Hoseok melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia melirik gadis di sebelahnya, yang masih saja memasang muka masam. Cowok itu akhirnya memilih untuk menyetel musik, memecahkan kesunyian diantara mereka."Mau ke mana dulu?" tanya Hoseok.
"Toko batik. Cariin yang bagus tapi murah," jawab Moon Byul masih menatap lurus ke jalan di depan.
"Ada. Di pasar mau?"
"Kenapa enggak!"
Jawaban Moon Byul diluar ekspektasi Hoseok. Ia kira gadis itu tak akan senang berbelanja di tempat ramai seperti itu. Hoseok bahkan juga membayangkan gadis kota seperti Moon Byul lebih baik belanja di butik atau di gerai-gerai yang ada dalam mall.
Sebuah garis melengkung terulas di wajah tampan Hoseok.
Calon istri idaman, nih, batinnya.
Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di pasar di kawasan Malioboro.
"Gue bakalan lama, jadi gue harap lo nggak ngeluh nantinya," Moon Byul memperingatkan Hoseok dari awal.
"Nggak. Gue seneng kok lama-lama sama lo. Makin lama makin bagus," Hoseok tersenyum penuh arti. "Apalagi sampai pelaminan, terus sampai kita kakek nenek nanti."
"Woy! Bangun!" Moon Byul menepukkan tangannya di depan wajah Hoseok. "Mimpi lo?!"
"Yuklah! Keburu rame," ujar Hoseok sambil turun dari mobilnya. Tak lupa ia membukakan pintu untuk Moon Byul. Tangannya terulur untuk membantu Moon Byul turun.
Sayang, tangan cowok itu ditepis oleh Moon Byul, seraya berkata, "Nggak usah sok romantis. Lo bukan pacar gue."
"Calon!" Hoseok membenarkan, tapi sayang disambut tinjuan pada lengan Hoseok.
"Jangan nyebutin hal-hal horor kek gitu! Nakutin tau nggak!" seru Moon Byul sambil berjalan melewati cowok itu.
Moon Byul memulai perburuan batik sepasang untuk ayah dan ibunya. Juga beberapa kemeja batik untuk teman-temannya. Sedangkan Hoseok hanya mengikuti di belakangnya.
Diam-diam Hoseok mengawasi gadis itu. Sesekali ia menjaga keseimbangan Moon Byul ketika gadis itu tersenggol oleh pengunjung lainnya.
Tiba-tiba gadis itu berhenti di salah satu los di bagian pinggir. Dilihatnya sepasang baju yang akan terlihat cocok untuk ayah ibunya. Namun sayangnya ada dua motif yang berbeda. Ia jadi sedikit bimbang.
Moon Byul lantas menoleh pada Hoseok. "Menurut lo bagus yang warna biru itu atau warna pastel kayak yang ini?"
Hoseok yang tidak siap akan ditanyai seperti ini jadi sedikit kelabakan, "Ha? Heh? Apa?"
Tiba-tiba saja hatinya merasa hangat. Keberadaannya dianggap sedikit penting oleh Moon Byul. Walau Hoseok tahu, hanya sedikit.
"Woy, Seok! Perhatiin dong kalo ada orang ngomong!" Moon Byul mendecak kesal. "Yang ini apa yang ini?"
"Biru kay.." baru separuh Hoseok menjawab, Moon Byul sudah berbalik.
"Yang ini aja pak," ucap Moon Byul pada sang penjual. Gadis itu memilih baju berwarna pastel.
"Yaelah, ngapain nanya gue, kalo ujung-ujungnya lo pilih sendiri," cibir Hoseok keki.
"Karena gue mau milih yang bukan pilihan elo," sahut Moon Byul cuek.
Hoseok sabar kok.
"Lanjut! Gue mau cariin kemeja buat temen gue," tukas Moon Byul setelah membayar dan menerima baju pilihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
selene-o-phile | j.hs & m.b
FanfictionSelenophile (n.) a (person)❌ horse who loves the moon [byul] . This is spin-off story of Bang! I decided to write the special story of Bang! here. Story about Jung Hoseok and Moon Byul. . enjoy!