"Pesen minuman lagi lah. Biar bisa lanjut ngobrolnya." Bapak Braga yang terhormat, yang menjadi host malam ini menyebutkan titahnya. Langsunglah semua peserta reunian berebutan buku menu dan memanggil pelayan untuk menyebutkan pesanannya masing-masing. Akupun semangat memesan botol kedua bir favorit kami berdua.
"Mas, Carlsberg nya Mbak ini dibatalin yah. Ganti smoothies saja."
Aku memberi tatapan kesal pada Braga.
"Apa? Kamu mau aku digantung Mama sama Papa kamu nanti malam kalau kamu pulang bau bir? Terus kamu pikir kamu masih bisa pulang besok sama aku kalau sudah begitu?" Braga mengomel. Bukan dengan suara pelan, tapi terang-terangan di hadapan teman-temannya yang tiba-tiba juga sudah senyap.
Beberapa wanita di sekitarku, termasuk Tiara dan Lala - nama pacarnya Dennis yang dari tadi malah berganti menikmati wajah Braga yang duduk di hadapannya - yang langsung menyodorkanku air mineral. Meledekku. Oh, Braga. Kenapa hari ini dia terus membuat pipiku memerah.
"Fine."
"Lo sih, mainnya sama bayi. Ribet kan lo," bisik perempuan yang sedari tadi melirikku sinis. Mantannya Braga.
Aku dan Braga memang berbeda usia 6 tahun. Ya, aku memang bayi. Bayi yang baru saja diperkenalkan Braga di kawanan serigala seusianya sebagai teman wanitanya. Girl friend.
---
"Kenalin, She's my girl friend. Leandra."
Jelaslah pipiku langsung memerah. Malu diperkenalkan tiba-tiba sebagai pacarnya, padahal Braga sendiri belum pernah memintaku sebagai pacarnya.
"Sudah berapa lama pacaran?" tanya salah satu temannya.
"Kita sih temenan sudah hampir satu tahun."
Temenan. Teman. Bukan pacar.
Bisa dibayangkan selanjutnya, aku hanya diam karena malu. Tapi untunglah, aku seperti debu di antara mereka semua, karena kehadiranku tidak berefek apapun pada mereka, seolah aku tidak ada.
---
"I hate you!" bisikku tajam pada Braga.
Benci karena sudah membatalkan pesanan birku. Benci karena aku hanyalah 'girl friend'.
---
Tanganku kebas. Sudah hampir tiga jam berada di kafe ini dan selama itu pula tanganku berada dalam genggaman Braga.
"Aku mau ngambil pizza-nya. Lepasin tangan aku sebentar dong, Ga."
"Kamu makan pizza yang di sebelah kamu aja. Yang ini ada seafood-nya."
Ladies and gentlemen, aku berubah seketika menjadi bocah yang terselip di perkumpulan orang dewasa.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady in Bed
ChickLit"Rheina ngambek lagi dan aku sendiri cukup stres untuk menghadapi dia. Kiara juga lagi diemin aku", Arga menghembuskan nafas kesal di sampingku. "Kamu jangan ikutan ngerajuk juga ya?", tiba-tiba Arga menatap mataku dalam sambil mengangkat daguku. **...