-still Revan-Aku pun mengemudikan mobilku dengan kecepatan tinggi seperti biasanya.
Dan itu membuat Rihanna berteriak-teriak histeris ketakutan hingga mencengkram sabuk pengamannya kuat-kuat.
"Revvv... Rev... Pelan-pelan dong bawa mobilnya! Jantung saya rasanya mau copot nieh!!!" teriak Rihanna.
"Aku memang begitu bawa mobilnya. Jadi mulai besok bawa aja lakban." sahutku asal.
"Hah? Lakban? Mana bisa jantung di lem pake lakban? Kamu gila atau apa sieh?" Teriak Rihanna mulai ngawur.
"Cittt..."
Aku pun mengerem mendadak mobilku.
"Kamu ini lagi ngawur atau somplak sieh? Saya suruh kamu bawa lakban bukan buat jantungmu tapi buat mulut kamu sendiri biar enggak teriak-teriak histeris gitu! Teriak histeris kayak mau diapain aja!" omelku dengan kesal.
"Yee saya yang seharusnya marah sama kamu Rev. Kamu tuh ikhlas nganterin aku pulang enggak sieh? Kamu udah tau bawa orang masih aja pake kecepatan tinggi.Kalau enggak mau anter saya pulang mending enggak usah nawarin saya pulang sama kamu deh.Saya mending pulang sendiri aja." katanya sambil memutar bola matanya dengan kesal.
Lalu dia melepaskan sabuk pengamannya.
"Makasih atas tumpangannya. Permisi." kata Rihanna dengan nada datar dan dingin.
Dia pun turun dari mobilku lalu...
"BRAK"
Dia membanting pintu mobilku dengan keras.
"Huh... Ya sudah deh kalau dia mau pulang sendiri ya pulang sendiri aja kalau gitu." makiku dengan kesal.
Tapi entah kenapa kali ini omongan yang keluar dari mulutku dan kata hatiku kali ini berjalan berlawanan.
Aku malah mengikuti kata hatiku untuk mematikan mesin mobil dan turun dari mobil lalu mengejar dia yang sedang jalan kaki sambil mengomel-omel sendiri.
"Rihanna! Tunggu!" Teriakku sambil berlari mengejarnya.
Dia tetap terus berjalan hingga aku menahan tangannya untuk melangkah lebih jauh lagi.
Dia pun menghentikan langkahnya.
Lalu menatapku dengan kesal.
"Ih apalagi sieh Rev? Kenapa malah ngejar aku? Udah sana pulang sendiri. bawa mobil aja tuh kebut-kebutan kayak gitu sampai bikin aku jantungan.Emang bener-bener enggak tau bahaya.Di ingetin malah ngeyel!" katanya dengan ketus.
Lalu dia ingin melanjutkan langkahnya tapi aku masih terus menahan tangannya hingga...
"Ahhh"
Dia pun kehilangan keseimbangan.
Aku menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Tapi malah tanpa sengaja ciuman tak disengaja itu terjadi.
Aku mencium bibir Rihanna!
Lalu aku dan Rihanna saling menatap satu sama lain dan terdiam.
Hingga...
"PLASH"
Rihanna menampar pipiku dengan keras.
"Dasar cowok kurang ajar! Suka mengambil kesempatan dalam kesempitan." maki Ariana.
Lalu dia pun berlari pergi.
Aku hanya terdiam disitu.
Aku shock sekali dengan ciuman tak disengaja dan perkataan Rihanna barusan yang kurasa membuat ku ditampar kedua kali olehnya.
'Aku kan tidak sengaja nyium bibirnya dia?! Maksud aku tadi mau menolong dia gara-gara aku liat dia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh.Kenapa dia malah jadi tambah marah sama aku dengan ngomong kayak gitu sampai aku ditampar keras sama dia?' batinku bertanya-tanya.
'Udah deh mending pulang dulu ajalah. Daripada ngejar terus sekarang.Percuma aja.Nanti malah nambah masalah baru.Mungkin emang hari ini aku lagi sial.Padahal maksud aku baik pengen mengenal dia lebih jauh eh malah ketiban sial kayak gini.Pedekateku hari ini sama dianya jadi gatot alias gagal total deh.Mending coba besok lagi aja pedekate sama dia.' kataku dalam hati.
Lalu dengan terpaksa aku melangkah kembali ke mobilku.
Aku pun langsung pulang dengan perasaan campur aduk seperti gado-gado.
Senang, sedih dan marah bercampur jadi satu.
Senang karena...aku bisa mencium bibir Rihanna walaupun itu tak disengaja.
Sedih karena Rihanna malah jadi marah banget sama aku.
Marah karena aku menyesal juga kenapa bisa ciuman tak disengaja itu terjadi sampai membuat Rihanna jadi marah banget sama aku.
***
1 jam kemudian...
Sekarang aku pun sampai di rumah setelah membawa mobilku dengan kecepatan biasa saja.
Bisa aja sieh aku bawa mobil kayak biasa kecepatan tinggi dan bisa sampai rumah dalam waktu setengah jam kalau aku mau.
Tapi aku malah milih bawa mobil dengan kecepatan biasa aja karena aku lagi badmood.
Badmood karena perasaanku yang sekarang bercampur aduk kayak gado-gado ini.
Aku tidak makan malam dan langsung mandi.
Setelah mandi aku pun ingin memejamkan mataku di kasur dan mencoba tidur.
Tapi... oh gila!
Kenapa pas aku tutup mata pengen tidur tapi malah jadi ngebayangin pas aku ciuman bibir sama Rihanna?
Duh!
Kacau balau!
Aku benar-benar tidak bisa tidur!
Aku mengacak rambut dengan kesal.
-Rihanna-
Jam 12 tengah malam...
Oh sial!
Ini sudah jam 12 tengah malam sekarang tanpa ku sadari.
Aku sudah mencoba tidur dari jam 9 malam tadi.
Tapi...
Kenapa pas mau tutup mata dan tidur malah bayangin ciuman bibir antara aku sama pak bos Revan itu sieh?
Arghhh!!! Aku jadi tidak bisa tidur jadinya!
Hhh...
Aku menggeram kesal.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dictator vs Trouble Maker (√)
RomansaLee Min Ho as Revan Giovanno Michelle Wang as Rihanna Marcelia Enrico Gresred as Enrico Evan Alexander Dragon as Evan Axello Dragon as Axel Hillary Marcelina as Hillary Barbara Eliona as Eli Aditya Dragon Giovanno as Aditya Sherra Anastasha Revenge...