Setelah Mas Sulton lalu Pak Pandi pergi, kini tinggal aku dan Mas Bowo yang lagi keramas. Sekarang dia mulai membasahi badannya. Busa shampoo berjatuhan ke punggungnya. Aku hanya memandangi dari belakangnya. Bokongnya menjadi tercetak di celananya yang basah. Dua benjolan indah, nampak keras dan berisi kayak bokong tentara yang seksi. Kontolku mulai ngaceng. Kuraba kontolku, kucari pangkalnya. Aku meniru gerakan Pak Pandi tadi, mengocok-ngocok maju mundur sambil menikmati bokong indah Mas Bowo.
"Sini Ton cuci tangan dan kaki aja. Tadi kan kotor kena pasir di truk."
Aku nurut. Pas aku cuci tangan, aku sengaja melirik arah kontolnya. Besar dan menonjol, dalam celana yang basah dan tanpa simpak itu. Menyembul bulu jembutnya.
"Mas aku megang bokongnya boleh?"
"Pegang aja Ton," sambil melorotkan celana sepaha. Kontolnya juga kelihatan udah tegang.Kuraba-raba pantatnya yang berotot itu. Kupijit-pijit. Kuelus seperti dia ngusap kepalaku. Lalu agak turun bagian bawah pantatnya. Kurasakan otot yang padat, makin masuk ke dalam. Mas Bowo mendesis. Dia memutar sehingga kontolnya tepat di depanku. Spontan kupegang juga kontolnya, kugenggam. Udah tegang penuh. Kukocok-kocok ringan.
"Diemut Ton kayak cerita Pak Pandi tadi."
Aku ngikut aja. Kumajukan mulutku dan kumasukkan kepala kontol Mas Bowo. Dia mendesah keenakan. Tangan kanannya memegangi kepalaku, tangan kirinya di bahuku. "Terus Ton."
Mulutku lebih masuk lagi tapi tanganku masih di pangkal kontolnya.
Ahhh...Mas Bowo mendesah lagi. Bokongnya maju mundur, mendorong-dorong kontolnya di mulutku. Aku sedikit terbatuk dan berhenti sebentar. Lalu kujilati sesuai perintah Mas Bowo. Dia menggigiti bibirnya. Sesekali kulihat wajahnya dari bawah. Dia mendongak sambil merem. Dadanya yang berisi dan puting yang mencuat, sangat jelas dari bawah sini. Bokongnya masih terus maju mundur. Kini dia bersandar di tembok. Sepertinya kelelahan. Ganti aku yang menarik mendorong mulutku maju mundur. Air liurku tumpah, membasahi kontolnya yang makin menambah kenikmatan. Mas Bowo mendesah uhhh uhhh.....
"Enak banget Ton."
Aku makin semangat dan cepat. Aku sambil meraba-raba bagian bawah bokongnya. Dia justru merasa makin keenakan. Dia melenguh hmmmm.......
Makin lama dia makin cepat maju mundur bokongnya...blop, blop suara kontol yang basah air liur itu keluar masuk mulutku.
Kurasa dia mau keluar. Hmmm hmmm hmm ahh......ahhh ah aha ah ah ah, huss husshuuss huss
Dan AHHHHHHH CROTTTT CROT CROTTTTT pejuhnya muncrat di mulutku, aku tidak menduga tapi ya sudahlah. Kutahan sampai kontol Mas Bowo tidak bergerak dan tidak meneteskan pejuh lagi.
Mulutku mau kubuka buat buang pejuh tapi ditahan Mas Bowo. "Mau kuajarin coli ga?"
Aku mengangguk lalu memuntahkan pejuh ke tangan Mas Bowo yang sengaja dia buka buatku. Dia mengoleskannya ke kontolku. Aku balik badan. Tangan kanan Mas Bowo meraih tanganku dan mengarahkan ke kontolku. "Bentuk melingkar kayak kamu ngocok aku." Kugerakkan tanganku seirama arahan Mas Bowo yang masih bersandar di tembok. Pelan, agak mencengkeram benar-benar seperti pas ngocok kontol Mas Bowo. Aku mulai merasa enak sekaligus ada dorongan-dorongan dari dalam kontol. Tapi nikmat. Aku menekuk lututku dan menengadah, persis kayak Pak Pandi tadi. Aku jadi bayangin desahan dan kontol Pak Pandi tadi, bokongnya Mas Bowo, bayangin Heru pas coli. Semua tentang seks melintas saja di kepala. Belakangan kutahu itu fantasi seks yang membantu coli lebih "hidup." Kutubrukkan badanku ke belakang dan ditangkap Mas Bowo. Tangannya hanya memegangi siku tanganku. Tangan kirinya menahan pinggangku agar aku tidak jatuh. Kepalaku condong ke kiri, kepalanya ke kanan buat melihat caraku ngocok. Jadilah dia seperti lagi memelukku dari belakang, seperti lagi menciumi leher kananku.
Aku sudah berdiri cukup tegak lagi. Mas Bowo melepas tangannya dan maju di depanku. Dia menekuk pinggang mengamati gerakan tanganku. "Terus Ton. Kalau capek ganti tangan kiri."
Ahh auhh aku mendesah nikmat....enak Mas
Aku ganti tangan dan mendesah lagi uhhh.... "Kayak mau kencing Mas."
"Ya itu mau keluar." Mas Bowo langsung berdiri. "Tumpahin di perutku aja Ton." Kedua tangannya memegangi dua lenganku, pahanya nempel di pahaku. Kontol kami bertemu karena Mas Bowo juga sedikit menekuk lututnya. Kami seperti membentuk huruf X.
Agak lama belum keluar juga. Maklum coli pertama. Sesekali tanganku mengenai kontol Mas Bowo yang bergoyang. Tiba-tiba dorongan itu muncul lagi, rasanya benar-benar kuat, kayak mau kencing udah di ujung kontol. Diiringi desahan ahhhh ahh ahhh, aku mengeram menahan rasa kontraksi di lutut. Ahhh Mas.....
Yang kulihat hanya wajah Mas Bowo yang sabar, seperti suami yang lagi nunggu istrinya melahirkan. Tangan kiriku meraba dan menjamah dadanya yang padat berisi, kupilin putingnya, kuraba perutnya yang rata. Menambah nafsuku dan dan dengan beberapa kocokan badanku gemetar...
Ahhh ahh ahh pejuh pertama dalam perjalananku sebagai seorang lelaki muncrat sudah. Jauh mengenai pipi Mas Bowo, berikunya mengenai lehernya. Badanku masih gemetar sambil memuncratkan pejuhku ke perut Mas Bowo. Aku dipegangnya erat agar tidak jatuh. Tapi kontolku belum layu, kuteruskan kocokanku. Aku yang polos pun tidak tahu coliku tuntas apa belum. Selama masih ngaceng, kukocok. Aku hampir jatuh pas Mas Bowo sudah menahanku dan pindah ke belakang lagi. Karena capek, tangan Mas Bowo ngocok kontolku. Ternyata dikocokin orang itu enak. Dikocoknya cepat sebelum kontolku layu. Kedua tanganku kukalungkan ke belakang ke balik leher Mas Bowo. Tangan kirinya meraba-raba dada dan putingku, aku tambah ga karuan mengerang enak. Dan betul aku mendesah-desah lagi, merasa mau keluar lagi. Pas Mas Bowo menciumi dan menjilati leherku dari belakang, aku muncrat CROTT CROOOT CROTT....
Ga nyangka aku merasa lelah sekali. Seperti berlari lapangan 5 kali. Tapi ga disangka, bahkan bikin kaget setengah mati karena sempat ga kami kenali, Pak Pandi masuk begitu saja memakai sarung dan jaket.
"Wah gitu Wo adiknya diajarin coli yang enak. Selamat Ton udah coli, udah tau nikmat dari kontol. Berarti coli kita tambah rame nih 4 orang."
"Kok balik Pak?"
"Tadi Utami SMS minta kenthu nanti subuh di sini. Ya udah aku pamit istriku aku tidur garasi."
Kami pamitan dan langsung pulang ke perpus. Kami berdua sama-sama capek dan besok subuh mau pergi, jadi segera tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toni dan Mas Bowo
RomansaCerita tentang anak SMP, tentang coli, tentang seks, tentang sesama jenis diselipi lawan jenis.