"Sebenarnya lo itu manusia atau batu es sih? Gausah belagaan sok cool kalo lo masih belum bisa nentuin mana yang baik dan mana yang buruk."
Gadis itu terus berusaha keras, segala apapun akan dia lakukan asal laki-laki yang dihadapannya kini ingin berubah menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian baik. Gadis itu selalu menasihatinya tetapi semua hasilnya nihil.
"Lo bukan siapa-siapa bagi gue, dan inget mau sedingin apapun gue yang jelas bukan urusan lo."
Laki-laki manusia es itu kembali membeku seperti biasanya, sifat dinginnya membuat perempuan manapun meleleh setiap melihatnya.
"Gue heran sama lo! Apa salahnya gue ingin lo menjadi lebih baik lagi? Oke, sorry gue udah ikut campur urusan pribadi lo padahal gue bukan siapa-siapa lo"
Gadis itu ingin sekali berteriak kencang dan mengatakan bahwa 'gue Cinta sama lo, gue ingin lo berubah.' tapi manusia es itu lebih memilih menjadi dirinya yang berantakan.
***
Sudah 2 minggu gadis itu mendiami laki-laki si manusia es, bukannya senang laki-laki itu malah ingin sekali jika gadis itu kembali menceramahinya tentang keburukannya.
Apa salahnya ketika ada seseorang yang ingin merubah dunia kita menjadi lebih baik lagi?
"Gue heran padahal masih banyak cewe yang mau sama gue, tapi ngeliat dia diem kayak gini malah bikin gue kangen ya sama dia?"batin laki-laki tersebut.
"Mungkin gue harus menjauh, gue sadar gue bukan prioritas lo dan gue juga tahu lo sekolah bukan buat gue, lagi pula kita juga ga punya hubungan apapun."batin gadis itu berlirih.
Saat bel istirahat semua anak-anak pergi ke kantin, yang tersisa hanya gadis pendiam dan manusia es.
"Arka!"
"Aletta,"
Suara itu sama-sama dikeluarkan, apakah mereka sama-sama sedang merindu?
"Lo dulu ka,"ucap Aletta
"Ladies first dulu."ucap Arka
"Maaf ya, soal dua minggu yang lalu. Gue sadar gue bukan prioritas lo."ucap Aletta sambil menatap lirih kearah Arka.
"Gue udah lupain semua itu, gue tau lo lakuin itu karna lo perduli sama gue. Makasih ya lo udah mau perduli sama gue disaat yang lain menjauhi gue."ucap Arka sembari tersenyum menatap Aletta
"Mungkin kita bisa menjadi teman Ka,"ucap Aletta sambil tersenyum menatap Arka
"Hanya teman?hmm.. Kenapa kita ga bersahabat aja?"tanya Arka
"Aku kira kamu mau hubungan kita lebih dalam ka,"batin Aletta
"Kenapa kamu hanya menganggap aku teman Let?apakah ada yang lain dihati kamu?"batin Arka
"Oke, sahabat."ucap Aletta.
***
"Arka,kamu sudah minum obatmu nak?"tanya Meira
"Buat apa Arka minum obat tapi mama dan papa sibuk. Mungkin lebih baik Arka ga ada didunia ini baru deh mama dan papa sadar."jawab Arka
"Arka, mama dan papa sibuk untuk keperluan kamu juga sayang. Untuk kita makan, beli mobil,rumah dan fasilitas lainnya."ucap Meira
"Ma, Arka capek! Sebelum Arka bangun mama dan papa sudah pergi kerja, dan ketika Arka sudah tertidur mama dan papa baru pulang. Arka ga butuh fasilitas yang berlebihan ma, Arka hanya butuh orang tua yang ada disetiap Arka bangun maupun tidur."ucap Arka yang langsung berlari menaiki anak tangga
"Arka, maafin mama nak."lirih Meira
***
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love.
FanfictionMencintai dua orang sekaligus membuat Aletta bingung menghadapi semua ini, dia tidak ingin kehilangan Arka maupun Aldo. Tetapi seiring berjalannya waktu kebahagiaannya mulai meredup digantikan dengan tangisan duka. Akankah dia bisa bahagia? Dengan...