...Pemburu Asrmara...
Memandu dua insan di antara geliat waktu
Hantarkan aksara dari bait sang pencipta
Kucurkan benih tetesan asmara
Diantara gelap dunia oleh sang malam
..
Tetesan embun pagi tak mampu ia jabarkan
Titian langkah pengembara waktu tak dapat ia rasakan
Hingga kumandang suara langit ia hiraukan
Hanya tanda tanya yang ia dapatkan
...
Tepisan asmara telah ia cerna kembali
Menjadikan dua insan bersatu di dunia ini
Menghiraukan insan yang sedang mabuk asmara
Berjalan lurus menantang jalanan terjal
...
Mencari kembali asmara yang terpisah
Tak menghiraukan goresan tua di hati
Mencari kepuasan melihat kobaran asmara lain
Mencerna kehidupan dengan kemustahilan
Menepis suara langit dengan ketidakpercayaan
Mencari makna yang tak pernah diketahui..
Aku tersenyum senang, Ilmi sahabatku menaruh satu puisi ini di buku kumpulan puisi-puisi yang aku buat. Ada satu pesan yang menyertai puisi ini, "Puisimu terlalu menyentuh hatiku bro.. hahaha... sory, aku ngga sengaja mbuka bukumu trus aku liat pusimu yang kamu tulis untuk aku.. hahhaha... nah, gantian ini dari sahabatmu, Ilmi... thanks for everything... :)" dan setelah kucermati, ternyata ini puisiku sendiri yang ia tulis kembali diselembar kertas dan menaruhnya lagi di bukuku. Hahahaha itulah Ilmi.

YOU ARE READING
Cintanya tak pernah sampai
Storie brevi{Completed} Cerita pendek. Antara Aku sebagai peran tambahan yang bisanya nulis dan ikut-ikutan apa yang dilakuin sama Ilmi. Sahabatku.