Part 3 Of 2 - Pendekatan
Rasanya aku seperti di tinju di hadapan umum berkali-kali dengan kepalan yang sangat keras dan kuat, Sehingga aku bisa merasakan bahwa aku teraniaya luar dalam oleh perkataan panjang yang terlontar dari mulutnya. Pasalnya Rully sekarang sedang berada di hadapanku dengan mata birunya yang melotot dan sukses membungkam mulutku.
Aku tahu bahwa Rully bukan Werewolf biasa, karena dia adalah anak Sang Alpha. Aku juga paham mengapa dirinya begitu angkuh dan dingin, karena dia tidak di besarkan oleh Ibu kandungnya sendiri. Tidak sepertiku.
Dan sekarang aku membuat masalah besar dengan anak menyebalkan ini.
Terlebih sepertinya aku harus menyelesaikan apa maksud ucapanku yang harus aku pertanggungjawabkan. Terlebih aku tidak dekat dengan Werewolf yang tengah menatapku dengan tatapan murka, bahkan tatapannya nyaris bisa menghancurkan seluruh tulang dan persendianku.
"Kau mau bicara atau tidak?"
Aku mengusap daguku dengan perlahan, sambil mengembalikan air wajahku agar tidak terlihat tertekan di hadapannya.
"Apa kau pikir aku akan menjelaskan panjang lebar padamu begitu?"
Rully menggeram marah, mata birunya memincing tidak suka.
"Percayalah, aku bisa saja mengirimkanmu jauh-jauh dari Ibumu jika aku mau. Sayangnya aku masih berbaik hati. Kau pikir aku tidak tahu bahwa kau ini adalah Werewolf manja yang selalu bersembunyi di balik ketiak Ibumu hah?"
Mendengar perkataan Rully yang sekaligus mengejekku, aku tidak tahan. Sungguh, aku sangat tidak tahan.
Aku menyeringai saat beradu pandang dengannya, "sepertinya lebih baik diriku, karena aku bisa merasakan kehangatan Ibuku. Sedangkan kau? Hah! Seluruh bangsa kita saja tahu bahwa kau ini tidak lebih dari seorang anak yang malang. ataukah perlu ku sebutkan bahwa terlahirnya kau adalah penyebab kematian Ibumu hm?"
Selanjutnya aku merasakan satu pukulan di pipi kiriku sehingga membuatku terhuyung ke belakang dan gelap mengerubungiku.
***
Sayup-sayup ku dengar suara tak asing di kedua telingaku. Bahkan aku bisa mendengar beberapa suara lainnya bertabrakan bagaikan nada tidak mesra. Aku mencoba untuk tersenyum. Sayangnya pipiku tidak bisa diangkat, sulit sekali rasanya. Sehingga aku dapat merasakan ada ganjalan di pipiku.
Arghhh... sialan pipiku kenapa?
Namun detik selanjutnya aku teringat akan kejadian dimana Rully memukulku dengan tangan gorila miliknya. Aku hanya bisa mendesah sambil mencoba menerima apa yang menimpa diriku.
"Kau bahkan tidak tahu! Bahwa dalam otaknya tadi, Rully nyaris akan membunuh dia! Kau bahkan tidak mengetahui bahwa Rully itu benar-benar akan membunuhnya. Bukan nyaris membunuhnya!"
"Berhentilah berbicara berputar-putar Marcus! Menurutmu, setelah kejadian ini kita harus bagaimana? Apakah kita adukan ke Sang Alpha? Aku bahkan tidak berani untuk menatap wajahnya. Kau bahkan tidak akan pernah tahu, bahwa Sang Alpha sangat menyeramkan."
"Kalian bahkan tidak tahu, bahwa aku sangat membencinya karena telah menjodohkan orang yang aku cintai dengan anaknya si Rully itu!" sembur Diano dengan murka.
Rasanya kepalaku hendak pecah mendengar pertengkaran mereka bertiga. Jika mataku sudah terbuka maka aku tidak akan segan-segan memarahi mereka semua. Sayangnya aku tidak bisa membuka kedua mataku dengan segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Moonlight : Book 2 (The Beornet - Catching The Frozen Girl)
Werewolf"Selamat! Kau akan menjadi seorang Beornet. Seorang pemimpin Werewolf tingkat 2 dari Alpha, yang berada satu tingkat di bawahku." Kalimat yang di ucapkan Alka di malam dimana ia dan Saka melaksanakan pesta penamaan bayi mereka ibarat sebuah sumpah k...