Flashback September 2016 Show Champion, Manila
"Nenek Taehyung meninggal..."
Kamu begitu terkejut ketika membaca pesan dari Manajer Sejin. Astaga ini buruk.
Kamu mencari-cari Taehyung yang tiba-tiba menghilang setelah melakukan rehearsal di Show Champion Manila tersebut. Kamu mengetahui alasannya, Taehyung pasti terkejut tentang Neneknya yang telah meninggalkannya selamanya dari dunia ini. Baru saja kamu mengetahui ini dari Manajer Sejin dan sepertinya Taehyung yang memberi tahu akan hal itu kepadanya. Saat itu kamu benar-benar mengetahui pasti sangat berat untuk Taehyung yang bahkan saat itu juga ia pasti ingin kembali ke Korea, namun jadwal ini ia masih belum dapat bertemu neneknya saat itu. Ia masih harus melakukan performance untuk penggemarnya disana. Ini berat... pasti sangat berat....
Taehyung sebenarnya benar-benar lelah, baru beberapa hari lalu ia selesai shooting Hwarang dan sekarang akan melanjutkan Comeback dengan Album Wings. Kejadian ini dapat membuatnya depresi.
Kamu kemudian bertemu dengan Yoongi dilorong. Sepertinya ia baru saja dari kamar kecil. Lalu kamu menghampirinya dan segera bertanya tentang Taehyung, "Yoongi Oppa, apakah kau melihat Taehyung?"
Yoongi memandangmu sedikit bingung, "Saat ini sepertinya dia ingin sendiri sebentar Ami, apa yang ingin kau lakukan kepadanya?"
"Tidak, aku justru ingin tau keadaannya, Oppa."
Berpikir sedikit kemudian Yoongi berkata, "Kau bisa melihatnya di room BTS, kami meminta satu tempat lagi untuk kita bersiap-siap dan satu lagi sengaja kami minta untuk Tae..."
"Terima kasih Oppa!" serumu segera menuju ke tempat yang diberitahu Yoongi.
"Kau tidak mempersiapkan make up untuk kami?" seru Yoongi melihatmu bergegas pergi padahal ini sudah waktunya bersiap-siap untuk tampil.
"Aku tidak akan lama, tolong beritahu Sejin Oppa!" kamu memberikan senyum sebelum meninggalkan Yoongi untuk mencari Taehyung di ruangan yang diberitahu oleh Yoongi.
Sebelum kamu masuk keruangan tersebut, kamu mengintip sedikit ke celah jendela yang ada di pintu untuk melihat keadaan Taehyung. Taehyung saat ini sedang menunduk diam. Ia tidak menangis sama sekali. Hanya menunduk. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang, kamu tidak benar-benar tahu. Perlahan kamu membuka pintu sedikit, Taehyung langsung menyadarinya dan melihat kearahmu.
Tidak ada apapun yang ia serukan ketika kamu masuk. Ia benar-benar menjadi pendiam dan itu memang wajar. Karena ia tidak berkutik dan kembali menunduk, kamu disana terdiam sebentar, kemudian langsung menghampiri dan duduk disamping kursinya.
Kamu benar-benar tidak tega melihat Taehyung menjadi pendiam seperti ini. Biasanya ia selalu jadi orang pertama yang menyapamu.
"Kalau kau tidak kuat menahan semua ini, keluarkan saja Taehyung-a...." Kamu menepuk pundaknya perlahan. Mendengarkan itu Taehyung langsung menatapmu lama. Kamu belum dapat mengartikan pandangannya itu.
Setelah beberapa menit terdiam menatapmu, kemudian Taehyung berbicara, "Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu berada di posisiku seperti ini?" tatapnya nanar. Astaga, Taehyung benar-benar merasakan kesulitan ini. Kamu yakin sebelumnya para member sudah ingin menghiburnya, namun menurut mereka akan lebih baik jika ia dibiarkan sendirian terlebih dahulu. Apakah aku salah menghampirinya disaat seperti ini? Apa yang harus aku katakan? Apa yang harus aku lakukan? Kamu bicara dalam hati.
Kemudian tidak lama Taehyung menangis, mengeluarkan airmatanya yang tertahan sejak tadi. Awalnya ia hanya mengeluarkan air mata yang hangat itu, namun perlahan kamu mendengarkan isakan darinya. Ia menangis menahan rasa sakit yang ia terima. Ia memejamkan mata mengalirkan kesedihan yang ia pendam. Astaga, kamu baru pertama kali melihat laki-laki menangis seperti ini. Kamu tidak tau harus berbuat apa, namun dirimu kemudian mendekatinya, melingkarkan tanganmu di pundaknya.... Dan setelah beberapa lama ia masih terus menangis, "Gwaenchana, Tae, gwaenchana.... semuanya akan baik-baik aja... everything will be allright. You know, your grandma actually love seeing you from there. You already give your best. Kamu sudah memberikan yang terbaik." sambil menepuk pundaknya pelan-pelan.
Isakannya semakin terdengar kencang, kamu yakin ia menahannya sejak tadi. Kamu mengeratkan pelukanmu kepadanya untuk mengurangi rasa sakit yang dirasanya. Kehilangan orang yang paling berharga memang sangat menyakitkan bukan? Terlebih jika kamu tidak ada di sampingnya ketika hal itu terjadi.
Disana kamu benar-benar tidak tahu harus berkata apa, kamu hanya menenangkan Taehyung dengan memeluknya erat. Berharap dengan pelukan erat yang kamu berikan bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakannya. Kamu sangat mengetahui kehilangan orang yang selama ini kamu sanjung dan belum sempat memberikan kebahagiaan pada orang itu sangat menyakitkan bukan?
*Flashback BTS 3RD MUSTER* saat Taehyung memberitahu ARMY tentang Neneknya.
"Kau akan memberitahu para fans mu tentang hal ini, bukan?" tanyamu ketika sedang menempelkan lipstik di bibir Taehyung.
Taehyung terdiam sebentar menatapmu lama, "Ya, aku akan memberitahu mereka."
"Aku sangat terkejut ketika mereka bisa mengetahui kesedihanmu, Taehyung-a.... mereka benar-benar memperhatikanmu!" sahutmu tersenyum kearahnya.
Taehyung membalas senyumanmu. "Aku juga terkejut, oleh karena itu aku ingin memberitahu mereka."
"Fans adalah segalanya, bukan?" lagi-lagi kamu tersenyum kepadanya.
Ia membalas senyummu. "Sangat." kemudian semuanya bersiap untuk melakukan konser 3rd Muster.
-Setelah 3rd Muster selesai-
Kamu baru saja datang dari toilet dan melihat Taehyung ada didepan waiting room BTS. Kamu kemudian menghampirinya.
"Sedang apa kamu diluar Taehyung-a?" Tanyamu sambil berdiri didepannya tersenyum. Ia tidak bergeming sama sekali dan hanya menatapmu. Beberapa detik kemudian kamu merasakan wajahnya di pundakmu. Dan kedua tangan Taehyung melingkar di tubuhmu.
"(Y/N)-a, terima kasih. Saat ini aku lelah.... Biarkan aku seperti ini sebentar...."
*Taehyung POV*
Selesai aku berfoto bersama member bangtan lain, aku segera mencarinya. Entah mengapa aku ingin melihat wajahnya. Namun aku tidak melihatnya dimana-mana. Di ruang tunggu staff ataupun ruang tunggu Bangtan.
Aku memutuskan untuk menunggu di depan waiting room kami. Siapa tau dia lewat dan aku bisa mengatakan ini padanya.
*15 menit kemudian*
Astaga kemana dia? Pikiranku terus saja mengatakan hal itu. Kemudian aku melihat Jimin yang baru datang entah darimana menuju waiting room kami.
"Kau sedang menunggu siapa Taehyung-a?"
Aku bingung apakah harus menjawab dengan jujur atau tidak, "Aku hanya ingin mencari udara segar, Jim..." akhirnya aku memutuskan menjawab seadanya. Jimin hanya tersenyum dan langsung masuk ke waiting room kembali. Aku pun kembali menyandarkan diri di dinding menunggu dia.
"Sedang apa kamu diluar Taehyung-a?" suara itu menyadarkanku dari lamunan. Ia saat ini berada didepanku dan tersenyum. Sejak kapan senyum itu menjadi sebuah kesenanganku? Beberapa detik aku diam berpikir, aku memantapkan hatiku dan melepaskan semua beban di diriku lalu memeluknya.
"(Y/N)-a, terima kasih. Saat ini aku lelah.... Biarkan aku seperti ini sebentar...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reply Me, Bangtan. Imagine BTS. BTS FF.
FanfictionD-DAY. Hari dimana kamu mengetahui perubahan yang ada pada dirimu. Hari dimana kamu mengetahui, hatimu tidak lagi sama seperti sebelumnya ketika melihatnya. Kamu tahu ini salah, tapi siapa yang bisa tahu kemana hati ini akan berlabuh? Ini karya i...