Ini cerpen pemenang challenge kemarin. Mohon maaf sekali kepada yang punya cerita ukhti ellieR_ karena baru di posting sekarang Wkwkwk.
Maafkan saya yg sok sibuk ya... 😂
Happy reading! Happy ya...😊.
.
.
.
.KENCAN?
Matahari semakin beranjak naik. Cahayanya mulai menyengat kulit. Terlebih, mengingat sekarang sudah jam 09.30 WIB.
Dari teras rumah kontrakan Rumi, kami melihat Kak Prada meninggalkan halaman.
Mendadak aku merasa gelisah. Kukerling Dito yang berdiri di sebelahku. Terlihat bibir itu membentuk seringai kecil.
“Sekarang kita bisa mulai!” serunya semangat.
Deg!
Seketika jantungku seperti diketuk. Aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi setelah ini. Pasti orang ini merencanakan sesuatu.
Aku tidak akan mau kencan dengan orang tengil macam dia, kalau bukan karena kak Prada.
Bodoh memang, aku mengorbankan diri sendiri demi ikut membantu Kak Prada mengejar gadis impiannya.
Sedangkan aku, harus rela menekan perasaan terdalam supaya terlihat baik-baik saja.
“Ayo!” tanpa izin dia menarik tanganku.
“Hey, lepas!” perintahku tak senang.
Dia tak peduli. Selalu begitu. Sepertinya, membuatku kesal adalah hobinya.
Kami turun dari teras menuju halaman samping. Menemui dua pekerja yang sudah selesai membersihkan tembok.
“Kalian bisa pulang,” ucapan lelaki sinting ini, sukses membuatku melongo.
“Tapi bos ini belum di cat, lho!” ujar salah satu pekerja.
That’s it! Apa maksudnya menyuruh dua pekerja ini pergi?
Aku mengerling, mencela dalam diam. Apa dia bodoh?
“Tenang saja, saya dan Chef Eresta yang akan melanjutkannya,” katanya santai, sukses membuatku melotot.
Apa dia bilang? Dia gila!
“Terimakasih pak, atas bantuannya,” lanjutnya.
Kedua pekerja itu mengangguk. Menurut saja meski dari wajah tampak kebingungan.
“Aku pulang!” seruku berusaha kabur. Bisa kubayangkan hal mengerikan yang akan kami lakukan di sini.
Sigap Dia menahanku. “Janji adalah hutang.”
Aku menelan ludah. Oh God! Cobaan apa lagi ini?
***
“Kalau bantuin yang ikhlas, Cantik! Jangan manyun gitu!” aku tersenyum penuh arti melihat perempuan ini menggerutu tidak jelas sambil mengerjakan tugasnya.“Jadi ini yang namanya kencan?” tanyanya dengan nada kesal. “Ini namanya kerja rodi!”
Kulihat dia buru-buru menampar mulutnya sendiri ketika sebuah cengiran lolos dan tampak di wajahku.
“Jadi kamu mau kencan yang kaya gimana, cantik?” aku kembali menyeringai kepadanya.
Kulihat dia tertunduk dengan wajah tertekuk. Entah mengapa aku senang sekali mengerjai perempuan satu ini. Perempuan yang berusaha tegar dan ikhlas ketika laki-laki yang dia sukai memilih mengejar perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Restaurant de Prada (TAMAT)
RomanceRumi seorang manajer di sebuah restoran Prancis bernama Prada, sama seperti nama pemiliknya. Gadis kaku dan tak peka yang menjunjung tinggi kerpofesionalan ini tidak pernah mengira akan terlibat dalam masalah hidup bosnya itu. Masalah yang membuatny...