1

982 68 12
                                    



Korea selatan, 27 juli 1992

[author pov]

Seorang pria perpangkat letnan dua berlari menyusuri sebuah koridor rumah sakit khusus angkatan udara setelah mendapatkan kabar bahwa sahabatnya yang tak lain adalah seorang pilot militer berpangkat letnan satu sedang mengalami masa kritisnya pasca jatuhnya pesawat yang ia kendalikan karena serangan mendadak dari pasukan angkatan darat Korea utara.

"huhhh, dimana dia ?" pria bernametag Park jung soo itu bertanya kepada salah satu prajurit yang berjaga didepan pintu ruang rawat. Para penjaga pun memberi hormat.

"silahkan masuk letnan park" para prajurit itu pun mempersilahkan pria yang dipanggil letnan park itu untuk masuk keruang perawatan. Terlihat jelas raut kekhawatiran diwajahnya.

"young woon-ah" Letnan park mendekati bawahan sekaligus sahabatnya itu, pria bernama young woon itu pun berusaha tersenyum.

"hh..yung" Letnan park menggenggam erat jemari sahabatnya itu.

"to..tolong jaga nami, di..dia sedang me.." young woon terlihat sulit melanjutkan kata-katanya, namun seakan mengerti maksud dari sahabatnya itu letnan park pun mengangguk pelan sambil menahan genangan air mata yang sudah berada dipelupuk matanya.

"go..gomawo h..yung" alat pendeteksi detang jantung pun berbunyi bersamaan dengan berhentinya nafas young woon membuat letnan park pun menundukan kepalanya dalam-dalam Mencoba menahan kepedihannya.

***

[Park Jung Soo pov]

Aku berdiri disamping Kim Nami, ia terlihat sangat tegar melepas kepergian young woon, seorang pria yang luar biasa, seorang pria yang sudah aku anggap adikku sendiri.

Aku akan menepati janjiku young woon-ah, aku akan menjaga mereka.

***

Korea Selatan, 4 Desember 1992

[Park Jung Soo pov]

"maaf tuan tapi ibu nya tidak bisa saya selamatkan" aku merasakan lemas disekujur tubuhku, bagaimana bisa aku lalai mendampingin nami sampai ia harus berjuang sendirian untuk melahirkan dan sekarang. Ya tuhan.

"bi..bisa kah aku melihat bayinya ?"

[author pov]

Seorang pria tengah menggendong seorang bayi laki-laki didalam ruang bayi, terlihat wajah polos sang bayi yang tertidur dengan sangat tenang, tanpa terasa pria itu meneteskan air matanya tepat dipipi sang bayi membuat bayi mungi itu menggeliat pelan dalam dekapan pria itu.

"Kim Seokjin, sekarang hidup ku hanya untuk mu nak" pria itu pun berseru lirih sambil membelai lembut pipi halus sang bayi.

Korea Selatan, 4 Desember 2017 (25 years leter)

[author pov]

Seorang pria mengendap-endap memasuki sebuah ruangan yang berada didalam rumah mewah milik seorang so-jang ( mayor jendral) Republic Of Korean Air Force (ROKAF).

Suasana didalam rumah mewah itu sangat sepi dan gelap mengingat waktu sudah menunjukan pukul 01.00 KTS dini hari. Namun saat selangkah lagi pria itu sampai didepan sebuah pintu semua lampu yang berada di rumah mewah itu menyala.

"aisssshhh mati aku" lirih sang pria sambil memejamkan matanya.

"sudah jam berapa ini ?" tanya seorang pria yang terlihat berumur namun masih tetap gagah membuat pria yang tadi memejamkan matanya memutar tubuhnya dengan takut.

Behind Enemy [ END ]Where stories live. Discover now