Bismillahirrohmanirrohim...
Atas nama cinta, aku ingin menyapamu..
Kakak, apa kabarmu di negeri aman nan tenteram ini? Apa pagi ini Kakak sudah bergegas untuk bangun dan menjemput mimpi? Ataukah Kakak masih terlelap di pembaringan tidurmu yang nyaman?.
Kakak, aku di sini tidak bisa tidur. Di sini dingin, tak ada selimut hangat seperti yang tengah engkau kenakan.
Kakak, bagaimana menu sarapan pagimu ini? Apakah Kakak suka? Atau malah sebaliknya, kau sisakan makanan di piring makananmu karena engkau tak selera?.
Padahal, apa Kakak tahu? Untuk dapat makanan, aku harus menunggu antrean panjang, karena persediaan makanan pun kami tak punya.
Kakak, kenapa Kakak sulit untuk dibangunkan sholat malam? Apakah tidurmu terlalu nyenyak? Kakak, tak ingatkah engkau untuk doakan aku? Minimal satu kali dalam sehari, engkau sebut aku dalam lantunan doamu.
Doakan aku agar aku masih mampu menyongsong hari esok dan merasakan sejuknya udara di pagi hari, lagi, dan lagi. Karena aku juga punya mimpi yang harus aku kejar esok hari, sama sepertimu.
Kakak, kenapa Kakak begitu loyo dalam bekerja? Apa gajimu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanmu? Atau mungkin engkau mulai tidak betah dengan nyamannya hidupmu itu?.
Coba lihat aku, aku lihat dengan mata kepala sendiri satu persatu saudaraku dipukuli, ditembaki, ditampar, dibakar, dipenggal. Pemandangan itu sudah jadi santapanku sehari-hari. Dan aku telah bersiap untuk semua itu. Tapi aku tetap tegar.
Kakak, kenapa waktumu engkau sia-siakan begitu saja? Engkau banyak berkhayal, duduk manis membuang waktumu di depan layar komputermu. Adakalanya kau dendangkan musik di kala bosan untuk sekedar membunuh waktu senggangmu. Atau bahkan engkau mainkan games di layar gadget-mu sambil tertawa, atau mengumpat tiba-tiba jika engkau kalah.
Tidakkah engkau sadar terkadang aku juga ingin? Tapi apa daya, tank baja raksasa itu memakan lahan bermain aku dan teman-temanku. Bahkan tak jarang letupan senjata yang memekakkan telinga itu diarahkan untuk merusak tempat tinggalku. Kakak, aku mau tinggal di mana?.
Kakak, kudengar sesekali engkau mengeluh dengan suhu kamarmu yang terkadang membuat gerah. Kakak, maukah engkau sejenak bertukar tempat denganku?.
Kini, terik matahari adalah selimut siangku, dinginnya angin malam adalah mantel tidurku. Aku tidak punya tempat yang layak, Kak. Mereka telah mengambilnya dari kami.
Kakak, dalam beberapa waktu ke belakang, sudah berapa lama engkau bertamasya? Sudah berapa sering engkau ke bioskop untuk menonton film baru?.
Kakak, mengertilah. Hari-hariku saja kadang tak disambut dengan makan, dan kusambung di hari berikutnya. Aku tidak punya makanan, Kak. Aku juga mau roti gandum dipadu susu, atau sereal cokelat yang sering engkau santap di pagi hari.
Kakak, pernahkah engkau berpikir untuk menjengukku? Atau minimal engkau memikirkan aku? Di tanah ini, ribuan pasukan dan bala tentaranya telah mengepung kami dan siap membumihanguskan rumah-rumah kami. Jikapun di dunia ini tak bisa kunikmati makanan, doakan aku agar surga menyambutku di kala berbuka jika memang takdir itu yang harus aku terima. Aku ikhlas, Kak.
Inilah sekelumit bentuk perjuangan kami untuk mempertahankan tempat suci ini. Kakak, tak perlulah engkau datang ke sini. Aku hanya meminta kebaikan lisanmu untuk senantiasa doakan aku dan saudaraku. Doakan aku agar selalu bertahan, doakan aku agar hidupku yang singkat ini diliputi keberkahan.
***
Ini hanya sepetik ungkapan tentang gambaran, apa-apa yang dirasakan saudara-saudara kita di pelosok Gaza Palestina. Sebuah potret negeri yang terluka, yang jika kita cermati dengan logika mungkin dalam beberapa dekade hanya akan tinggal nama. Tapi tidak! Ingatkah kita tentang janji Tuhan kita? "Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meninggikan kedudukannya..." (QS. Muhammad: 7).
Sesungguhnya mereka yang telah syahid tidak akan pernah mati. Mereka akan kekal dan bahagia di sisi Tuhannya. Adapun kini mereka yang masih berjuang menghadapi keganasan bala tentara, sungguh mereka adalah sebaik-baik tentara Allah. Mulialah hidup mereka, atau jikalau mati maka hadiahnya adalah surga. Semoga Allah senantiasa luruskan lidah dan langkah kita untuk senantiasa bersyukur pada tiap helaan nafas, di kala menghadapi beratnya ujian ataupun indahnya kenikmatan. Ayo kita persembahkan doa-doa terbaik, untuk saudara kita di seberang sana.
Liridholillahi Wa Li Syafa'ati Rasulillah Sollallahu 'Alaihi Wa Salam, Al-Fatihah....
#Terimakasih
#SAVEPALESTINE
#Palestine #Will #Be #Free
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil Dari Anak Palestina(SKDAP)
Cerita PendekRenungkan! Bagaimana seandainya kau berada di posisi mereka? Miris, bukan?