“Sudah kuduga kau disini Lyn.” Sapa laki-laki berparas manis yang tiga belas tahun yang lalu tiba-tiba menjadi kakak sang tuan puteri.
“Oh, Jake! Kau menemukanku. Kenapa kau selalu tahu diama aku berada.” Jawab gadis bermata gelap itu. Entah bagaimana caranya, tetapi ketika sang tuan puteri ingin bersembunyi dari dunia. Kakaknya selalu bisa menemukannya.
“Axlyn, kau selalu bersembunyi di tempat ini. Tetapi apabila kau merubah tempat persembunyianmu tentu saja aku harus tau itu dimana. Aku sudah berjanji kepada mendiang Ayahanda Raja Lynarx bahwa aku akan menjagamu dengan segenap jiwa dan ragaku.” Kata Pangeran Jacob.
“Ya, aku tahu. Sadarkah kau betapa seringnya aku mendengarmu mengatakan hal itu Jake” Ledek Axlyn.
“Oh, benarkah? Jadi… kau menangis lagi sendirian?” Sorot kesedihan tergambar jelas dari manik coklat cerah milik pangeran Jake ketika melihat adiknya yang berlarut-larut dalam kesedihan..
“Aku hanya teringat akan ayah, Jake.” Namun suaranya mengisyaratkan ada sesuatu yang lain yang menganggu pikirannya.
“Katakan padaku Lyn. Katakan padaku. Katakan yang sejujurnya.” Sembur Jake yang tidak terima karena ia hanya mendengar jawban bohong dari adik perempuannya.
“Sudah ku bilang Jake! Aku hanya sedang teringat akan ayah! Itu saja!” Sang tuan puteri kini menaikkan nada bicaranya.
Mata Jake terbelalak melihat adiknya yang menaikkan nada bicaranya. Biasanya adiknya selalu berkata dengan lembut dan pelan, sekarang dengan tiba-tiba menaikkan nada bicaranya.
“Oh, Lyn. Aku minta maaf bila terlalu memaksamu. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu.” Kata Jake penuh penyesalan karena menyadari kemarahan adiknya yang dikarenakan olehnya.
“Tidak Jake. Aku yang harusnya minta maaf padamu. Kau hanya bertanya dan aku langsung marah. Harusnya aku tidak melakukannya padamu.” Kata sang tuan puteri diiringi dengan tetesan air matanya.
“Lyn…” Lirih Jake sambil merangkul pundak kecil adik perempuannya itu.
Pertama isakan, setelah itu tangisnya pecah. Jake segera memeluk adik perempuannya itu. Setelah hampir lima belas menit, tangisan Axlyn perlahan mereda. Ia sudah tidak dalam pelukan Jake lagi.“Kau tahu Jake…” Kata Axlyn membuka percakapan.
“Ceritalah Lyn. Aku akan mendengarkannya tanpa berkomentar apapun. Janji.” Kata Jake menenangkan.
“Kau tahu, mengingat kematian ayah. Aku juga selalu teringat akan ibuku. Ibu Ratu Lanyrax. Aku sangat merindukan mereka berdua. Aku selalu ingin mengulang waktu saat bersama mereka. Walaupun ingatanku akan Ibu Lanyrax terkadang hanya samar-samar. Ketika mengingat hal itu, aku merasa benar-benar sendirian Jake. Tanpa keluarga. Bukan maksudku menganggap Ibu Ratu Niran dan kau bukan keluargaku Jake. Aku sangat menyayangi kalian berdua. Aku juga sangat bersyukur bahwa kalian sekarang ada bersamaku. Mendukungku dalam keterpurukanku. Tetapi kau tau rasanya…”
Kata-kata sang tuan puteri dipotong begitu saja oleh kakaknya.“Sudahlah, tuan Puteri Axlyn Lavorde Lynarx. Aku mohon kau harus bangkit dari keterpurukanmu. Dan sekarang kau ada janji dengan tuan perdana menteri.” Kata Jake sambil menarik tangan adiknya itu pergi dari tempat persembunyian itu.
“Hey, Jake. Apa maksudmu aku ada janji dengan perdana menteri? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya semenjak upacara pemakaman mendiang raja dua minggu yang lalu” Tanya Axlyn penasaran sambil tangannya yang masih di gandeng sang kakak.
“Kau akan segera mengetahuinya!” Jawab Jake singkat sambil tangannya tetap mengandeng tangan adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spread Away
FantastikPenantianku Penantian panjangku Kenyataan, ku mohon jangan kau mengkhianati kepercayaanku dalam penantian ini Dia pasti akan kembali Dia akan kembali padaku Walau dalam wujud yang tidak dapat ku sentuh lagi