5. SUBUH-SUBUH

25.4K 230 26
                                    

Subuh di hari Minggu seperti yang dijanjikan, Mas Bowo mengajakku sepedaan. Masih dingin apalagi di gunung. Matahari aja juga lagi tiduran kayaknya. Pas kami melewati garasi truk Pak Pandi, Mas Bowo mengerem. Teringat kalo Pak Pandi mau kenthu sama Mbak Utami subuh itu.

"Pengen liat Pak Pandi sama Utami kenthu ga Ton?"

"Yo terserah Mas," jawabku sekenanya. Aku tidak tertarik tapi juga tidak menolak.

Mas Bowo ga begitu yakin dengan tujuannya. Gimana kalo sudah selesai, atau pindah tempat, atau malah ga jadi. Kami meninggalkan sepeda di semak lebat tepi jalan. Diam-diam, pelan, berjinjit kami memutar ke belakang garasi, berkeliling kalau ada suara-suara. Di belakang kami sudah pohon-pohon lebat. Kami melihat ada jendela kaca hitam. Mas Bowo menunduk dan mengintip. Aku ikut mengintip di bawah kepalanya. Dan benar Pak Pandi lagi kenthu sama Mbak Utami perempuan lajang yang udah cukup umur dan punya salon langganan Ibuku. Karena masih gelap, kami bisa lihat ke dalam tapi mereka ga bisa lihat kami. Pak Pandi lagi duduk berselonjor kaki. Badannya gempal berisi tapi perutnya agak gede.

Kalo Mbak Utami lagi duduk tepat di atas kontol Pak Pandi. Mereka sambil berciuman, memek yang menjepit kontol Pak Pandi itu maju mundur, naik turun seirama mereka bercumbu. Tangan Pak Pandi meremas-remas bokong Mbak Utami lalu ke pinggang dan naik ke susunya. Diremas-remasnya, dipilin-pilin putingnya yang hitam dan tebal. Mbak Utami mendesah sambil masih berciuman. Lalu tiba-tiba Sulton muncul dari kamar mandi! Sulton, iya, Sulton. Kayaknya mereka bertiga udah janjian mau kenthu rame. Gantian sekarang Mas Sulton yang meremas-remas susu montok Mbak Utami dari belakang. Tangan kirinya meremas bokong Mbak Utami, kadang jari-jarinya dimasukkan dalam sela-sela bokong. Mbak Utami makin keenakan.

Aku melihatnya biasa saja. Cuma ngaceng lihat Pak Pandi ngenthu, bukan susu atau memek Mbak Utami.

Aku yang lagi membungkuk itu ga sadar di belakangku Mas Bowo udah menurunkan celana panjang jeans sampai paha, lagi meraba-raba punggungku. Kontolnya dipepet-pepet ke bokongku yang memang agak nungging karena lagi ngintip. Tapi matanya tertuju ke adegan seks Mbak Utami. Kini tangan Mas Bowo udah meremas dadaku seolah lagi meremas susu Mbak Utami. Pak Pandi mendesah kuat mau keluar. Bokongnya ikut naik turun seirama memek Mbak Utami. Lalu makin cepat dan kini sangat cepat, kudengar ahh ahh dari Pak Pandi tanda udah keluar, didorongnya sekali lagi dan terakhir agak lama, lalu ditarik keluar. Pak Pandi langsung turun mau ke kamar mandi. Mbak Utami yang masih sange itu narik Mas Sulton langsung dia duduki pula. Naik turun, maju mundur. Pak Pandi berjalan ke pintu dan mau membuka kuncinya. Aku dan Mas Bowo sontak langsung kabur. Mas Bowo buru-buru menutup kontolnya dan kami meluncur dengan sepeda. Di jalan kami hanya diam, tidak saling bicara.

Barulah pas sudah sampai di bekas gardu suatu bukit di bawah pohon cherry, berdiri menantikan matahari terbit, Mas Bowo bicara. "Kamu dulu suka banget diajak ke sini." Dia mengelus kepalaku.

Aku diam mengingat-ingat.

"Ton," Mas Bowo mendadak jadi serius. "Ga nyangka kamu udah gede sekarang. Dulu waktu kecil kamu emang suka megangin kontolku yang ngaceng, biasa rangkul, meluk, tidur kelonan. Sampe kamu udah SMP ini aja aku masih merasa kamu itu Toni bocah kelas 3 SD. Tapi pas aku coli pake tanganmu malem-malem itu, aku lihat kontolmu juga udah gede Ton. Kamu udah bisa ngaceng sendiri, gede malah. Habis itulah aku sadar kamu udah Toni umur 15, udah SMP." Mas Bowo lihat lurus ke timur sambil senyum-senyum bernostalgia.
Bingung Mas Bowo ini mau ngomongin apa. "Emang kenapa mas?"

"Rapopo," dia santai. "Cuma ga kerasa aja. Sekarang kita udah bergaul sebagai sama-sama udah jadi laki-laki, udah kayak aku sama Pak Pandi, Sulton. Sama-sama punya nafsu gede. Ngomongi seks dan coli udah hal biasa. Kamu malah udah bisa coli sendiri. Udah ngemut kontolku, udah lihat orang kenthu. Dan orang yang ngenalin itu semua ke kamu itu ya aku sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toni dan Mas BowoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang