8. Ketahuan! Aku Benci Kamu!

40 4 0
                                    


-still Rihanna-

Akhirnya setelah ku pikir-pikir lagi, aku pun memutuskan untuk tidak bercerita pada Revan.

Toh Revan belum tentu percaya dengan ceritaku.

Aku juga belum siap untuk menceritakannya.

Aku pun memutuskan untuk melupakan ini dan mencoba untuk tidur.

Karena besok aku harus bekerja.

-Author-

Tapi tanpa Rihanna sadari kebohongan itu tidak akan pernah mungkin bisa bertahan lama.

Cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga.

Seperti yang namanya bangkai.

Walaupun berusaha disembunyikan ataupun disimpan serapat mungkin, baunya pasti akan keluar juga pada akhirnya.

Rihanna juga tidak tau kalau esok harinya adalah hari yang sial untuk dirinya sendiri.

Hari dimana semuanya akan terungkap.

Revan akan tau semuanya.

Kebenaran bahwa dia bukan orang biasa.

Kebenaran bahwa dia adalah anak dari pengusaha terkaya nomor dua di dunia setelah Revan.

***

Esok harinya...

Rihanna dan Revan berangkat bekerja bersama-sama seperti biasanya.

Tanpa sengaja ada seorang pria yang berpas-pas dengan mereka berdua di depan perusahaannya Revan.

"loh Rihanna?  Kamu kerja di perusahaannya Revan?" tanya seorang pria yang berpas-pasan dengan Rihanna dan Revan.

"kak Evan?  Koq bisa disini?" tanya Ariana balik.

Dia heran kenapa kak Evan kakaknya itu bisa di sini.

"oh tadi aku mau cari Revan. Mau bahas soal proyek kerja sama perusahaan kita dan perusahaan Revan. Perusahaan kita kan bekerja sama dengan perusahaan Revan." kata kak Evan.

"oh ya Rihanna, ayah mencarimu. Dia sekarang sedang di rumah sakit. Dia sakit parah dan selingkuhannya itu ternyata hanya mencintai harta ayah. Mendengar ayah sakit parah dia sama sekali tidak perduli pada ayah.
Dia malah mengambil uang ayah sekitar sebesar 2 milyar lalu kabur begitu saja. Ayah bilang dia sangat merindukanmu dan ingin minta maaf padamu. Jadi ku mohon kamu pulang ya." kata Evan lagi.

"perusahaan kita? Ayah? Apa maksudnya ini?" tanya Revan dengan bingung dan penasaran.

Rihanna terdiam.

"Loh Revan kamu tidak tau ya? Rihanna itu adikku. Aku dan Rihanna adalah kakak beradik. Kami berdua adalah anak dari pengusaha terkaya nomor dua di dunia setelah dirimu." kata Evan dengan heran sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Rihanna? Kamuuu... Bohong sama aku?" tanya Revan dengan nada yang mulai tinggi.

Raut wajahnya memerah pertanda dia mulai marah.

"Revan... Aku bisa jelaskan...ini tidak sep..."
Ucapan Rihanna terputus karena dipotong oleh Revan.

"Cukup!!! Cukup Rihanna!! Aku tidak mau mendengar penjelasanmu!!!  Sekali penipu tetap penipu!! Aku tidak menyangka kamu tidak hanya menjadi trouble maker di kantorku. Tapi kamu adalah seorang wanita pembohong. Aku benci padamu Rihanna!  Mulai hari ini kita enggak ada hubungan apa-apa lagi! Kita putus dan kamu dipecat!!! Selamat tinggal!!" ucap Revan dengan emosi tinggi sambil menutup kupingnya lalu berlalu pergi meninggalkan Rihanna dan juga Evan.

Rihanna berusaha menghentikan langkahnya dengan berteriak memanggil nama Revan dan mengejar-ngejar Revan tapi dia malah terjatuh.

Usahanya sia-sia.

Revan sudah masuk ke dalam kantornya dan telah meminta satpam untuk mengusir aku jika aku berani mencoba masuk ke dalam kantornya.

"Maafkan aku Revan." ucap Rihanna dengan lirih.

Dia menangis menyesali kenapa dia tidak berusaha menceritakan yang sebenarnya kepada Revan.

Kalau dia jujur dari awal,kejadiannya tidak akan mungkin terjadi seperti ini.

'Aku telah melakukan pilihan yang salah.Seharusnya aku jujur saja.Maaf Revan. Maafkan aku. Aku memang seorang wanita pembohong.' kata Rihanna dalam hati.

'Seandainya saja kalau aku jujur dari awal...' kata Rihanna lagi dalam hati.

Wajahnya tertunduk penuh penyesalan.

"Rihanna. Sudahlah. Percuma saja kamu seperti itu.Nasi sudah jadi bubur dan bubur tidak mungkin kembali jadi nasi.Lebih baik daripada kamu begini mending kamu mencoba memperbaikinya selagi ada kesempatan." kata Evan mencoba menghibur Rihanna adiknya itu sambil jongkok disamping Rihanna lalu mengusap pundaknya dengan lembut.

'Benar kata kak Evan biar bagaimanapun juga yang namanya nasi sudah jadi bubur tidak akan bisa jadi nasi lagi kan?
Jadi percuma saja aku bersedih dan menangis karena sedih dan tangisku itu tidak akan pernah bisa mengubah ataupun mengembalikan semuanya.
Sekarang yang harus aku bisa lakukan adalah memperbaiki semuanya.Selagi masih ada kesempatan.Walaupun kurasa itu sangat sulit.'

Rihanna mencoba menghibur dirinya dengan mencoba berkata sendiri pada hati dan pikirannya.

Rihanna pun kemudian menatap ke arah Evan dan tersenyum menganggukan kepalanya.

Evan tersenyum mengedipkan satu matanya untuk memberikan semangat sambil mengelap air mata yang membasahi kedua pipi adiknya itu.

Bersambung...







Dictator vs Trouble Maker (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang