Tiga.

26 3 0
                                    

Mungkin, seharusnya sejak awal Aletta tidak berharap jika dia bisa dicintai oleh Arka. Karna benar saja, semua hal yang dia lakukan hanya sia-sia saja.

                             ***

Aletta POV

Mungkin, aku akan menjauhi Arka. Andai saja aku tidak pernah menaruh hatiku padanya mungkin tidak akan ada patah hati terhebat dalam hidupku.

Saat aku hendak ke kantin, aku melihat Arka yang mendekatiku. Dengan sekuat tenaga aku tetap berjalan cepat agar bisa meninggalkan Arka. Namun hasilnya tetap saja nihil.

"Gue minta maaf."ucap Arka sambil menarik tanganku

"Lo ga salah, permisi gue mau beli minum."ucapku yang berusaha menjauh darinya, lalu kulihat dia tetap mengikutiku.

"Nanti malam ada acara ga?mau jalan sama gue ga?"tanya Arka

"Sorry, nanti malam gue mau ke acara brithday party temen gue."jawabku

"Lo marah sama gue ya?gue sama Rachel ga ada hubungan apa-apa kok Let."ucapan Arka membuatku kaget setengah mati. Apa yang baru dia katakan?

"Gue kan ga nanya, mau lo sama Rachel pacaran atau engga ya itu urusan lo. Kan kata lo gue sama lo itu bagaikan bulan dan matahari."ucapku sambil meninggalkan Arka, meski hati ini senang namun rasanya masih saja menohok.

                            ***
Malam ini aku memutuskan untuk pergi ke acara brithday party temanku, aku kesini memang sendiri karna Selly dia bersama dengan pacarnya.

"Happybirthday Aldo,"ucapku sambil memberikan kado untuknya.

Sejujurnya, dulu aku pernah suka sama Aldo namun dia sudah memiliki pacar bahkan sampai sekarang benih-benih cinta itu masih ada walaupun sedikit.

"Makasih Letty,"ucapnya sambil cipika-cipiki(entahlah namanya apa)

"Do, kalo gue disini ambil makanan banyak ada kasirnya ga?"ucapku supaya mencairkan suasana

"Engga lah Let, yakali gue sejahat itu makan aja yang banyak bawa pulang juga gapapa."ucap Aldo sambil tertawa, aku menyukai tawanya entah itu karnaku atau bukan.

"Btw, line lo masih yang lama kan?"tanya Aldo akupun mengangguk.

"Nanti kalo gue chat bales ya,"ucap Aldo

"Dulu aja lo gue chat dibalasnya singkat, gak mau bales ah takut jadi baper."ucapku sejujurnya itu bukan candaan itu adalah ungkapan hatiku yang sebenarnya.

"Engga kok, dulu kan karna masih ada yang punya kalo sekarang kan single."ucap Aldo, apakah dia putus dengan Andien?

"Putus ya lo?"tanyaku Aldo pun mengangguk

"Kecian banget cii kamu,"ucapku

"Ga dong, soalnya kan penggantinya ada di depan gue."ucap Aldo akupun melihat ke belakangku tidak ada orang disana apakah yang dimaksud dengan Aldo itu aku?

"Siapa?"tanyaku

"Lo."jawabnya singkat tapi membuatku melayang.

"Lo mah bercanda mulu, pucing pala dede di candain mulu."ucapku lalu Aldo hanya tertawa, apakah dia hanya bercanda?

Tak terasa waktu semakin malam, dan akupun berniat untuk pulang karna aku memang izin pulang dibawah jam 11 malam.

                              ***

Pagi ini sangat membosankan, aku datang sangat pagi daripada yang lainnya. Akupun menunggu di depan kelasku.

"Sendirian aja neng."

Suara itu seperti suara Arka, namun apa iya Arka datang sangat pagi?

Akupun menoleh kearah suara itu, dan benar itu adalah suara Arka.

"Eh iya, tumben dateng pagi."ucapku

"Maafin gue ya, kayaknya lo marah benget sama gue."ucap Arka

"Siapa yang marah, dan buat apa lo minta maaf?"tanyaku

"Kalo lo gak merasa salah lo gak seharusnya minta maaf."ucapku lagi

"Tapi baru kali ini gue merasa bahwa gue sangat bersalah sama lo. Maaf, gue janji ga akan ngulangin semuanya."ucapan Arka membuat diriku terdiam seperti patung, apakah omongan itu Real dari bibirnya?

Hayoo, kira-kira buat apa Arka minta maaf?dan kenapa tiba-tiba Arka berubah total yah?

Jangan lupa warnain bintangnya yaaa!!

About Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang