3 : Date? Or... Not!

399 81 21
                                    

"Ga! Anterin gue!" seru Moonbyul di depan kamar Suga.

Suga menoleh ke arah pintu kamarnya, menatap malas teman masa kecilnya itu. Tingkat ke-mager-annya meningkat dua kali lipat lantaran ia begadang untuk ujiannya hari ini.

"Kemana?" sahutnya malas.

"Gue kan balik dua hari lagi, so, hari ini anterin gue beli oleh-oleh," tukas Moonbyul.

"Hari ini?" Suga beranjak dari ranjangnya, lalu berjalan mendekati Moonbyul. "Nggak bisa. Gue ada ujian hari ini. Besok aja lah."

"Ih, nggak bisa Suga! Besok gue mau packing," ujar Moonbyul keberatan.

"Emang yang lain gak ada yang bisa nganter? Si mamah?" tanya cowok itu.

"Mamah ada arisan katanya."

"Elah, gue kan juga ga bisa nunda ujian, Byul."

Suga lantas berbalik, berjalan menuju ranjangnya. Mencari-cari ponselnya disana. Moonbyul mengikuti pergerakan cowok itu, lantas duduk di ranjang Suga.

"Nyari apa sih lo?" tanya Moonbyul sambil menatap Suga aneh.

"Bentar, gue tanyain temen gue yang selo. Biar dia yang nganterin lo beli oleh-oleh," jelas Suga.

"Temen lo?!" Moonbyul menatap curiga ke arah Suga.

Cowok itu hanya membalasnya dengan anggukan.

"Kan gue nggak kenal temen lo. It will be super duper awkward for us!" protes Moonbyul keberatan.

"Ya lo kenalan dulu laah. Ngobrol, sapa tau nyambung, terus kecantol, eh... jadian!" cetus Suga.

"Yaelah nggak bakalan! Lagian lo nggak usah pura-pura nggak tau, gue kan sukanya sama lo," sahut Moonbyul.

"Tapi gue nganggep lo sodara gue, Byul. Lo harus move on, lah!" jawab Suga blak-blakan.

Moonbyul tersenyum kecut. Lagi-lagi ia ditolak.

"Duh, ni hape gue mana sih?!" Suga menyingkirkan bantal dan guling ke pinggir kasurnya. Ia mencari-cari sampai di tempat Moonbyul duduk.

"Minggir lo," ucap Suga.

"Nggak ada elah!" seru Moonbyul sambil meraba-raba tempat yang ia duduki.

"Minggir bentar. Kali aja di situ," ujar Suga lagi. Memaksa Moonbyul untuk pindah.

Moonbyul yang malas berpindah tempat terus saja menolak. Ia hanya mengangkat kakinya sedikit lalu mencari-cari di bawah kakinya.

"Nggak a.." tangan Moonbyul berhenti ketika ia menyentuh benda keras persegi panjang di bawahnya.

"Eh.. ada ding," Moonbyul nyengir sambil menyerahkan benda itu pada Suga.

Suga meraih ponselnya dari tangan Moonbyul. Dibukanya ruang obrolan bersama seseorang, lalu ia mengutarakan permintaannya. Yang pasti ia tahu, bahwa orang yang dimintainya tolong tidak akan bisa menolaknya.

Beberapa menit setelah Suga sibuk dengan ponselnya, akhirnya ia menoleh ke arah Moonbyul.

"Fix, temen gue yang bakal nganterin lo. Tenang aja, lo bisa nyuruh-nyuruh dia sesuka hati," Suga menyeringai.

"Temen lo cewek apa cowok? Kalo cowok pasti bakalan awkward banget," tanya Moonbyul.

"Cowok. Tapi tenang aja, anaknya rame kok. Easy-going, pasti lo nyambung," ujar Suga menenangkan.

"Ya udah deh. Kali ini, gue maklumin karena lo ujian," ucap Moonbyul.

*

Suga telah berangkat ke kampus sepuluh menit yang lalu. Sehingga hanya tersisa Moonbyul dan salah seorang asisten rumah tangga yang masih berada di rumah.

selene-o-phile | j.hs & m.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang