Part 1 - Malam Tersial!

4.4K 77 5
                                    

Part 1 - Malam Tersial!

  Tadi itu adalah pesta kan? Seharusnya aku bersantai sambil menikmati tequila, wine atau minuman pembakar kerongkongan. Bukannya menjadi seorang Beornet! Hello, gara-gara tanda Bintang hitam yang ada di punggung kiriku sialan ini!

   Ugh! Malapetaka!

  Seharusnya, seharusnya aku menjadi bawahan saja, menikmati masa santaiku. Bukan bergabung dalam kepemimpinan seperti itu. Aku tidak ingin sungguh! Sebenarnya Werewolf lajang sepertiku tidak cocok dengan pekerjaan yang berat. Aku lebih cocok berdiam diri saja di ruangan pribadiku dan menikmati masa lajangku. Kemudian aku akan menikah dan hidup bahagia selama-lamanya!

   Tapi, tapi, tapi... bagaimana mungkin aku bisa menikah jika pekerjaanku berdiam diri saja? Berpikirlah Thomas bodoh! Kau memang Werewolf dungu!

   DUK.

   Kepalaku terkantuk patung berbentuk prajurit di ruang tamu, membuatku mengusap dahiku dengan kasar. Mata biruku melotot tidak percaya, saat menelisir ke seluruh ruangan. Apa-apan ini? Siapa yang mendesain ini semua? Oh tidak! Menggelikan!

   "Mommy! Koleksi sintingmu ini menyusahkanku!" Teriakku akhirnya, membuat Mommyku yang sedang memasak di dapur langsung tergopoh-gopoh menghampiriku.

   Mommyku -yang bernama Tamara- langsung terkesiap saat menatap wajahku, wajah kusutku yang baru bangun tidur. Sedangkan aku, menatap dirinya dengan wajah memberengut sebal.

   "Oh Ya Tuhan! Apa yang terjadi pada dahimu? Thomas anakku sayang? Itu mengapa ada warna spatula Mommy?" Ceracau Mommy dengan wajah panik, sambil mengangkat spatula -berwarna ungu- ke atas wajahku dan...

   TAK.

   "Aw!!! Mommy itu sakit! Kau sengaja mengetukkan spatula sintingmu pada kepalaku huh? Kejam sekali kau ini!" Sungutku sambil mengusap kepalaku yang berdenyut karena hentakkan spatula sintingnya.

   Dan sekedar informasi saja! Aku membenci warna favourite Mommy, ia begitu menyukai ah tidak... mencintai warna ungu ketimbang warna hitam yang menjadi warna favourite kedua setelah warna sialan itu.

   Padahal aku lebih respect jika Mommy menyukai warna hitam, ketimbang warna menyebalkan itu. Mataku merasa mau meledak rasanya, jika melihat warna itu! Sialan!

   "Apa-apaan kau ini Thomas! Kau seharusnya memikirkan dirimu yang sangat berantakan. Kemana Beornet yang akan memimpin pasukan Silver? Apa kau tidak takut nanti Alpha memarahimu huh? Kau jangan mempermalukanku!"

   Dan bunyi tak, tak, tak terus terdengar menggetuk kepalaku.

   "Oke, aku akan mengurus kudeta antara manusia ular, manusia naga dan manusia burung itu. Benar-benar pekerjaan merepotkan! Brengsek!" Umpatku sambil memeluk tubuh langsing Mommy, setelah mendengar doa yang Mommy panjatkan untukku. Aku langsung berlari ke luar rumah dan bersiul rendah.

   Kau memanggilku?

   Suara Edraga dalam mode Werewolfnya, membuat aku terkesiap kaget. Bagaimana mungkin ia mempunyai kecepatan seperti pesawat jet. Astaga! Sepertinya hanya aku Werewolf yang ketinggalan zaman.

   "Ya," sahutku dengan acuh, membuat Edraga menggeram kesal.

   Grrrr... kau ini sebenarnya tidak cocok menjadi seorang Beornet! Benar-benar payah! Aku lebih suka jika Arthur yang menjadi seorang Beornet! Dan entah mengapa sepertinya Tuhan dan Sang Dewi bulan seolah menguji diriku dan yang lainnya, karena kami semua harus menerima bahwa kaulah Sang Beornet.

   Kepalaku rasanya nyaris pecah karena mendengar ucapan Edraga. Aku langsung mengibaskan tanganku di udara, "ya, ya, ya... aku tahu! aku pun sama! Aku tidak suka kedudukanku saat ini! Sialan! Brengsek!" Aku mengangguk sambil mengumpah entah kepada siapa, biarlah Edraga yang akan menjadi sarana pelampiasan kemarahanku.

   Edraga menggeleng lemah, mata birunya nyaris melotot hebat saat menatap wajahku kemudian.

   Tidak bisa di ubah, takdir adalah takdir. Tapi nasib bisa di rubah, kau pun tahu akan hal itu kan? Aku begitu parah tidak bisa mengenali kau yang ternyata adalah seorang Beornet. Terlihat sekali, kau tidak hafal dengan sejarah leluhur kita.

   Tudingnya kemudian sambil menggertakkan gigi-gigi runcingnya. Aku hanya terdiam dan menatapnya dengan tatapan malas.

   "Begini," kataku akhirnya, berusaha meredakan Edraga yang sedang sedikit marah.

   Grrrr... Kau mau bilang apa? Jika kau bertanya panjang lebar dan memusingkan diriku. Aku akan langsung menghajarmu sekarang juga!

   "Dari pada kita bertengkar, lebih baik kita segera menyusun strategi. Apalagi, kita tahu. Para manusia ular, manusia naga dan manusia burung itu membuat kita jengah. Kita harus menggunakan taktik kita membakar dan memusnahkan mereka. Kalau itu perlu di lakukan." Sengaja aku berkata seperti itu, mengingat insiden akhir-akhir ini membuat Alka mengamuk selalu padaku. Tentunya, sebelum aku menyadari, aku adalah seorang Beornet.

   Beornet?

   Ya Tuhan, lagi-lagi aku mengatakan satu nama sebutan atau gelar yang uhm... well, menyebalkan tersebut.

   Seolah menyetujui, Edraga mengangguk dan langsung melonglong memanggil anak-kelompoknya. Ia menyeringai puas tatkala melihat mata biruku melotot dengan memasang wajah takjub, saat memandang ke arah belakangnya.

"APA KAU GILA AKAN MEMBAWA 2000 WEREWOLF UNTUK MENGIKUTI RAPAT?"

***

14-04-14

Votetantarnya guys??? XD

I hope you like this oke? Kalau gak suka, ya kalian harus suka *maksa amat* hahahahah XD

Part ini aku dedikasikan untuk pembacaku @megleah yang sudah berkomentar di part terakhir 'UTM : Book 1 (The Alpha - The Pursuit Of Love).

Jangan pelit berkomentar dan memberi vote yaaa~ XD

yang koementarnya bagus, next part akan saya dedikasikan loh._.

Maka dari itu, ayuk-ayuk beri komentar yang menarik

With love

-R

Under The Moonlight : Book 2 (The Beornet - Catching The Frozen Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang