Aku sering sekali diajak nongkrong Ilmi bersama begundal-begundal sekolah kami dulu. Walau kami sudah lulus, kami masih sering kumpul begini. Bercanda nggak jelas, saling ejek, dan ngabisin uang buat beli rokok yang dikeroyok bejibun orang. Haha
Malam itu seperti malam-malam biasanya, tak ada yang janggal. Walau biasanya ada aja sih yang teriak-teriak nama sekolah lain. Mungkin karena sepinya kegiatan malam ini. Ilmi berusaha untuk meyakinkan teman-teman yang lain untuk keliling cari angin. Ya.. aku tau, bukan sekedar cari angin.
Seperti biasa kami berombongan motor. Malam itu tak banyak, hanya 5 motor. Kami keliling Kota yang berlabel pelajar ini dengan wajah arogan seolah kami penguasa jalanan disini. Hahaha bakal kangen suasana kalau masih satu sekolah sama mereka.
Lalu, tak disengaja kami berada di jalan yang sepi. Seperti biasa, kami tak bisa tinggal diam melihat tembok-tembok kosong. Kami pun berhenti sejenak. Lalu tiba-tiba peristiwa itu terjadi..
YOU ARE READING
Cintanya tak pernah sampai
Short Story{Completed} Cerita pendek. Antara Aku sebagai peran tambahan yang bisanya nulis dan ikut-ikutan apa yang dilakuin sama Ilmi. Sahabatku.