Prolog

5.1K 56 0
                                    

"Fiersa!"

Aluri memanggil-manggil Fiersa ditengah hujan, nekad ia tembus demi meraih Fiersa yang sedang berjalan cepat menghiraukan panggilan Aluri. Gemuruh langit tak kalah kerasnya dengan hati Aluri. Ada suatu penjelasan untuk Fiersa yang harus Fiersa dengarkan.

"Kamu harus dengerin aku dulu!" Aluri berhasil menggapai lengan Fiersa dan akhirnya Fiersa berhenti. Mereka membuat sebuah adegan disini. Suasana mulai dramatis tapi Aluri tak peduli. Siapa yang tahu bila orang itu menangis bila ia berada di tengah hujan lebat. Aluri lah yang melakukanya.

"Kamu salah paham, Fier. Ini bukan seperti yang kamu kira!" Ucap Aluri cukup keras untuk di dengar Fiersa. Fiersa tak menatap Aluri karna ia merasa jijik. Jijik dengan kelakuan 'mantan' kekasihnya itu.

"Lepas, Al..." Lirihnya.

"Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia. Aku juga gak ada nyimpen perasaan apapun sama dia. Kami hanya terikat sesuatu."

Nafas Aluri sesak karna tangisanya sendiri. Sesedih itukah ia tak mau melepaskan Fiersa darinya tapi, walaupun seperti itu keadaan Aluri, Fiersa tetap tidak ingin menatapnya. Walau Fiersa merasakan irisan yang pedih dalam hatinya karna melihat Aluri seperti itu.

"Aku gak percaya lagi, Al. Mohon, biarin aku pergi .."

"GAK!"

Aluri memeluk Fiersa dan mengubur wajahnya di dadanya. Fiersa tak berkutik dan hanya mengalihkan tatapannya kedepan. Tak seperti dulu yang ia lakukan, setiap Aluri memeluknya, paling tidak ia mengelus rambut Aluri atau mendekap erat Aluri jua.

"Jangan pergi, Fier. Beri aku waktu buat jelasin ke kamu..."

Bunyi klakson mobil dari belakang mereka memberi tanda. Fiersa melihat ke belakang dan ia sepertinya tahu itu siapa. Kaca mobil itu terbuka setengah dan itu--

"Siapa dia, Fier?" Aluri melihat dari belakang pelukanya dengan Fiersa.

"Dia yang selalu ada untukku dan tak berkhianat seperti... kamu."

Fiersa melepas pelukkan Aluri kuat hingga ia terdorong dan terjatuh. Fiersa sempat melihatnya sebentar dan menghela nafas berat dan meninggalkanya tanpa pamit, ia berlari kearah mobil itu dan masuk kedalamnya.

"FIERSA!"

Aluri berdiri secepatnya dan mengejar mobil yang hendak berjalan itu. Tapi apalah daya kakinya yang terluka, ia tak sanggup menggapainya. Yang ada ia kembali terjatuh dan menangis. Dunia memang kejam.

"Satu kesalahan saja .. tapi mengapa .. ?


To Be Continued ...

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang