Goodbye Love (KookMin)

1.6K 186 7
                                    

Waktu terus berganti, kian hari semua terasa berat bagi Jimin. Senyum dan tawa manisnya perlahan menghilang dari dirinya.

Tak ada lagi Jimin yang seperti dulu, hanya Jimin yang tersenyum tipis jika di sapa, hanya Jimin yang pendiam jika di ajak bicara, dan hanya Jimin yang suram.

Jimin yang dulu sudah pergi bersama mantan kekasihnya. Sudah lenyap di telan kekecewaan.

Namun Jimin masih dapat tersenyum saat dia sendiri. Mengingat memorinya bersama cintanya cukup membuatnya tersenyum bahagia dan juga menangis menyedihkan di waktu yang bersamaan.

Pria itu, seharusnya Jimin tidak usah berurusan tentang cinta dengannya.
Pria itu, seharusnya Jimin tau kalau akhir dari cintanya akan hancur seperti ini. Pria itu, bisa membuat Jimin hancur seperti sekarang.

Jeon Jungkook, si pria dengan ribuan pesona. Jeon Jungkook, si pria yang mampu membuat Jimin semakin jatuh.
21 hari yang lalu awal dari segala kehancuran Jimin.

Tepat di jam 12.00 Jimin yang sedang berjalan kaki menuju supermarket yang lumayan jauh dari rumahnya melihat kedekatan Jungkook dengan seorang gadis.

Sempat menyangkal kalau yang dilihatnya adalah Jungkook, namun itu benar-benar Jungkook sekeras apa pun menyangkalnya.

Dia dengan gadis itu tampak bercanda dan yang membuat dunia Jimin hancur seketika itu saat Jungkook mencium bibir gadis itu.

Berciuman lembut dan halus, sama saat Jungkook menciumnya.

Dan dari hari itu pula Jungkook pulang ke rumah sederhana mereka, mengeluarkan kopernya dan memberskan baju-bajunya.

Dan kata terakhir yang Jungkook ucapkan untuk Jimin adalah.

"Maaf, aku sungguh mencintaimu."

Omong kosong.

Seharusnya ini tidak akan terjadi jika Jimin terus menolah Jungkook waktu dulu.

Seharusnya dia sekarang bahagia tanpa mengenal Jungkook.

Seharusnya ini semua tidak terjadi.

🌈🌈

Walau terpuruk Jimin mestinya patut bersyukur karena masih ada beberapa sahabat yang dengan setia memaninya.
Siapa lagi kalau bukan Yoongi dan Hoseok.

Dua makhluk dengan sifat yang bertolak belakang.

Si cuek Yoongi dan si heboh Hoseok, yang dapat menjadi paduan yang luar biasa jika mereka bersama.

Secuek apa pun Yoongi dia akan tetap memberi semangat untuk Jimin.

Seheboh apa pun Hoseok dia akan tetap menjadi tempat curhat yang baik untuk Jimin.

Tanpa mereka yang menjadi tempat sandaran Jimin, mungkin pria manis itu sudah memilih untuk bunuh diri.

Ya, walau Jimin yang dulu masih belum dapat kembali, tapi Yoongi dan Hoseok yakin Jimin yang secerah mentari akan datang ke dalam hidup mereka kembali.

"Jimin, aku dan Yoongi akan menginao di rumahmu setelah pulang kantor."

Hoseok menampilkan senyum cerahnya sambil menatap Jimin yang mengangguk tanda setuju. Walau wajahnya tampak tak menunjuka ekspersi apapun. Tapi siapa sangka hatinya menghangat mendengar sahabatnya akan menginap di rumah sepinya.

"Oh ya. Besok sore kita di undang oleh Seokjin Hyung untuk makan malam di rumahnya."

Obrolan di jam makan siang mereka di dominasi oleh Hoseok 90% yang bercerita tentang apa pun dan Yoongi 9% yang hanya menanggapi cerita Hoseok atau sesekali bertanya dan Jimin 1% yang hanya menagguk.

Biarpun begitu makan siang mereka tetap menyenangkan apa lagi ini hari pertama Jimin makan siang dengan mereka setepah berminggu-minggu hanya diam di dalam kantor jika makan siang.

🌈🌈

Acara makan malam di kediaman Kim Seokjin pun tiba. Acara hari ini untuk menyambut keluarga baru Kim Seokjin dan Kim Namjoon.

Mereka baru saja mengadobsi seorang anak perempuan berusia dua tahun yang sangat lucu.

Jimin datang dengan sekotak kado besar di tangannya.

"Jimin, kau datang sayang." Seokjin memeluknya erat.

"Maaf kan aku selama ini tidak menemaimu. Kau tau aku sibuk membuat ikatan batin dengan Raena kan." Seokjin mengelus lembut pipi Jimin yang dilihatnya lebih tirus.

"Iya hyung. Aku tau."

Mata bulatnya pipi penuhnya dengan rambut hitamnya cukup membuat Jimin mengingat Jungkook.

"Hai, sayang." Ucap Jimin dengan senyum lembut yang sempat hilang.

"Jimin, bisa kau menjaga Raena dulu. Aku harus memyiapkan makanan untuk kalian."

Makan malam telah selesai dan sekarang seluruh tamu yang hanya beberapa orang saja tengah berada di ruang tamu untuk sekedar mengobrol.

"Punya anak benar-benar melelahkan Jimin, tapi rasa bahagiamu akan menutupi rasa lelahmu." Seokjim tengah memantau Raena yang bermain dengan sepupunya Kim Taehyung.

Sedangkan Jimin hanya tertunduk menyembunyikan senyumnya saat melihat bayi cantik yang mampu membuatnya tersenyum lagi.

"Aku rasa, aku ingin memiki anak juga Hyung. Sudah berminggu-minggu duniaku rasanya hancur namun malam ini saat aku bertemu dengan Raena yang tersenyum ke arahku, rasanya duniaku kembali membaik."

Jimin tersenyum sangat manis. Mampu membuat Yoongi yang agak jauh dari mereka menendang Hoseok untuk memberitau senyum Jimin telah kembali.

"Kurasa itu baik. Tapi agak susah jika kau belum menikah Jimin." Seokjin bermaksud untuk mengoda Jimin.

"Menikah ya."

"Iya, maka dari itu bukalah hatimu kembali. Jadi Jimin yang dulu lagi. Mungkin Kim Taehyung akan cocok denganmu." Goda Seokjin kemudian.

"Ya, kurasa."

Selamat tinggal cinta lamaku. Karena aku harus melanjutkan hidup tanpamu maka aku harus bisa menjalani hidupku tanpamu.

The end

⏪We Talk About Jimin⏩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang