Part 4 - Tugas!
Kembali ke saat ini.
Edraga menyeringai karena telah berhasil membuatku kaget. Werewolf lelaki itu, benar-benar...
So, kapan kita mulai rapatnya?
"Sekarang juga Edraga. Memangnya mau kapan? Tahun depan?" sahutku ketus dan ia hanya menggeram kesal.
Aku langsung menghembuskan nafas panjang dan menatap mereka semua dengan pandangan tajam. Mengalirlah semua strategi yang telah aku rancang di benakku. Meskipun ada yang enggan menjalani misi ini, selama pasukan Silver masih belum jelas siapa saja, aku tidak bisa gegabah mengambil keputusan.
Tiba-tiba suara lengkingan terdengar ari arah utara. Aku mengerjapkan mataku lalu mengangguk pada Marcus dan Edraga. Memangnya aku tidak senewen mendengar lengkingan Sang Alpha yang sedang marah besar?
"Thomas... sepertinya kau harus melapor pada Alka." seru Edraga sambil kembali ke tubuh manusianya.
Aku mendengus saat mendengarnya. "Tentu saja! Memangnya kau pikir aku akan tinggal diam? Apalagi pasukan Silver, Gold dan Diamond sedang dalam masa kritis. Lagipula aku pasti akan melapor keadaan kita kepadanya."
Marcus mengangguk setuju dan menenggelengkan wajahnya, ekspresi paling menyebalkan yang sangat tidak kusukai.
"Baiklah. Kalian diam disini. Kalau ada sesuatu yang aneh langsung serang saja. Aku mau pergi ke tempat Sang Alpha dulu." aku sengaja memberi wejangan sambil merubah tubuhku menjadi mode Werewolf.
Aku langsung berlari menuju tempat Alka -yang tadi dia mengirim telepati kepadaku agar aku segera sampai. Mata biruku mendadak risau saat mendengar suara burung berkaok-kaok malam ini. Padahal seharusnya para binatang pagi beristirahat tidak berkelakuan seperti para binatang malam.
"Ada apa?" kataku langsung duduk di depan Alka setelah aku masuk ke salah satu rumah miliknya.
Alka mendelik sinis. Mata birunya memperlihatkan kekesalan yang luar biasa. Aku mendadak gugup karenanya. Aura Alpha-nya benar-benar membuatku langsung menunduk dan tak sanggup mengangkat wajahku barang sedikitpun.
"Kerjaanmu semenjak menjadi Beornet itu apa?" tanyanya dengan menggeram.
"Aku sedang menyusun rencana. Rencana untuk mengacaukan aliansi para manusia burung, manusia ular, manusia naga, dan manusia cheetah atau yang lainnya. Edraga, Marcus dan aku sedang rapat dengan seluruh pasukan mereka. Yeah, maaf. Aku mengakui bahwa aku memang payah dalam hal susunan derajat dalam aturan kita. Aku tidak tahu saja siapa itu pasukan Silver. Aku hanya mengetahui bahwa pasukan Silver sedang risau karena mereka dipindah-tangankan kepadaku," aku menghela nafas dan menatapnya tajam. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kau tidak mungkin marah-marah tidak jelas kepadaku."
"MANUSIA NAGA SIALAN ITU HAMPIR MEMAKAN ANAK DAN ISTRIKU! SUDAH KU BILANGKAN? JAGA KELUARGAKU. AKU TIDAK PERNAH MEMPERCAYAI WEREWOLF MANAPUN DAN SIAPAPUN KECUALI KAU DAN ARTHUR. KARENA AKU TAHU BAHWA KALIAN TAK AKAN PERNAH MENGECEWAKANKU!" Alka menjerit sebal sambil menghentakkan kertas-kertas usang yang terdapat gambar dan keterangan di samping kanannya.
"Mengapa kau marah padaku?" desisku sewot sambil menggertakan gigi, "Tugas Arthur yang menjaga keluargamu dan wilayah kita di bagian timur dan barat. Tugasku sampai dua minggu kedepan adalah menjaga wilayah kita di bagian selatan dan utara. "
Alka terdiam sejenak. Dadanya yang naik turun sekarang menjadi biasa saja. Seolah aku tengah menyadarkannya.
"Maaf... aku hanya... hanya emosi karena Asyeef dan Saka hampir mati. Arthur... dia terkena gigitan manusia naga itu. Naga berwarna cokelat tanah gambus. Saat ini Arthur sekarat. Aku... aku benar-benar tak mengerti..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Moonlight : Book 2 (The Beornet - Catching The Frozen Girl)
Werewolf"Selamat! Kau akan menjadi seorang Beornet. Seorang pemimpin Werewolf tingkat 2 dari Alpha, yang berada satu tingkat di bawahku." Kalimat yang di ucapkan Alka di malam dimana ia dan Saka melaksanakan pesta penamaan bayi mereka ibarat sebuah sumpah k...