[3] Hari kedua

523 80 24
                                    

Petra melangkahkan kakinya dengan riang menuju tempat laundry. Untung saja kemarin Hanji memberinya salep pereda nyeri, kalau tidak, mungkin Petra tidak bisa berjalan sekarang ini. Bukannya terlalu berlebihan, tapi tubuh Petra memang tidak sekuat orang pada umumnya.

Sejak kecil Petra sudah sering sakit dan tentu saja ayahnya akan membawanya ke rumah sakit. Karena itu Petra sangat tidak suka berada di sana. Petra sudah terlalu bosan dengan bau obat yang menyerbak kemana - mana.

'Klinting'

Petra membuka pintu tempat laundry sambil tersenyum manis.
"Selamat pagi semua!" ucap Petra riang.
"Pagi Petra!" balas Eren tak kalah riangnya, disusul para karyawan yang lain.
"Petra, bagaimana? Apa salep yang aku berikan mujarab?" Hanji merangkul bahu Petra dan mengedipkan sebelah matanya.

"Iya! Salep itu sangat ampuh! Hanji-san dapat salep itu dari siapa?" Hanji tidak menjawab pertanyaan Petra, ia malah menunjuk Levi dengan dagunya. Petra tersenyum.
"Selamat pagi bos!"
"Pagi" balas Levi dengan singkat dan segera berlalu menuju kantornya di lantai dua, sementara Petra dan karyawan yang lainnya segera menuju ruang loker yang letaknya bersebelahan dengan dapur.

Disana mereka mengganti pakaian mereka dengan seragam khusus karyawan Royal Laundry dan menyimpan barang - barang pribadi mereka di dalam loker. Di sudut ruangan sudah disediakan dua sekat bersebelahan untuk mengganti pakaian. Sementara di sebelahnya ada pintu yang langsung terhubung dengan dapur. Kadang pintu itu dibiarkan terus terbuka, saat tempat Laundry akan tutup baru pintu itu di kunci lagi.

Disaat yang lain sedang bergantian mengganti pakaian mereka, Petra hanya bisa duduk sambil memperhatikan. Pasalnya Levi belum memberinya seragam Royal Laundry. Petra mendengus dan beranjak menuju loker miliknya hendak menaruh tas selempang yang ia kenakan.

Betapa terkejutnya Petra saat melihat isi dari lokernya. Disana sudah ada seragam Royal Laundry lengkap dengan papan namanya sendiri. Seragam itu memiliki atasan kemeja berwarna cream dengan pita coklat pada bagian kerahnya dan bawahan rok berwarna senada dengan pita yang ada di kerah kemejanya. Tanpa menunda lagi, Petra segera masuk kedalam sekat dan mulai mengganti pakaiannya.

Senyuman Petra mengembang, dadanya penuh dengan rasa bahagia yang membuncah. Akhirnya Petra bisa mendapatkan papan namanya sendiri, sejak dulu Petra selalu bermimpi agar punya papan nama seperti ini. Namanya diukir dengan tulisan yang sangat indah di papan nama itu.

Saat Petra keluar dari sekat, semua orang memperhatikannya.
"Wow, kau terlihat sangat cantik Petra!" ucap Eren dengan tatapan berbinar.
"Eren benar, kau sangat cocok mengenakan seragam itu" tambah Armin dengan senyumannya.
"Terimakasih banyak" Petra tersenyum menanggapi pujian Eren dan Armin.

"Apa kalian sudah selesai? Lihat jam! Ini sudah hampir pukul delapan dan kalian belum merapikan ruangan depan?!" hardik Levi dengan tatapan tajam. Entah sejak kapan Levi ada di depan pintu ruangan loker, tidak ada yang menyadarinya sama sekali. Secara serempak semuanya segera berlalu mengurusi pekerjaannya masing - masing.

Eren memasang papan di depan tempat laundry, Mikasa merapikan uang di dalam mesin kasir, Sasha menyapu lantai dan Armin mengelap meja kasir. Tentu saja Petra hanya berkutat dengan dua kantung sampah, karena sejak awal pekerjaannya hanya itu.

Petra merasa bingung, sejak partama ia bekerja disini sekalipun tidak pernah Petra melihat Hanji bekerja. Bahkan Petra tidak tau dimana Hanji sekarang ini, sejak Levi datang ke ruangan loker Hanji langsung menghilang dengan mudahnya.

Tak mau ambil pusing, Petra segera membuka pintu belakang dan membuang kantung sampah ke tempat sampah. Saat hendak masuk ke dalam bangunan laundry, Petra tak sengaja berbalas tatap dengan pria yang ada di sebelahnya. Kegiatan yang dilakukan pria itu sama dengan Petra, membuang sampah.

Stay a WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang