Eh- Fit, gue minjem mobil ya." Fita membuka laci dan mengambil kunci mobil lalu di berikan kepada Resya.

Resya berjalan menuju mobil Fita. Setelah sampai ia masuk dan menjalankan mobilnya menuju ke rumah.

Tbc


01 Juli 2017

Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang