👉 Nyebelin 5 👈

2.1K 189 16
                                    

Edisi revisi. Enjoy it..


Sepertinya akhir-akhir ini hubungan Lola dan Bastian Hutomo semakin berkembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepertinya akhir-akhir ini hubungan Lola dan Bastian Hutomo semakin berkembang. 

Sore ini mereka datang berdua ke rumah, gue jadi surprise melihatnya.

"Ehm ehm, kalian darimana nih kok bisa datang berdua?" goda gue, terutama pada Lola sohib gue.

"Tanya noh ke laki lo, tega~teganya mengganggu orang sedang berkencan.  Kayak dia gak pernah ngedate aja," sindir Bastian.

Lola menunduk dengan wajah memerah.  Duh ternyata mereka udah masuk taraf kencan ya, kok Lola gak kasih tahu gue?

"Aku dulu gak pakai kencan, langsung masuk taraf tunangan," jawab Dean apa adanya.

Bsstian Hutomo terkekeh geli, dia lanjut menggoda Dean yang gak merasa disindir.

"Iya, lo mah kebiasaan main nyosor aja.  Nikah juga gak bilang~bilang, diam-diam langsung ngawinin bini lo.  Hingga Queeny stress mikir kalian udah kumpul kebo!"

Asyemmm, ini Dean atau gue yang dibully ya?  Spontan gue mengambil vas kecil diatas meja, langsung gue sambit kearah Bastian.  Eh, malah Dean yang menangkap vas kecil itu dengan sempurna dengan tangannya.

"Dean, kok elo belain dia sih?" gerutu gue.

"Bukan begitu, cuma menyayangkan kalau vasnya pecah.  Sama aja kamu membuang duit, Sayang," sergah Dean.

"Tapi dia udah menghina kita, Dean!" protes gue.

"Menghina bagaimana?  Itu kenyataan kok," balas Dean.

Arghhh, stress gue ngehadapin dua laki sinting ini!  Gue tarik tangan Lola menjauhi dua pejantan itu.

"Lola, yuk kita ke kamar daripada berdekatan ama dua orang penuh nista ini!"

Dean melotot gak terima, "Queeny,  jangan bawa orang lain ke kamar kita!"

"Ini Lola, bukan orang lain!" bantah gue.

"Apalagi Lola, dia kan bekas teman mesramu," sindir Dean.

Wajah Lola memerah seperti kepiting rebus, dia memutuskan perdebatan gue dengan Dean.

"Queeny, kita ke teras belakang aja deh.  Gue pengin menikmati pemandangan segar."

Di teras belakang, gue langsung kepo bertanya pada Lola tentang hubungannya dengan Bastian Hutomo.

"Ya gitu deh,"  Lola malu~malu.

"Gitu bagaimana?  Hari ini kalian kencan, udah jadian belum?" tanya gue penasaran.

"Jadian bagaimana? orang dia belum ngomong cinta ke gue!  Ya, meskipun dia sering ngajak gue keluar dan mengaku kencan sama gue.  Hubungan kami namanya apa?" keluh Lola bingung.

Gue gregetan jadinya.  Sebenarnya sohib gue ini otaknya tokcer, tapi kenapa menghadapi kisah cintanya sendiri dia jadi dodol begini?!

"Itu namanya lo di PHP-in, Sayang!  Kok elo pasrah aja sih?  Tanya dong kepastian hubungan kalian padanya!" usul gue.

"Ta.. tapi gue malu, Queen.  Masa gue yang tanya duluan, kayak gue yang ngebet aja," kata Lola ragu.

"Haishhh, kenapa lo jadi cewe gak bisa agresif dikit sih?!  Kalau lo pasif begini, kapan dapatnya?  Secara populasi cewek lebih banyak dibanding cowok tauk!  Jadi, pesaing kita banyak.  Apalagi kalau lo naksir pejantan tangguh macam Bastian Hutomo," ucap gue memanasi.

Sepertinya omongan gue bikin Lola tergugah, dia berkata dengan malu~malu, "gue pikirin lagi deh.  Kayaknya bener juga ucapan elo."

"Ya pasti benerlah, jangankan elo, gue aja sampai sekarang musti agresif mempertahankan laki gue," tukas gue meyakinkan Lola.

"Kok bisa?  Bukannya Dean udah tergila~gila sama elo?" tanya Lola heran.
"Ssssttt.. rahasia kita berdua ya.  Gue lagi berusaha supaya Dean aktif menggauli gue hingga membuat gue hamil.." bisik gue di telinga Lola.

Lola membelalakkan matanya, mulutnya melongo menatap gue kaget seakan tersambar petir.

"Lo.. jadi lo.. enggak hamil?" tanyanya syok.

Gue tutup mulutnya dengan cepat.

"Belum.  Tapi pasti, akan!"

"Lo gila, Queen!  Kok bisa lo membohongi Dean masalah beginian?!" desis Lola tajam.

"Gue gak sengaja, La!  Lagian, awalnya elo yang asal menuduh gue hamil," gue berusaha membela diri.

"Tapi elo kan bisa membantahnya, Queen!  Kenapa lo mengakuinya?" omel Lola gemas.

"Karena, karena saat itu gue suntuk ama skripsi gue.  Saat itu gue cuma mikir jalan pintas.  Kalau gue hamil, Dean pasti mau ngerjain skripsi gue," ucap gue pelan.

"Lo enggak takut kalau ketahuan?" tukas Lola yang heran dengan kenekatan gue.

"Plis, jangan nge-judge gue, gue hanya terpikir cara ini.  Sekarang gue harus berusaha hamil betulan sebelum belang gue ketauan," ujar gue optimis.
Lola geleng~geleng kepala mendengar pemaparan gue.

"Dan sialnya, belang kamu sudah terbongkar sekarang," timpal seseorang dengan nada dingin.

Gue syok saat menoleh ke asal suara itu!  Dari balik pintu muncul Dean dan Bastian Hutomo. 

14. Ganteng tapi Nyebelin! (Ganteng tapi Udik 2) / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang