Epilogue

2.1K 291 105
                                    

"Zayn, kau kenapa?"

Zayn tidak menoleh sama sekali kearahku. Aku mulai bingung. Sejak sehari setelah kami pulang dari Paris, ia jadi pendiam. Bukan, bukan. Sejak ia menerima telepon dari orangtuanya, ia jadi pendiam. Saat, ku tanya 'ada apa?' Ia selalu menyangkal dengan kata-kata, 'tidak apa'.

Aku tidak mengerti dengan dirinya yang sekarang. Zayn seperti menghindariku. Ia jadi lebih pendiam. Berbicara hanya seperlunya. Ia tidak pernah membicarakan tentang hubungan kita lagi. Ia sering pulang larut dengan wajah kusut. Apa ia sedang banyak kerjaan? Tapi, masa iya sampai seperti itu.

"Tidak apa, Ash," Zayn tersenyum tipis, sangat tipis, "Ash, uh, sepertinya kita harus bicara."

"Bicara lah."

"Tidak disini."

See? Ia tidak banyak bicara, 'kan?

"Uh, Starbucks?"

Ia berjalan melewatiku, bahkan tidak mengaitkan tangannya padaku. Berbeda? Ya.

Aku membuntutinya berjalan di depanku. Saat aku dan Zayn sudah duduk dengan pesanan masing-masing, ia berdeham cukup keras.

"Jadi?"

"Ash, maafkan aku. Aku tahu, akhir-akhir ini kau mengira aku menghindarimu, 'kan?"

Aku mengangguk kecil, tanpa menoleh kearahnya.

"Aku minta maaf sekali lagi. Tapi," Ia menghela napas panjang, "...Kupikir kita harus mengakhirinya."

Aku menautkan kedua alisku, menatapnya bingung, "Sorry?"

"Kita akhiri saja hubungan ini."

Aku membelakakan mataku menatapnya dengan wajah terkejut. Aku menahan air mataku turun dari pelupuk mataku.

"Maaf, Ash. Tapi, aku akan dijodohkan oleh Ayahku."

Tidak, kau kuat, Ash. Jangan menangis sekarang. Jangan menangis di hadapannya.

"Keluarkan, Ash. Anggap saja, ini yang terakhir kalinya kita bertemu."

Gila, Kau gila, Zayn. Jadi, selama ini apa? Hal-hal kecil yang selalu kita lakukan, apa itu tidak ada artinya?

Satu tetes,

Dua tetes,

Tangisanku pecah saat itu juga. Di hadapan seorang Zayn Malik. Orang yang ku sayang, orang yang selalu melindungiku, dan orang yang mencampakkanku sekarang.

"Aku harus pergi. Kuharap, kau mendapatkan yang lebih dariku. Aku mencintaimu, Ash. Sangat mencintaimu." Saat itu juga, Ia pergi meninggalkanku yang masih diam terduduk dengan tangisan.

Lalu, apa arti ia melamarku dibawah hujan Paris saat itu?

Ia meninggalkanku disini. Dengan banyak kenangan yang tertinggal di hatiku. Bahkan, ia pergi begitu saja meninggalkanku sendiri disini.

Aku tersenyum tipis saat mendengar suara rintik-rintik hujan pagi ini. Ku buka jendela kamarku, menikmati suara, dan aroma khas air hujan. Aku menopang dagu dengan tanganku diatas jendela, menikmati hujan pagi ini. Sudah menjadi hobiku, menikmati hujan kapan pun, dimana pun.

"Oh," aku berjalan kearah meja disamping ranjang dan mengambil boneka beruang kecil pemberian seseorang. Aku tersenyum simpul, menatap Zayn, boneka pemberian darinya. Aku memberi nama boneka ini Zayn, sama seperti mantan kekasihku. Zayn si boneka beruang kecil selalu mengingatkanku, padanya, Zayn sungguhan.

Aku duduk di sofa kecil dekat jendela kamarku dengan Zayn di dekapanku.

Aku tersenyum, mengambil napas panjang,

"Zayn, sudah berapa kali aku menceritakan Zayn padamu?"

"Aku tahu kau mendengarku. Andai saja kau hidup. Tapi, kenyataannya kau hanya boneka beruang kecil pemberian dari Zayn."

"Menurutmu, aku perempuan gila karena selalu berbicara padamu selama satu tahun belakangan ini, hm?"

"Aku sudah menganggapmu sebagai Zayn, bukan sekedar Zayn boneka beruang kecil."

"Andai saja, Zayn ada disini. Jadi, aku tidak harus bercerita padamu, Zayn si beruang kecil."

Aku tertawa kecil, lalu menghela napas panjang.

"Aku ada disini, Ashley."

"Tuh, sekarang saja, telingaku sudah mengkhayal suara Zayn ada disini. Padahal hanya ada aku dan kau disini," aku tertawa sumbang menatap Zayn, boneka beruang kecil.

"Ashley, lihatlah kebelakang." suara itu, lagi. Aku menoleh kebelakang, pasrah mengikuti suara khayalanku. Aku membelakakan mataku, tak percaya dengan apa yang ada di hadapanku.

Dia.

Ada disini.

The End.

A/N

MAKK, ini gajelas bgt gila parah gila parah. Endingnya ga jelas bgt, astaga. Kurang sreg, ha.

Jadi, gimana nih? Ada yang mikir kalo endingnya bakal gini, ga? HAHA. Aku kan sempet bingung pas bagian Zayn ada dua. Mau bilang Zayn asli susah, Zayn boneka susah-_-

Yaudah, gitu aja. YANG SILENT READER MUNCULIN DIRI DONG. KAN UDAH SELESAI NIH FFNYA. MASA MASIH GAMAU MUNCULIN DIRI? HAHA.

POKOKNYA MAKASIH BANGET YANG UDAH SETIA SAMA FF INI. AKU GANGERTI MAU NGOMONG APA LAGI. MAKASIH BANGET. MAAF, KALO KATA-KATA AKU KURANG BERKENAN, POKOKNYA MAKASIH BGT. UDAH, YA. DADAAAH^^

-Amira

Little Things // z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang