Empat

7 1 0
                                        


...Pemburu Asrmara...

Memandu dua insan di antara geliat waktu

Hantarkan aksara dari bait sang pencipta

Kucurkan benih tetesan asmara

Diantara gelap dunia oleh sang malam

..

Tetesan embun pagi tak mampu ia jabarkan

Titian langkah pengembara waktu tak dapat ia rasakan

Hingga kumandang suara langit ia hiraukan

Hanya tanda tanya yang ia dapatkan

...

Tepisan asmara telah ia cerna kembali

Menjadikan dua insan bersatu di dunia ini

Menghiraukan insan yang sedang mabuk asmara

Berjalan lurus menantang jalanan terjal

...

Mencari kembali asmara yang terpisah

Tak menghiraukan goresan tua di hati

Mencari kepuasan melihat kobaran asmara lain

Mencerna kehidupan dengan kemustahilan

Menepis suara langit dengan ketidakpercayaan

Mencari makna yang tak pernah diketahui..

Aku tersenyum senang, Ilmi sahabatku menaruh satu puisi ini di buku kumpulan puisi-puisi yang aku buat. Ada satu pesan yang menyertai puisi ini, "Puisimu terlalu menyentuh hatiku bro.. hahaha... sory, aku ngga sengaja mbuka bukumu trus aku liat pusimu yang kamu tulis untuk aku.. hahhaha... nah, gantian ini dari sahabatmu, Ilmi... thanks for everything... :)" dan setelah kucermati, ternyata ini puisiku sendiri yang ia tulis kembali diselembar kertas dan menaruhnya lagi di bukuku. Hahahaha itulah Ilmi.

Cintanya tak pernah sampaiWhere stories live. Discover now