Story2

349 19 1
                                    

WARNING!!!!
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.

“Eh bro, ini pesenannya, taruh mana ni, berat pegel tangan gue."

Deg'

Aku memberanikan diri mendongak kan kepalaku kearah suara itu berasal.

Deg'

'Dia.' batinku.

____________________________________

“Eh, kok ada cewek di samping lo, bim. Cewek lo ya?" kata dia.

“Eh kamu, Thon. Sini taruh sini, aku mau ambil pesenan aku. Dan ini bukan cewek aku, ini adek aku!" kata Abangku dengan nada sedikit tinggi.

“Aelah, gak usah ngegas kalik, slow aje. Noh pesenan lo." kata dia.

Aku cuma diem dan menundukan kepala, yang aku lihat cuma kakinya aja. 'Eh tapi kok melangkah kesini ya' batinku. Aku coba mendongakan kepala untuk melihat dia, tapi dia ternyata udah ada didepanku dengan berjongkok. Aku benar-benar takut, lalu memegang baju Abangku dan meremasnya.
Pandanganku sekilas bertemu dengannya, tapi aku langsung menunduk lagi. Sebelah tanganku meremas gamisku dengan erat. Walau jaraknya cukup jauh tapi, aku masih merasa risih.

“Kenalin nama gue Fathoni Al Atthar panggil aja Thoni." katanya sambil mengulurkan tangannya.'ni anak pura-pura gak tau apa emang gak tau sih. Dah jelas aku bercadar kaya gini, masak diajak salaman, kan dia bukan mahrom aku. Ya jelas aku tidak menyambut tangannya lah.' batinku. Aku hanya menangkupkan tanganku.

“Hhhhaaaaa." semua orang tertawa kecuali aku, dia, dan Abangku yang masih menahan amarahnya, dan Abangku hanya tersenyum tipis, lebih kearah mengejek ( sepertinya ). Aku menggenggam tangan Abangku dan tersenyum kearahnya.

“Namaku  Aisyah Humaira Ashalina, aku adiknya Bima, aku baru pindah sebulan yang lalu." kataku sambil menangkupkan kedua tanganku.

Humaira end POV'
.
.
.
.
.
.

Thoni POV'

Gue baru pulang membeli minuman pesenan teman-teman gue yang menyebalkan itu, dari mini market dan langsung menuju masjid karna tadi aku baru rapat. Sebenarnya aku males ikut rapat itu, tapi bagaImana lagi, ayah gue dah maksa, dan aku tidak bisa menolaknya.

“Eh bro, ini pesenannya, taruh mana ni, berat pegel tangan gue." kataku yang benar-benar males, enakan juga maen sama cewek gue. Gue mengedarkan pandang gue, gue heran, ada cewek bercadar dImasjid, kayaknya di sini gak ada deh cewek yang bercadar.

“Eh, kok ada cewek di samping lo, bim. Cewek lo ya?" kata gue.

“Eh kamu, Thon. Sini taruh sini, aku mau ambil pesenan aku. Dan ini bukan cewek aku, ini adek aku!" kata Bima dengan nada tinggi.

“Aelah, gak usah ngegas kalik, slow aje. Noh pesenan lo." kata gue gak mau kalah.

Gue penasaran sama ni cewek, kenalan boleh dong. Gue melangkahkan kaki kearah dia. Gue berjongkok didepan dia dan gue ngulurin tangan gue. Sekilas pandangan kita bertemu. 'gue kok kaya pernah lihat mata itu, ya.' batinku.

“Kenalin nama gue Fathoni Al Atthar ." kata gue, 'tapi kok dia gak nyambut tangan gue ya. Ni cewek nunduk mulu.' batin gue.

“Hhhhaaaaa." semua orang tertawa kecuali aku, aku bingung kenapa, gue cuma cengo sendiri.

“Namaku Aisyah Humaira Ashalina, aku adiknya Bima, aku baru pindah sebulan yang lalu." katanya sambil menangkupkan kedua tangan.

'Kenapa gue jadi deg deg an gini yak. Gue kaya kenal sama suaranya, tapi dImana dan kapan ya?' batin gue.

HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang