Bahan Omongan

2.7K 19 0
                                    

Aluri

Dua hari setelah kejadianya itu semuanya terasa kosong. Biasanya ia selalu mampir ke kelasku dan mengajakku ke kantin. Sekarang, ya... hanya berdiam saja disini. Tak ada seorang murid disini yang mau berteman denganku. Mungkin karena aku orang yang tidak mampu, tidak 'sederajat' atau aku tidak pernah bercengkrama dengan mereka. Aku sempat mendengar obrolan mereka disini dan namaku juga disebut-sebut. Padahal aku tidak pernah berbicara dengan mereka ataupun menyapa tapi, kenapa mereka seperti kenal jauh diriku? Dan mereka juga mengaitkan Fiersa. Mereka seperti heran mengapa Fiersa tak ke kelasku lagi dan mengajakku seperti biasanya. Apa sepenasaran itu ?

Aku menggambar asal di buku tulis halaman belakangku. Aku suka menggambar Manga dan terkadang aku membuat komik bila sedang mood. aku membuat kepala, mata, hidung, bibir dan rambut itu..

"Al, Apa yang kamu pikirin sih?"

Rambut yang ku gambar itu seperti rambut Fiersa. Rambut Fiersa lah yang bisa kubilang paling beda dari lainnya. Ia tak peduli dengan perkataan guru ia memiliki rambut gondrong walau ia pernah sekali rambutnya di potong paksa oleh guru dan dalam  beberapa bulan rambutnya kembali panjang dan sepertinya para guru sudah pasrah dengan kelakuannya. 

Aku dan Fiersa benar-benar berbeda juga. Ia periang, punya teman sana-sini, mudah menyesuaikan diri dan ia punya bakat yang bisa membuat para gadis disini kepayang, termasuk aku. Dan bodohnya aku yang bukan siapa-siapa ini malah beraninya menyatakan cintaku padanya dan itu cinta pertamaku pula. Aku masih ingat ia hanya tertawa dengan pernyataanku. Pikiran awalku negatif, apa ia sesepele itu mentang-mentang banyak gadis yang menyukainya dan ia menolak semuanya? Dan aku masih ingat saat ia tertawa seperti itu, aku membanting gitarnya karna aku tak terima akan tanggapannya, dan ia langsung terdiam. Tapi siapa yang tahu? Kami akhirnya bersama lalu berakhir dengan... kesalah pahaman.

"Fiersa sama si cewek itu kayaknya udah putus deh"

"Eh masa sih? Kok bisa?"

Mulai lagi.

"Liat aja deh. Dua hari ini, Fiersa gak datang ke kelas kita lagi buat ngajakkin tuh cewek "

"Eh, Single dong dia? Duh! Cari-cari strategi nih, hihihi "

Tentu saja mereka pada senang kalau Fiersa sekarang lagi 'jomblo'. Aku masih melanjutkan gambarku dan pura-pura tidak dengar ucapan mereka.

"Eh, itu Fiersa!" Girang mereka menunjuk-nunjuk kearah jendela kelas.

Aku langsung refleks kearah jendela dan yang kulihat itu memang... Fiersa.

"Ganteng bat sumpah! Eh, tapi dia sama siapa coba?"

No.  jangan bilang itu--

"Oh, itu Olan. Anak MIA 1 cantik banget kan??"

Itu perempuan yang ada di mobil waktu itu sama Fiersa.

"Iya, cantik. Mereka cocok banget tuh! Kayaknya pacaran deh"

Damn, omongan mereka cukup membuat dadaku mendingin dan pedih. Kenapa mereka seenaknya saja menjodohkan dua orang yang belum pasti. Ini dengan ini, itu dengan itu.

Tertangkap lewat mataku, Fiersa melihatku sebentar dan perhatianya dialihkan oleh Olan lagi.

Ku akui, Olan benar-benar cantik. Mungkin ia yang paling cantik disekolah ini dan ia selalu menjadi pusat perhatian lelaki. Ia juga wakil ketua OSIS di sekolah ini dan tambah lagi dia anak orang kaya. Bisa dibilang aku sedikit iri padanya, ia punya segalanya sedangkan aku?

"Mereka benar.Olan dan Fiersa itu cocok"


To be continued ...

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang