H I M

199 13 3
                                    

   Kim Taeyeon baru saja menyelesaikan sesi pemotretan bersama salah satu brand terkenal sebagai pemenuhan kontraknya. Gadis itu tak pernah menyangka bahwa pekerjaan itu akan berakhir hingga selarut ini. Dan searang ia harus berjuang mencari ponselnya untuk menghubungi Byun Baekhyun, kekasihnya. Taeyeon merogoh tasnya, namun benda yang dicarinya itu tak kunjung menampakkan bentuknya. Sampai seseorang menepuk pundak Taeyeon dan menyodorkan benda berbentuk kotak berwarna putih tersebut. Taeyeon mendongak kemudian mengucapkan terima kasih pada seseorang yang ternyata adalah salah satu staf. Gadis itu merutuki dirinya yang selalu ceroboh meletakkan barang-barangnya.

   Tanpa menunggu lama, Taeyeon segera menelusuri daftar kontak hingga menemukan kontak yang dicarinya. Ia menekan opsi 'panggil.' Setelah beberapa saat, lelaki itu belum juga mengangkat panggilannya. Taeyeon mencoba berkali-kali namun hasilnya nihil. Apa yang dilakukan lelaki itu sampai tak menjawab panggilanku? rutuknya dalam hati. Gadis itu terus mencoba beberapa kali lagi. Setelah benar-benar tak ada jawaban, ia memutuskan untuk menyerah. Bagaimana dirinya bisa pulang jika seperti ini?

   Gadis itu kembali menelusuri daftar kontaknya barangkali menemukan jalan terang. Bingo! Ia pikir ia telah menemukannya. Ia menatap kontak bertuliskan "DaeDae-ya" sambil tersenyum. Namun pada akhirnya senyumnya memudar. Berbagai pemikiran muncul di benaknya. Apakah dia akan membantunya pada waktu selarut ini? Apakah seorang Kim Jongdae masih akan bersedia melakukan segalanya seperti dulu? Ataukah lelaki itu akan berpikir jika Taeyeon tidak lagi membutuhkannya mengingat gadis itu sudah berpacaran dengan Byun Baekhyun? Mengingat lelaki itu masih dianggapnya sahabat, ditambah lagi percakapan singkat beberapa hari lalu ketika mereka terakhir bertemu, ia merasa lebih yakin. Namun di sisi lain, Taeyeon merasa segelintir keyakinannya memudar. Ia merasakan suasana yang berbeda dengan sebelumnya ketika bertemu lelaki itu tempo hari, ada sedikit perasaan canggung yang tak seharusnya terjadi ketika mereka berbicara seperti pada hari-hari sebelumnya. Hubungan Taeyeon dengan Jongdae menjadi sedikit berubah setelah Baekhyun menyatakan perasaannya pada gadis itu.

   Ia melemparkan tubuhnya ke sofa di sudut ruangan. Gadis itu terus saja menatap layar ponselnya hingga akhirnya, entah secara sadar atau tidak, ia menyentuh opsi "panggil" di bawah identitas kontak Jongdae. Tak perlu menunggu cukup lama, Jongdae sudah mengangkat panggilan Taeyeon. Ia menelan ludah begitu mendengar suara berat dari seberang. Baiklah, lakukan seperti biasanya.

   "J-Jongdae-ya, um...ini aku."

   "Aku tahu itu kau, nuna." balas lelaki itu disusul dengan kikikan kecil setelahnya.

   Taeyeon menegakkan tubuhnya. "S-selamat malam,"

   "Selamat malam. Ada apa nuna meneleponku malam-malam begini?" Lelaki itu terdengar ramah.

   "Dae-ya, apa kau sedang sibuk?"

   "Kurasa tidak, aku baru saja pulang."

   Gadis itu tak bersuara. Ia masih memikirkan bagaimana meminta tolong kepada lelaki itu. Namun ia akhirnya berhasil menenangkan dirinya kembali.

   "Nuna?" Suara lelaki itu kembali menggema di telinganya.

   "Ah, maaf. Um...Dae-ya, aku ingin meminta tolong padamu, bisakah kau menjemputku sekarang?" Taeyeon berhasil mengucapkan semua kata-katanya tersebut tanpa terhenti sama sekali meskipun ia masih terdengar terlalu cepat.

   Namun sepertinya Jongdae masih bisa mengerti apa yang diucapkannya. Lelaki itu mengiyakan lalu meminta Taeyeon untuk mengirimkan alamat tempat dirinya berada sekarang. Lelaki itu sama sekali tak terdengar kesal, bahkan terkesan bersemangat. Seulas senyum terukir di bibir Taeyeon setelah mengetahui bahwa lelaki itu masih tetap sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The One That Got Away: The Fool Who's Waiting For The AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang