Catatan Malam Pergantian Tahun

Part 2

Dari aku lahir sampai aku sebesar ini, aku hanya pernah melihatnya di TV. Kelihatannya menyenangkan. Bahkan di TV banyak keluarga yang tersenyum bahagia sembari menyalakan kembang api.

---<>--<>---

Tetapi, jika itu memang membahagiakan mengapa keluarga ku tidak pernah melakukan itu? Apakah aku salah faham jika aku berfikir bahwa kegiatan itu menyenangkan? Atau mungkin orang tua ku terlalu tabu untuk hal-hal seperti itu? Mungkin keduanya merupakan jawaban yang benar. Karena orang tua ku pernah bilang bahwa menurut mereka merayakan malam tahun itu hanya menghabiskan uang dan sama sekali tak bermanfaat karena uang yang dicari dengan susah payah hanya digunakan untuk hura-hura dalam jangka waktu 1 malam.

Aku sendiri tak tau apakah benar jika merayakan malam tahun baru merupakan tindakan menghabiskan uang tanpa manfaat, karena aku sendiri tak pernah merasakan bagaimana rasanya merayakan malam pergantian tahun. Tapi, kalau dipikir-pikir tergantung manusia nya juga sih. Kalau dia merayakan malam tahun baru dengan duduk santai di pantai sambil bercengkerama sembari menonton kembang api, dimana letak hura-hura nya? Toh kembang api juga disediakan oleh pihak pariwisata pantai. Dan kita sebagai pengunjung tugasnya adalah menikmati keriuahan kembang api.
Malam ini pukul 23.00 WIB.

Tinggal 1 jam lagi semua orang di pantai akan tersenyum bahagia dengan sorak sorai heboh sambil meniup terompet dengan mengucapkan "SELAMAT DATANG 2014" secara bersamaan di bawah meriahnya kembang api yang menghiasi langit malam.

Sungguh, kegiatan yang membayangkannya saja aku tak mampu. Karena semua terlalu mustahil untuk menjadi nyata bagiku. Meskipun aku tahu, bagi mereka yang biasa merayakan, hal itu merupakan hal sepele.

Padahal mereka seharusnya bersyukur. Karena mereka tak pernah tahu betapa banyak orang yang menginginkan kehidupan seperti yang mereka jalani.