13. ) Blushing Jihoonie.

1.8K 263 79
                                    

Pipip pipipipip pipipip piiiiiip pipiiiip


Suara alarm dari jam Jihoon yang dia tempatkan disamping bantalnya berbunyi, menunjukkan pukul 6 AM. Sebenarnya ini masih terlalu pagi dari jam bangun Jihoon yang biasanya. Namun, setelah melihat secarik surat yang ia tempatkan didekat jamnya itu membuatnya tersenyum lebar dan seketika badannya jadi terasa segar.

Jihoon meregangkan otot-ototnya dan perlahan mengubah posisinya yang tadinya tiduran jadi duduk. Ia mengedarkan pandangannya di kamar yang gelap tapi masih samar-samar bisa melihat keadaannya. Masih sepi dan yang lain masih tidur, Jihoon menyibakkan selimutnya kesamping lalu perlahan turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.



Disisi kamar lain, Daniel yang tidurnya sembrono itu hampir saja menjatuhkan handphonenya dari atas ranjang, selimutnya udah jatuh sejak kapan ia pun tak tau. Daniel mengerjapkan matanya lalu duduk diatas ranjangnya dengan mata yang masih agak tertutup. Ia keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk cuci muka.

Daniel melangkah gontai sambil mengusap-ngusap matanya, nyawanya belom sepenuhnya terkumpul. Saat ia hendak membuka pintu kamar mandi, namun pintunya terkunci dan ia pun memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandinya. "Iyaa sabar, gua lagi cuci muka duluuu." Suara teriakan dari dalam kamar mandi terdengar familiar, "Jihoon?" Tanya Daniel yang sudah sadar sepenuhnya, ia buru-buru merapihkan penampilannya dan merapihkan rambut tidurnya itu lalu menepuk-nepuk wajahnya. Daniel gak mau kalau Jihoon ngeliat penampilan baru bangun tidurnya dia.

Tak lama setelahnya, Jihoon keluar kamar mandi dengan bandana innisfree-nya yang membuatnya 100000x lebih cute dari biasanya. "D-daniel hyung? T-tumben lo make kamar mandi ini, biasanya yang disana" Jihoon berusaha sesantai mungkin, dia gak mau terlihat gugup didepan Daniel.

Daniel ngeliat Jihoon malah gelagapan terus salting sendiri, "e-eh anu Hoon......aaaa. Ah gua dah kebelet, misi misi" Daniel menggeser tubuh Jihoon dengan hati-hati seperti dia memindahkan barang pecah belah, karena menurut Daniel, Jihoon itu rapuh sehingga harus ditangani dengan hati-hati.

Setelah Daniel menutup pintu kamar mandi, Jihoon cuma bisa mengerjapkan matanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, bingung. Jihoon mengendikkan bahunya lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Suasana dorm masih sangaaaat sepi.

"Kebo semua apa orang orang disini. Gua doang yang rajin" batin Jihoon.

Ia membuat roti yang diolesi dengan selai kacang yang bermerk nutrela. Selai kesukaan Jihoon. Biasanya Jihoon cuma buat satu roti sebagai sarapannya tapi tanpa sadar dia bikin dua. Niatnya Jihoon mau makan dua-duanya aja tapi niat itu dia urungkan semenjak Daniel duduk disebelah dia dan pandangannya jatuh kepada roti selai didepan Jihoon.

"Nih hyung, buat lo." Jihoon menggeser piring yang berisi roti selai itu kearah Daniel. "Lo bikinin ini buat gua apa— lo kasian liat gua kelaperan?" Tanya Daniel dengan nada bicara teasing andalannya dan berhasil membuat Jihoon berdecak kesal mendengarnya. "Ih yaudah kalau gamau buat gua a—" baru saja Jihoon mau menarik piring tersebut namun Daniel udah mengambil roti selai buatan Jihoon dan langsung memakannya.

"Ini roti selai biasa tapi kenapa ya kalau lo yang buat rasanya jadi berkali-kali lipat enaknya"

Blush

Jihoon menundukkan kepalanya sambil senyum senyum malu, dia gak mau Daniel melihat pipinya yang udah merona banget gara-gara dia. Tapi Daniel tau kalau Jihoon blushing, selain dia emang gampang ngeblush, telinganya juga ikutan memerah. Daniel gak tahan ngeliat Jihoon, gemes banget. Dia mengelus surai kecoklatan Jihoon yang halus banget dan baunya kayak bayi.

OH MY GOD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang