Berpaling

1.8K 20 0
                                    

"Biar saya aja yang bawain bukunya, buk" Tawar Fiersa pada Bu Sari guru seni budaya yang seperti kesusahan membawa setumpuk buku yang ia bawa.

"Eh, Fiersa. Kebetulan deh kamu ada. Makasih ya, Nak"
"Ini bukunya mau diletakkin dimana nih, buk?"

"MIA 3, Fier. Tolong yah? Kamu letakkin aja dulu. Ibu mau ke toilet sebentar"

Saat Bu Sari menyebutkan MIA 3 , jantung Fiersa sempat ada ketukan kuat. Ia seperti menyesal menawarkan bantuan tersebut. Ia tidak tahu bahwa hari ini Bu Sari akan mengajar di kelasnya Aluri. Tapi apa boleh buat? Yang terjadi, terjadilah, sudah terlanjur. Fiersa berjalan menuju MIA 3 dan sempat melatih mimik muka nya agar tetap datar dan juga berharap ia tak menatap wanita yang ia anggap 'pengkhianat' itu. Sesampai Fiersa didepan pintu MIA 3, sempat ia menarik nafas panjang dan ia membuka pintu kelas itu perlahan.

"Eh, Fiersa tuh!" Ucap salah satu murid perempuan MIA 3.
 
Lagi, terketuk keras di dada Fiersa dan raut wajahnya berubah menjadi aneh dan canggung, ia hanya tersenyum masam pada perempuan itu dan langsung ia letak buku Bu Sari ke meja guru.

"Fiersa mau cari Aluri, yah? Cieeeee~" Goda para murid MIA 3 pada Fiersa yang hanya bisa terdiam aneh.

"Ah, kagak. Ini cuma nganterin buku tugas Seni Budaya kalian nih. Gue liat nilainya anjlok semua" Canda Fiersa pura-pura tertawa. Sebagian dari murid ada yang kaget dan ada juga yang tertawa.

Fiersa lupa akan latihan singkatnya barusan. Untuk tidak terlihat aneh dan tak menatap bangku belakang ujung, bangku Aluri. Ia melihat Aluri sedang menulis-nulis sesuatu di buku tulisnya dan tak jarang pula ia mencuri-curi tatapan ke arah Fiersa dan dengan cepat ia langsung kembali ke tulisanya. Dalam hati, Fiersa ingin menyapa dan bercanda dengannya seperti dulu tapi, kilas balik mengganggu. Ia teringat akan tentang pengkhianatan Aluri terhadapnya.

"Yaudah, ini ambil masing-masing, ya!" Ucap Fiersa menepuk sekumpulan buku tugas MIA 3 lalu pergi keluar dari kelas itu.

". . . Aku berhasilkan?"

Fiersa terdiam sejenak saat ia keluar dari MIA 3 tadi, ia mengingat lekuk wajah Aluri yang manis dan inosens tapi, tetap saja ..

"Kenapa kamu lakuin itu, Al? "

"Aku masih jatuh hati hingga kini..."

-----



Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang