Tentang Aliya 2

36 4 3
                                    

Dami~~
Kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Tapi, aku merasakan ada yang aneh. Ternyata benar. Hari ini, Aliya sangat diam. Padahal, biasanya dia lebih cerewet dariku dan sangat suka mengajak Gio bertengkar. Aku hanya rasa aneh. Jadi, aku mencoba memancing pembicaraan dengan Aliya. Tapi setelah aku menanyai Aliya tentang Gio, jawaban Aliya sangat aneh. Sepertinya Aliya salting...Aku tahu, aku memang tidak boleh langsung curiga dan menanyakan hal yang tidak penting pada Aliya...tapi, Aku sudah tidak dapat menahan diri lagi. Aku bertanya pada Aliya, apakah dia juga menyukai Gio? Tapi Aliya tidak menjawab sama sekali. Disitulah suasana semakin aneh dan...canggung. Sepanjang perjalanan, aku sangat merasa bersalah pada Aliya. Mengapa aku nenanyakan hal yang tidak-tidak pada sahabatku sendiri? Tanyaku dalam hati. Apalagi, yang kubicarakan adalah Gio. Dan saat ini, Gio ada bersama-sama dengan Aku dan Aliya. Aku memang sangat bodoh. Akhirnya beberapa lama kemudian, aku sampai dirumah tanpa mengucap kan sepatah kata pun pada Aliya dan Gio.

#saat di rumah

"Aku pulang.." Sapaku pada ayah dan ibu

"Kenapa sore sekali pulangnya?" Tanya ayah

"Iya. maaf ya, ayah, ibu... tadi aku lupa ngabarin...soalnya hand-phone ku lowbat. Aku tadi singgah sebentar ke cafe mbok Tuti bersama dengan Aliya dan Gio. Lalu ayah sendiri? Tumben pulangnya cepat sekali..biasa paling cepat jam enam..sedangkan ini masih jam lima?" Jawab + Tanyaku ( *enaknya dibilang gmn yh? Udhlah..maklumi aja yah😆😆 kalian juga pasti udah ngerti kan??💧)

"Oh..gak papa lah kalo kamu sama Aliya dan Gio..tadi ayah tidak kantor.. ayah lagi tidak enak badan" Jawab ayah

"Alasan.." Jawabku sambil mengganggu ayah

Ayah hanya tertawa lalu lanjut membaca koran hariannya

"Dami, kamu berarti sudah makan kan? Kalau belum, kamu mandi dulu gih. Lalu turun untuk makan sama-sama dengan ayah" kata ibu

"Baik bu.." Jawabku

Lalu aku mandi, makan, bantu ibu mencuci piring, dan pergi ke kamar ku. Saat belajar, aku tiba-tiba memikirkan Aliya.

Aliya adalah anak yang manis, baik, setia, pengertian, dan jujur. Aku seharusnya tidak boleh menanyakan pertanyaan itu pada Aliya tadi..karena, Aliya tidak akan pernah mungkin menyukai Gio...lalu, tentang Aliya salting tadi...mungkin dia hanya kaget? Kira-kira...Aliya marah tidak yah padaku? Sebaiknya besok aku meminta maaf pada Aliya. Sebagai tanda permintaan maaf, aku akan membelikannya gantungan kunci. Oh tidak..bagaimana kalau...aku beli tiga saja? Tiga gantungan kunci yang sama..sekalian sebagai tanda persahabatan Aku, Aliya, dan Gio. Barangkali tadi Gio juga tersinggung karena aku membawa-bawa namanya. Dan barangkali juga, mereka mau memaafkan ku. Sip deh.. selesai belajar, aku akan langsung pergi ke toko sebelah rumah dan membeli gantungan kunci.

#selesai belajar

"Ibu, ayah, aku ke toko sebelah yah...sebentar saja." Ijinku pada ayah dan ibu

"Baiklah nak..hati-hati di jalan" kata ibu

Aku langsung pergi ke toko sebelah rumah dan melihat-lihat gantungan kunci. Saat itu, aku tidak tertarik pada satupun gantungan yang di jual. Tapi, saat aku ingin pulang, mataku tiba-tiba tertuju pada tiga pasangan gantungan kunci yang bentuknya aneh di dekat pintu toko. Lalu aku mengambilnya dan bertanya kepada si kakek penjual

"Kek, mengapa bentuknya seperti ini?" Tanyaku pada kakek yang menjual gantungan kunci itu

"Itulah nak...kamu tidak bisa melihat sesuatu yang indah dalam bentuk yang tidak beraturan ini." Jawab sang kakek penjual. Kakek itu lalu mengambil gantungan kunci dari tanganku, dan menggabungkannya. Ternyata bentuknya adalah gembok yang sangat indah. Lalu kakek itu memberikan satu buah kunci usang, lalu kakek itu memutar kunci itu pada gemboknya, dan gembok itu terkunci lalu bersinar. Saat kakek itu melepas kuncinya, gemboknya berhenti bersinar.

"Wah kek, berapa harganya?" Tanyaku yang masih terpesona dengan gantungan kunci itu

"Ini tidak di jual nak...jika kamu mau, ambil saja secara gratis. Lalu berikanlah gantungan kunci ini pada sahabatmu. Gantungan kunci ini sangat berharga" Kata si kakek penjual

"Terima kasih yah, kek" ucapku pada si kakek. Kakek itu hanya tersenyum. Lalu aku keluar dari toko itu. Tapi dompetku ketinggalan diatas kasir. Jadi, aku berbalik dan mengambilnya. Tapi kakek itu sudah tidak ada. Aku kira,kakek itu sedang pergi sebentar...jadi, aku melupakannya dan langsung pulang.

Makasih yah untuk yang sudah baca sampai part ini... tapi kayaknya, cerita selanjutnya agak lama deh.. soalnya aku mau ngurusin fans-fans aku dulu...yang dari Korea-Jerman-Jepang-dan Indonesia lah ya😂😂 Eaaaaa ( dab ) becanda doang...soalnya beberapa hari ini, ku lgi sibuk. Terima kasih

FLIPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang