tolong baca notes dari gue di bawah karena sangat penting. makasih :)
•••
dia gak akan jadi orang yang sama
Kamu tahu makna dari gelas yang pecah tak akan sama lagi? Bagi orang-orang mungkin itu hanya karena gelas yang pecah hanya akan dibuang dan tak akan menjadi gelas karena telah hancur. Bagi yang lain mungkin karena gelas yang pecah meski telah diperbaiki tak akan berakhir sama. Meski telah diberi lem sekali pun, retakan itu akan terlihat. Jelas.
Mungkin itu yang terjadi pada hidupnya, hidup seorang Lalisa Manoban. Ya, gadis itu telah sadar. Tapi perbedaan itu terlihat jelas dalam dirinya. Matanya kosong, meski terbuka tak ada semangat kehidupan di dalamnya. Seakan ia hanya membuka matanya hanya untuk menatap dinding, seperti yang ia lakukan sekarang. Kulitnya putih pucat, terlalu lama dalam ruangan. Mulutnya tak lagi menyunggingkan senyum bahkan sejak bangun dari tidurnya, tak sekali pun ia pernah berbicara.
Tak ada seorang pun yang pernah berhasil membawa dirinya yang lama kembali. Bahkan psikiater sekali pun. Lisa memang telah sadar, namun apa bedanya jika ia tak mengucapkan apa pun? Yang dilakukannya hanya menatap kosong ke arah dinding jika terbangun, begitu sampai ia merasa lelah sendiri. Atau jika beruntung kau bisa menemukannya di taman rumahnya, terduduk di sana sambil kembali menatap lurus ke depan.
Hari ini Taeyong kembali datang. Lelaki itu tak mengucapkan apa pun, hanya duduk di sisi Lisa. Keduanya berada di taman rumahnya, mungkin ini hari keberuntungan Taeyong. "Kapan mau ngomong? Lis, ngeliat lo kaya gini lebih nyiksa dibanding liat lo koma. Apa yang lo mau?" Lelaki itu menyentuh punggung tangan Lisa.
Gadis itu menoleh, tanpa ekspresi. Mengabaikan Taeyong, ia berdiri. Meninggalkan lelaki itu. Namun Taeyong tak menyerah, diraihnya tangan Lisa dan membuat keduanya kini berhadapan kembali. "Jennie," ucapnya. Sesuatu yang selama sebulan ini dihindari semua orang. "Jennie, sama hancurnya sama lo, Lis. Dia tiap malem ke club, gue selalu ngikutin dia mencoba ngelindungin dia tapi gue gak bisa berada di dekatnya tiap saat. Lo sakit, Jennie ngancurin hidupnya sendiri. Gak ada yang di samping dia, sementara gue gak bisa berada deket sama dia. Dia benci gue. Padahal lo selalu berusaha agar gue sama dia jadian ya? Tapi ternyata kami bahkan gak sampe seminggu. Takdir sejahat ini ya?"
Taeyong berhenti, mencoba mencari sedikit perubahan pada ekspresi Lisa tapi tak ia temukan. "Jadi, saat lo sadar gue coba ngehubungin dia. Tapi gak diangkat. Sampai besoknya, Yoongi ngehubungin gue. Yoongi bilang dia ketemu sama Jennie yang baru keluar dari hotel sambil nangis."
Untuk kalimat terakhir, Taeyong mengucapkan ragu-ragu dan perlahan karena ia tahu ini akan mengguncang Lisa. Benar saja, gadis itu mulai menangis. "Lis, dengerin gue. Hari itu kata Yoongi, Jennie gak kenapa-kenapa dia emang hampir diisengin tapi dia ngelawan. Untungnya dia ketemu Yoongi. She's fine."
Lisa mendongak, menatap Taeyong dengan mata yang berair. Mata itu memancarkan penyesalan, kesedihan dan melihat itu membuat Taeyong hancur. "Dia juga berubah Lis, jadi lebih penutup dan pendiam. Gak ada siapa pun yan berdiri di sampingnya. Gue gak minta lo untuk kembali di sampingnya, tapi gue harap lo mau ngomong dan memperbaiki semuanya. Seenggaknya selesaikan masalah kalian."
Taeyong menyentuh pipi Lisa, menghapus air mata gadis itu dengan jarinya. "Dia di sini."
Jennie muncul, menatap Lisa dengan mata yang penuh penyesalan. "Hei, Lis."
KAMU SEDANG MEMBACA
estetik | blackpink fake instagram ✓
Fanfictionversi satu: rosé's/lisa's/jisoo's/jennie's update ✓ versi dua: 2.0 | lahlisa's/jendeuki's/jichu's/rojean's update ✓ versi tiga: 3.0• kim jisoo/ kim jennie/ park chaeyoung/ lalisa manoban | ✓ versi tiga: pindah ke buku estetik | blackpink fake instag...