Gadis belia yang masih berumur 12tahun itu sangat terlihat cantik dengan gaun putih tanpa lengan yang dia kenakan. Malam ini dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 12 bersama keluarga dan mengundang beberapa teman sebayanya. Acaranya masih 3jam lagi, tapi gadis itu sudah sangat siap dengan penampilannya.
Pintu kamar gadis itu terbuka, menampakkan sosok ibunya, "Mila?"
Gadis itu menoleh, mendapati ibunya yang hendak masuk ke kamarnya, "Ada apa, Ma?" tanyanya seraya merapikan rambutnya sambil duduk ditepi tempat tidur.
"Anak mama kok udah siap aja? Akan acaranya masih lama?" tanya mamanya yang juga ikutan duduk ditepi tempat tidur.
"Iya dong, ma. Kan aku juga mau menyambut kedatangan papa," ujarnya penuh semangat.
Mamanya membelai rambut Mila, "Itu, ada telfon dari papamu,".
"Oh ya?"tanyanya antusias. Mamanya hanya menjawab dengan anggukan yakin. Gadis itu langsung keluar kamar dan berlari kearah telfon rumah yang berada diruang keluarga.
Dia langsung menyambar gagang telfon yang tergelak disebelah telfon, "Halo, pa?"
"Halo, sayang?" sapa orang dari ujung telfon sana. "Anak papa kok suaranya kayak lagi seneng gitu? Kenapa?" sambungnya lagi.
"Iya, dong. Kan papa malam ini mau pulang dan ikut ngerayain ulang tahun aku," ocehnya penuh dengan senyuman.
"Papa udah sampai di Jakarta?" tanyanya lagi.
"Belum sayang. Pesawat papa delay 3jam, 30menit lagi pesawatnya bakal take off kok,"
"Yah, kok lama banget sih pa?" jawabnya penuh dengan kekecewaan.
"Jangan sedih dong! Kan lagi ulang tahun masak sedih?" kini papanya berusaha menghibur Mila. "Udah dulu ya sayang, papa mau check in lagi."
"Iya deh pa. Hati-hati ya pa! Sampai ketemu nanti. Assalamualaikum,"
"Iya. Sekali lagi, selamat ulang tahun princessnya papa. Waalaikum salam," ucap papanya sebelum memutuskan sambungan telfonnya.
3jam kemudian...
Rumah Mila sudah dipenuhi oleh tamu sejak 30menit yang lalu. Harusnya sekarang acaranya telah dimulai. Tapi Mila tak mau memulainya sebelum papanya datang. Mamanya berusaha membujuk Mila agar acaranya mau segera dimulai.
"Mil? Dimulai dulu dong acaranya? Kasihan temen-temen Mila yang udah dateng dari tadi. Sebentar lagi papa dateng kok, katanya papa kan ditinggal aja gakpapa,"
"Tapi ma," Mila masih terus merengek untuk menunggu papanya.
"Papa bentar lagi dateng, Mil. Udah deh, kasihan temen-temen kamu itu," kini Radit juga ikut membujuk Mila.
Mila mengangguk pasrah dan berjalan mengikuti mama dan kakaknya menuju meja besar yang sudah terdapat kue-kue kecil dan juga kue ulangtahunnya. Dengan lesu dia merapikan rambutnya dan berdiri dibelakang kue ulangtahunnya.
Saat acaranya dimulai, semua orang yang ada disana menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuknya. Mila juga ikut menyanyi walaupun dengan suara yang pelan. Bahkan mungkin dirinya sendiri juga tak mendengar suara nyanyiannya.
"Tiup lilinnya.. tiup lilinnya.. tiup lilinnya sekarang juga! Sekarang jugaa.. sekarang juga..."
Tepat saat nyanyian lagu tiup lilin itu berhenti, Mila langsung berdoa dalam hatinya, 'Ya Allah, Mila mohon! Mila ingin terus bersama papa, mama dan kak Radit. Izinin Mila buat bikin mereka bahagia dan bangga sama Mila. Mila juga pengen bikin mama dan papa bahagia karena Mila. Mila juga pengen ketemu sama papa, mama, dan kak Radit di surga suatu saat nanti ya allah.. izinin Mila buat ketemua papa lagi disurga! amiin' Mila langsung meniup lilin yang ada diatas kue ulangtahunnya.
YOU ARE READING
The Reality
Teen FictionBagaimana kalau mencintaimu membuatku membenci kenyataan, lagi? || Copyright©2017 by syafiranfa