P R O L O G

451 41 9
                                    

   "Prefektur Osaka, Jepang, 23 Maret 1997,
Bersamaan dengan mekarnya sakura di kota ini, saat itu pula hatiku merekah atas munculnya matahariku ke dunia. Kunamakan dia Myoui Mina. Calon gadis cantikku yang kuharapkan dapat membawa aku dan istriku menuju tempat yang terang benderang. Bayi mungilku yang kuharapkan dapat bersinar cerah ketika nanti dia tumbuh. Semoga Tuhan tak hanya mendengar doaku, namun akan mengabulkannya juga. Dan semoga aku masih dapat melihatnya ketika bersinar nanti."

   Mina membalik lembar berikutnya dari buku harian tua tersebut. Ia mendapati foto masa kecilnya bersama mendiang orang tuanya. Kemudian membaca catatan selanjutnya dimana tulisan penanya mulai memudar hingga bagian tanggalnya tak bisa dibaca lagi, namun dapat ditebak kapan waktu catatan itu ditulis.

   "Hari ini ulang tahun Mina yang ke-7. Aku tidak bisa memberi apapun kecuali sebuah buku lagu Beethoven dan sebuah leotard balet yang diinginkannya. Aku tahu dia sangat mencintai dua hal itu. Hari ini aku sudah berjanji padanya untuk menjemputnya ketika pulang sekolah bersama Sachiko, istriku. Kami sudah menyiapkan sesuatu untuk kejutan ulang tahun. Semoga Mina akan menyukainya. Dan semoga aku masih punya waktu."

   Mata Mina memanas. Air matanya menunggu untuk menetes. Namun ia berusaha membendungnya, tak mengizinkannya membasahi pipinya yang sedang dalam polesan make up. Ia harus tampil cantik malam ini untuk mempertaruhkan biaya hidupnya selama sebulan. Udara di sekitarnya mendadak terasa menyesakkan. Mina memegang dadanya yang terasa sakit. Gadis itu masih berusaha menahan tangis, namun akhirnya usahanya sia-sia. Perlahan peluh matanya mulai menetes.

****

   Jungkook menyesap latte hangatnya yang dia dapatkan dari seorang teman yang bekerja di sebuah café. Lelaki  Jeon itu tidak pernah suka membeli apapun di café, terutama kopi. Katanya akan lebih baik jika dirinya membuat sendiri. Padahal sebenarnya itu karena dia terlalu pelit dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli sesuatu.

   Jungkook berjalan di koridor sempit gedung besar itu. Kemudian membuka salah satu pintu paling ujung diantara jajaran pintu-pintu lainnya. Dia mendapati seorang gadis berpakaian balet sedang menangis menatap sebuah buku catatan yang kertasnya mulai menguning.

   "Hei, kau menangis?" tanya Jungkook sembari duduk di sebelahnya. Gadis itu masih menangis, tak membalas pertanyaan Jungkook. "Myoui Mina, katakan, kau sedang menangis?"

   Mina menoleh ke arah Jungkook. "Tidak." balasnya sambil menyeka kasar air matanya.

   "Bodoh, kau tak perlu berbohong. Kau tahu, kau tak pandai dalam hal itu."

   "Bodoh, kau juga sudah tahu aku menangis, mengapa bertanya lagi?"

   "Aku hanya berbasa-basi," Jungkook menghela napas panjang, "memangnya apa yang membuatmu menangis?" Dia berusaha menatap wajah Mina yang tertunduk, kemudian beralih pada buku harian yang dipegang sahabatnya.

   "Kau merindukan orang tuamu?" Jungkook meletakkan minumannya di sampingnya, kemudian menegakkan tubuh dan menatap Mina lagi.

   Mina mengangkat kepalanya, menatap Jungkook sejenak, kemudian mengangguk. "Kau tahu rupanya."

   "Aku mengerti," Lelaki itu balas menatap Mina, "Butuh pelukan? Kau bisa menangis di pundakku."

   Mina menyandarkan kepalanya pada Jungkook. Gadis Myoui itu terisak sekencang-kencangnya. Air matanya membasahi kaus putih Jungkook. Namun, lelaki itu tak mempedulikan pasal kausnya, dia hanya ingin sahabatnya lebih tenang. Tangannya melingkar di pundak Mina sambil mengusap-usapnya. Sesekali dia memindahkannya ke kepala Mina untuk membelainya. Trik ini selalu Jungkook gunakan untuk menenangkan siapapun, namun sedikit berbeda rasanya ketika orang itu adalah Mina.

   Mina masih terisak. Rupanya ia benar-benar terluka oleh rasa rindunya pada orang tuanya. Hal itu membuat Jungkook ikut merasa sakit. Hatinya nyeri mendengar isakan sahabat kecilnya itu. Dia berharap akan selalu bisa berada bersama Mina dimanapun ia berada. Pasalnya gadis itu benar-benar rentan dan rapuh. Dia ingin selalu menjadi tempat bersandar bagi Mina.
Namun pada akhirnya dia menyadari, Mina tak akan bersamanya selamanya. Suatu saat gadis itu akan menemukan seseorang yang dicintainya, dan dipilihnya sebagai pendamping hidupnya. Dan orang itu akan menggantikan posisi seorang Jeon Jungkook untuk melindungi Myoui Mina-nya.

Entah mengapa Jungkook sedikit merasa keberatan dengan itu.

****

The One That Got Away: The Fool Who's Waiting For The AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang