Hiburan Di kala Patah Hati

1.8K 15 2
                                    

Malam penuh bintang dan suara serangga yang berlomba-lomba membunyikan sayapnya adalah suasana favorit Fiersa. Dengan mudah inspirasi datang ke fikirannya. Segera ia mengambil buku tulis khususnya dan mengambil pena hitam yang selalu setia menemaninya disetiap kalanya. Ia memejam matanya sejenak, mulai merangkai kata demi kata, perasaan demi perasaan, aksara demi aksara yang menghindari kata cinta namun mendefenisikan cinta. tapi, saat terpejam ia terbayang akan satu wajah ..
Wajah yang menarik dan elok dipandang, tak pernah bosan bila terus ditatap, mata hitam yang lembut, senyum yang cukup mengguncang dunia pribadi dan menghentikan waktu dan dagu runcing yang dahulu ia curi sejenak untuk mendekatkan bibirnya ke bibir seseorang itu di puncak teratas biang lala.


"Apa yang kau pikirkan, Fier?"

Ia mengubur wajahnya dengan kedua telapak tanganya lalu mengacak rambutnya dengan kasar. Ia sadar apa yang ia bayangkan dan ia lebih memilih untuk tidak melanjutkannya. Yang tadi ia mendapat sejuta inspirasi, kini langsung terpecah tak tersisa, terbang dibawa angin karna imajinya selalu ingin bertemu dengan 'dia' tapi sang pemilik imaji tak mengizinkan malahan mengusir.

"Aku sudah memilih untuk jauh darimu"

"Tapi kenapa aku masih ingin mendekapmu"

"Siapa kau sebenarnya?"

"Kau membuat hatiku menyerah"

"Menyerah padamu"

"Perlahan ragaku akan ikut menyerah"

"Menyerah ke dekapanmu"

Ia membaringkan tubuhnya secara perlahan dan menutup matanya dengan lengannya.

"Aku benci kau"

"Oh, Aluri..."

--
Fiersa

Aku dan Olan sudah berjanji untuk pergi kencan hari ini dan iya, aku dan Olan berpacaran. Ia menyatakan perasaanya di waktu hujan dramatis itu, sembari aku duduk di mobilnya dan ia memecahkan keheningan.

*Flashback*

Hujan lebat, kecepatan 45 kilometer mobil Olan yang bagiku terlalu lambat membuatku sedikit bosan. Tambah lagi aku selalu teringat akan wajah Aluri yang memohon-mohon untuk mendengarkan penjelasannya. Bagiku, itu tidak perlu penjelasan apa-apa lagi karna itu sudah JELAS. Ia berkhianat. Ia berkhianat. Ia berkhianat!

Dan aku juga merasa jijik dengan diriku sendiri yang begitu mudah dikuasai emosi dan mendorong seorang wanita lemah hingga terjatuh dan kakinya terluka. Lelaki macam apa aku? Dan buruknya lagi, aku tidak ada mengulurkan tangan. Memberi perhatian pun tidak. Aku kacau.

"Fiersa" 

Olan memanggilku. Dan aku hanya mendongakkan kepalaku sedikit tanda aku mendengar dan tidak tahu mengapa, Olan menepi ke pinggir jalan.

"Kok berhenti, Lan?" Tanyaku lumayan heran.

Ia mengubah transmisi mobilnya menjadi 'P' dan ia melihat kearahku dengan tatapan yang menurutku--

"Akhirnya waktu yang ditunggu datang juga ya, Fier?" 

"Maksudnya?"

Olan tiba-tiba beranjak dari jok-nya ke jok-ku dengan sedikit melompat kearahku dan ia dengan mudah meraih kepalaku dengan kedua tangannya dan ia dekatkan bibirnya ke bibirku.
Sontak kaget, aku langsung melepas ciumanya yang menurutku cukup erotis dan sedikit kasar.

"Apa yang kamu lakuin, Lan?!" Tanyaku sedikit membentak dan menatapnya ngeri.

"AKU ITU CINTA SAMA KAMU, FIERSA!" Teriaknya tepat di depanku dan kini ia duduk dipangkuanku, cukup dekat dengan 'teman seperjuangan' ku dan ini cukup canggung bila dipermasalahkan.

Olan jatuh cinta denganku? Sejak kapan?

" Olan... hei... semuanya bisa di jelaskan secara baik-baik. Kalau begini caranya kamu, aku bingung dan ini tiba-tiba banget. Aku baru patah hati ." Jelasku sambil memegang kedua pundaknya.

"Justru itu. Aku ingin langsung ada di sampingmu diwaktu kamu patah hati. Aku benar-benar jatuh hati. Aku sayang sama kamu. Aku gak bakal kecewain kamu. Kumohon, jadi milikku..." Ia menangis menjadi-jadi saat ia mengatakannya. Aku paling tidak tega melihat seorang perempuan menangis dan memohon-mohon padaku, terkecuali Aluri. Apa yang harus kulakukan ?!

"FIERSA! KATAKAN SESUATU!" Ia meninju-ninju bahuku sambil menitihkan airmatanya. Olan bukan seperti ini. Olan adalah gadis manis, polos dan selalu sopan pada siapapun. Tapi sekarang ini dia siapa? Kenapa ia menjadi... liar seperti ini?

"Olan, ini gak semudah yang kamu--"

"AKU AKAN MENCINTAIMU SEUMUR HIDUPKU!!"  Kerasnya lagi memotong pembicaraanku.

Olan tiba-tiba kembali melumat bibirku dan kali ini ia memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Aku tak bisa menolak dan melepasnya. Aku berpikir bila aku melakukanya, itu akan membuatnya lebih sedih lagi. Dan tanpa kusadari Olan membuka jaket basahku dan kaos klub  basket sekolahku. Ini sudah tidak benar!

"Olan, kamu!" Aku bersuara di sela Olan masih melumat bibirku liar.

Aku tak sanggup bersuara. Olan memimpin suasana. Aku lelaki normal... siapa yang mau menolak? di tambah lagi cuaca diluar cukup mendukung. Apa setidaknya aku nikmati saja?

"Kamu gak akan kemana-mana, Fiersa... Kamu itu milikku. Sekarang, esok dan nanti"

Aku hanya mengangguk dan aku biarkan Olan yang mengambil alih permainan. Aku bagaikan alur sungai yang mengikuti kemana angin pergi. Aku tahu ini salah tapi... sudahlah.

Aku terkadang butuh hiburan

di kala patah hati

Dan badai estase ini, kuharap aku bisa melupakanmu, Aluri.


------

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang