[1] Royal Laundry

909 90 18
                                    

'Klinting'

Suara lonceng pintu yang di buka membuat semua orang yang ada di dalam tempat itu menoleh ke arah pintu, pasalnya tempat laundry ini belum buka dan sudah ada yang mengunjunginya.

"Maaf nona tapi laundry ini belum buka" ucap seorang pria tampan dengan bola mata berwarna hijau. Dari nada bicaranya, terlihat sekali kalau pria ini memiliki semangat yang tinggi.

"Haha iya aku tahu kok, justru karena itu, aku datang sebelum laundrynya buka" Petra tertawa kecil melihat empat orang yang ada di hadapannya kebingungan.

"Aku karyawan magang disini" jelas Petra lagi.

"Oh, jadi kau orangnya! Kalau begitu selamat datang!" ucap seorang wanita dengan riang sembil mengamit lengan kanan Petra. Petra tersenyum melihat kelakuan wanita itu.

"Oh iya, aku lupa! Namaku Petra, mohon bantuannya" Petra mengenalkan dirinya sambil sedikit menundukan badannya.

"Namaku Eren Jaegar" pria bermata hijau yang pertama kali bicara pada Petra mengulurkan tanganya untuk menyalami Petra. Dengan senang hati Petra menerima uluran itu dan tersenyum. Begitu juga Eren.

"Namaku Mikasa" seorang gadis berambut hitam sebahu langsung menarik tangan Petra dari tangan Eren. Mikasa menyalami tangan Petra.

"Halo Mikasa salam kenal" Petra tersenyum manis dan membalas salaman dari Mikasa.

"Namaku Sasha dan ini Armin" ujar gadis yang tadi mengamit lengan kanan Petra. Ia menunjuk seseorang di sebelahnya, Armin memiliki rambut blonde sepanjang telingannya. Armin tersenyum malu - malu pada Petra, sementara Petra sendiri tersenyum dengan sangat manis.

"Halo, mohon bantuannya ya" sekali lagi Petra menundukan badannya.

"Ayo kita jadi partner yang baik!" ujar Eren dengan semangat. Petra tersenyum melihat teman-teman kerjanya. Entah mengapa Petra merasa sudah sangat dekat dengan teman-temannya ini. Terlebih Eren.

"Ternyata kau sudah ada di sini, baguslah, aku tidak ingin menunggumu untuk datang terlambat" itu pria yang kemarin, dia, pria yang kasar dan tidak sopan itu.

"Halo, tuan. Aku merasa tersanjung kau mau menungguku" kata Petra berusaha menyindir pria itu.

"Jangan salah sangka bodoh, aku menunggumu karena kau punya banyak pekerjaan. Dan kau akan bekerja disini selama tujuh hari sebelum natal" ujar pria itu dengan nada dan tatapan datar.

"Bagus! kalau begitu aku bisa mulai bekerja sekarang kan?" tanya Petra dengan semangat.

"Apa kau tidak mendengarku? apa kau tuli? kubilang tujuh hari sebelum natal, dan itu berarti kau mulai bekerja besok bukan sekarang!" Petra mencebik. kenapa sih pria di depannya ini tidak bisa menggunkan bahasa yang lebih sopan?

"Maaf tuan, tapi sebenarnya kau ini siapa? kenapa kau mengaturku? apa kau bosnya disini? tempat ini milikmu begitu?" sungguh, Petra benar - benar kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Dia berubah menjadi gadis yang tidak punya sopan santun sekarang, dan semua itu karena pria ini.

"Iya, semua itu memang benar! Aku bosnya disini, aku pemilik tempat ini! Jadi jaga sikapmu kalau kau tidak mau ku pecat tanpa menerima gaji sepeser pun" tunggu, gaji? Bukankah kesepakatan awalnya Petra bekerja di laundry ini hanya untuk membayar hutangnya? Kenapa malah mendapatkan gaji?

Biarlah, yang penting aku dapat uang, Petra membatin.

"Hmm ma-af bos" ucap Petra lirih.

"Bagus, jaga sikapmu! Kau mengerti?" Petra hanya mengangguk menanggapi pria itu.

"Sekarang ikut aku, akan ku jelaskan apa saja yang harus kau lakukan. Tapi sebelum itu, namaku Levi Ackerman. Aku bosmu jadi patuhi saja perkataanku" What the hell? Perkenalan macam apa itu?! Petra hanya bisa menjerit dalam hatinya.

"Ayo!" Levi berjalan di depan dan Petra mengikutinya dari belakang.
"Ini adalah tempat untuk mencuci" jelas Levi saat mereka memasuki ruangan dengan 10 buah mesin cuci. Setelah itu mereka berjalan kembali.

Ruangan yang di tuju Levi kali ini lebih kecil dari ruangan mencuci tadi.
"Ini ruang untuk menyetrika pakaian" Petra mengangguk menanggapi penjelasan Levi.

"Ini ruang reparasi" Levi menunjuk ruangan berisi dua buah mesin jahit dan lemari besar yang berisikan laci - laci kecil.

"Apa yang ada di laci itu, bos?" Petra menunjuk laci-laci kecil yang ada di lemari selebar dinding.

"Isinya banyak, ada beberapa yang isinya kancing, ada yang isinya jarum, dan barang lain yang di gunakkan untuk menjahit" jelas Levi langsung meninggalkan Petra.

Mau tidak mau, Petra harus sedikit berlari menyusul Levi. Tempat laundry ini cukup luas, dekorasinya juga elegan. Lebih mirip dengan kafe bahkan. Saat di depan tadi, tepatnya di kasir, ada lemari kaca yang berisi beberapa jenis teh hitam. Entah untuk apa gunanya teh-teh itu, tidak mungkin juga kan mencuci baju dengan teh.

"Cepat bodoh! Jangan lambat seperti siput!" hardik Levi.
"Sabar sedikit bos" Petra mencebik di belakang Levi. Sesaat Levi melirik Petra dari ujung matanya.

"Di sini kita menjemur pakaian" Levi dan Petra berada di atap sekarang, dan wow! Pemandangan dari atas atap sangat indah. Petra sampai mengabaikan Levi yang berteriak memanggilnya untuk melihat bagian lain dari tempat laundry ini.

"Hei! Ternyata kau tidak hanya bodoh ya? Kau juga tuli! Iya kan?!" Levi memasamkan wajahnya sekarang. Sungguh tidak enak di pandang, batin Petra.

"Jadi bos, apa yang akan kukerjakan? Aku bisa kok menjemur pakaian" Petra dengan wajah manisnya tersenyum ke arah Levi. Petra sengaja menawarkan diri untuk jadi 'tukang jemur pakaian' agar dia bisa melihat Kyoto dari atap tempat laundry ini.

"Tidak! Kalau kau yang menjemur pakaian, bisa - bisa semuanya terbang atau yang lebih parah, pakaian itu jatuh ke tanah dan kotor! Aku tidak mau itu terjadi" jelas Levi panjang lebar. Petra menghela napasnya.

Gagal sudah melihat Kyoto dari atap, Petra membatin.
"Kalau begitu, aku bisa kok jadi greeter" ujar Petra semangat. Levi membalikan badanya menatap Petra.
"Pekerjaan itu sudah dilakukan oleh Eren, lagi pula, kau tidak pumya penampilan yang menarik untuk jadi greeter" Serasa tertohok, Petra belum pernah merasa seterhina ini sebelumnya.

"Lalu apa? Apa yang akan aku kerjakan di tempat laundry ini?!" tanya Petra sedikit emosi.

"Pekerjaan yang sangat simpel Petra, kau hanya harus melakukannya dua kali dalam satu hari" jelas Levi. Petra mengernyit keheranan. Pekerjaan macam apa itu? Batin Petra.

Saat Petra sedang kebingungan menebak apa pekerjaannya, Levi malah dengan ringannya berkata,
"Kau hanya perlu membuang sampah"

🚮🚮🚮

Maksa banget biar update hari ini 😂🔫

•Ginmarine

Stay a WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang