-still Rev-
5 menit kemudian...
"Tok... Tok.. Tok"
"Permisi pak bos" kata suara wanita itu.
Itu pasti Rihanna!
"Masuklah" sahutku.
"Ini pak bos kopinya." kata Rihanna sambil berjalan ke meja kerjaku dan memberikanku kopi.
Aku pun ingin segera meminum kopinya.
Tapi...
Aku harus memastikan kalau dia tidak lagi menaruh garam atau apapun di kopiku yang membuat rasa kopiku ini jadi aneh dan tidak enak untukku.
"Tunggu sebentar! Kamu tadi bikin kopinya pake gula kan sesuai dengan pesanan saya?" tanyaku padanya memastikan.
"Ya iyalah pak masa ya iya dong?! Pokoknya tenang aja pak boss. Kopinya pasti uenakkk bingits deh buat pak bos kali ini." kata Rihanna.
"Yakin nieh? Serius? Kamu enggak tambahin apa-apa lagi selain gula kan?" tanyaku lagi pada Rihanna.
"Iya pak bos bawel.Saya serius. Enggak tambahin apa-apa lagi.Pak bos tenang saja. Cuma gula sesuai dengan kemauan pak bos." jawab Ariana.
"Hahhh... Syukurlah kalau kamu tidak menambahkan apapun di kopi saya selain gula. Soalnya saya jadi takut kalau kopi saya memang kamu kasih gula tapi kamu mungkin bisa..ya bisa menambahkan yang lain.misalnya racun tikus, racun rayap,obat tidur dan lain-lain" kataku sambil bernapas lega.
"Yaelah pak boss. Kejam amat fitnahnya. Ingat loh fitnah lebih kejam dari pada fitness. Ngapain coba saya masukin barang kayak gitu ke pak boss? Lagipula kalau saya iseng dan jahil tidak sampai keterlaluan seperti itu juga kelessss" katanya sambil memutar bola matanya dengan kesal.
"Iya maaf deh maaf. Lagipula siapa suruh kamu suka jadi 'trouble maker' disini? Kamu kan hobi bikin ulah dan suasana di kantor kacau." kataku meminta maaf dan menegurnya.
"Soalnya itulah yang menjadi hobi saya. Kalau saya tidak bersifat trouble maker bukan Rihanna Marcelia namanya." ucap Rihanna dengan percaya diri.
Aku pun segera meminum kopiku.
Kali ini rasanya enak sekali.
Benar-benar manis seperti yang aku mau.
"wah... Enak sekali.. Kopinya manis.benar-benar sesuai dengan pesanan saya." pujiku.
"ya bagus deh kalau pak boss suka." kata Rihanna.
"Mulai besok tolong bikinin saya kopi kayak gini terus ya.Saya suka kopi buatanmu." perintahku pada Rihanna dengan nada lembut.
"Iya pak bos" katanya dengan nada lembut.
'Rihanna. Wanita ini walaupun trouble maker bisa kalem juga ternyata. Syukurlah kalau dengan lembut seperti ini wanita ini kelihatannya beneran bisa berubah.' pujiku pada sedikit perubahannya tadi dalam hati.
"Oke.Kamu boleh keluar dari ruanganku dan melanjutkan tugasmu." kataku.
"Iya pak bos. Aku permisi dulu." katanya sambil tersenyum.
Lalu dia pun keluar dari ruanganku.
*skip*
Pukul 5 sore.
Ini waktunya jam kantor selesai.
Aku pun bergegas menuju mobilku.
Tapi sebelum bergegas, aku melihat Rihanna sedang duduk di depan pintu kantor.
Dia sedang asik memainkan smartphonenya.
"Rihanna, kamu belum pulang?" tanyaku padanya lalu duduk di sampingnya.
"Belum pak bos. Lagi pengen duduk dulu nieh sambil main smartphone baru nanti pulang" jawabnya sambil mengalihkan pandangannya ke arahku.
"Pak bos sendiri belum pulang?" tanyanya padaku.
"Tadinya sieh mau pulang. Tapi karena aku liat kamu disini ya saya samperin kamu dulu." jawabku.
"Oh gitu toh pak bos." dia mengangguk.
"Oh ya Rihanna. Mulai sekarang setiap di luar jam kantor jangan panggil saya pak bos. Panggil saja saya Rev." kataku dengan tegas.
"Iya. Rev." katanya.
"Kalau gitu saya antarkan kamu pulang ya.Ini sudah mau malam. Tak baik kalau wanita pulang ketika sudah mau malam." tawarku pada Rihanna.
"Eh enggak usah repot-repot pak bos. Eh.. Rev maksudnya. Makasih loh udah niat tawarin antar pulang.Tapi saya bisa pulang sendiri koq." katanya dengan santai.
"Udah enggak apa-apa koq. Sekalian sieh saya mau tau rumah kamu dimana." kataku.
"Rumah saya? Saya tinggal dong Rev. Masa iya saya bawa rumah saya kemana-mana?!" katanya.
'Somplak!' batinku dalam hati.
"Maksud saya tuh,alamat rumah kamu dimana. Jadi saya kapan-kapan bisa main ke sana." kataku.
"Oh ya udah deh. Kalau gitu ayuk kita pulang." katanya.
Lalu aku dan Rihanna ke parkiran mobil.
Aku dan dia masuk ke dalam mobilku
Pas Rihanna menutup pintu mobilku.
'BAKKK'
Rihanna menutup pintu dengan keras.
"Rihanna! Tutup pintu yang bener dong. Jangan kayak dibanting-banting gitu. Kalau sampai rusak,badan kamu yang akan saya jadikan pintu mobil!" omelku.
"Yaelah Rev! Kamu tuh ngomong masuk akal dikit dong! Apa kamu masih waras? Mana bisa badan saya jadi pintu mobil?! apalagi badan saya kurus ceking gini.Terus kalau pintu mobil enggak kenceng tutupnya nanti enggak rapat."
Gerutu Rihanna dengan kesal.'Loh koq ini yang waras siapa yang enggak waras siapa?' batinku kebingungan.
"ah sudahlah.. Sudah... Kalau gitu saya hidupkan mobil dulu.Kita on the way ke rumah kamu." kataku mengakhiri pertengkaran kecil antara aku dan dia.
Lalu aku menghidupkan mesin mobil dan lalu memgemudikannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dictator vs Trouble Maker (√)
RomanceLee Min Ho as Revan Giovanno Michelle Wang as Rihanna Marcelia Enrico Gresred as Enrico Evan Alexander Dragon as Evan Axello Dragon as Axel Hillary Marcelina as Hillary Barbara Eliona as Eli Aditya Dragon Giovanno as Aditya Sherra Anastasha Revenge...