03

937 225 31
                                    

"Kim Taedong, saya sangat menyesalkan keadaan bahwa kamu terancam tidak bisa ikut kompetisi basket dua minggu lagi."

Taedong nundukin kepalanya sedari tadi, mendengar ocehan kepala sekolahnya pagi-pagi yang bikin telinganya panas.

"Bagaimana bisa nilai minus kamu sebanyak ini?! Kamu itu ngapain aja sih? Apa jadinya nanti kalo tim basket sekolah kita tanpa kamu?!"

Sang kepala sekolah mengacak rambutnya frustasi. Ia bahkan memukulkan kepalan tangannya ke meja.

"Kan ada Hyun-"

"Apa? Hyunbin? Kamu tuh harus sadar, kamu masuk tim inti. Kita sudah mempersiapkan untuk kompetisi itu berbulan-bulan! Kamu tidak merasa, sekeras apa saya menyuruh pelatih kalian melatih kalian?"

Taedong mendengus pelan.

Posisinya di tim basket menjadi playmaker. Dah yah itu posisi penting. Apalagi Taedong itu pemain yang paling ditakuti tim basket sekolah lain, karna kecerdikkannya mengatur pola permainan timnya.

Intinya, jika Taedong menjadi playmaker, tim basket sekolah mereka sulit dikalahkan. Bahkan belom pernah kalah selama ini jika ada Taedong.

"Setidaknya, nilai minus kamu harus berkurang 20 agar kamu bisa ikut kompetisi."

Cih, kompetisi macam apa yang mementingkan nilai minus pesertanya?! Minta dianjingin banget sih panitianya!

"Begini saja, bapak punya solusi buat kamu."

"Apa, pak?"

"Kamu harus melakukan 10 kebaikan dalam sehari selama satu minggu, termasuk hari minggu."

"A-apa? 10 kebaikan perhari, pak?!"

"Iya, itu gampang kan? Kamu harus mau melakukannya, supaya kamu bisa ikut kompetisi itu!"

Yah gampang dan sangat mudah bagi orang lain, tapi buat Taedong?

Biasanya, satu hari aja Taedong sendiri gak yakin apa dia udah melakukan kebaikan, walau sekali.

"Dan, supaya kamu gak bohong, bapak akan mengutus ketua osis untuk mengawasi kamu!"

Bola mata Taedong membesar. "What? Woo Jinyoung?"

"Iya, Woo Jinyoung! Setiap hari kamu akan sama dia terus. Dah, kamu boleh keluar dari ruangan saya."

Taedong membungkuk sebelum meninggalkan ruang kepala sekolah.

Hyunbin yang sedaritadi di luar menunggu Taedong, heran melihat wajah kecut temennya itu.

"Lo, beneran gak bisa ikut ye?" Tanya Hyunbin hati-hati.

Taedong ngelirik males ke Hyunbin. Walau bukan lirikan tajam, tetep aja Hyunbin merinding.

Ya dari sananya mata Taedong itu emang tajem.

"Bisa, kalo nilai minus gue berkurang 20! Kenapa sih, cuma gue doang yang kena masalah ginian? Kenapa lo kaga? Kan lo juga sering ngisi daftar nilai minus sama gue!"

Hyunbin ketawa mengejek Taedong. "Ya iyalah, Kwon Hyunbin gitu! Nih ya, walau gue sering ngebolos jam pelajaran sama lo, seenggaknya gue gak pernah ketauan nyebat di sekolah, apalagi malakin duit ke adek kelas."

"Sialan lu ya! Udah yok ah, maen bola aja! Pusing gue pusing!"

Hyunbin sama Taedong asik maen bola dilapangan sama anak-anak lain.

Meski bandel dan suka bikin masalah, mereka itu yah jago olahraga. Prestasi non akademik mereka bagus, dan itu kontras banget sama nilai akademik mereka yang bobrok.

GRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang