Ella membaringkan tubuh lelahnya di atas kasur tua lusuh di kamarnya. Seharian mengerjakan pekerjaan rumah dan melayani Ibu tiri dan kedua kakak tirinya, membuat otot-ototnya terasa kaku.
Gus, tikus kecil sahabat Ella berjaga-jaga di sekitar kaki r5anjang Ella. Tak berapa lama Gus melompat dan bersembunyi di bawah ranjang Ella. Ia melihat Anastasia mengendap-endap masuk ke kamar Ella. Ia meletakkan sekeranjang kecil cherry berwarna merah menggoda ke atas meja di sudut ruangan kamar.
Gus bisa melihat senyuman sinis di bibir Anastasia. Matanya berkilat-kilat memancarkan cahaya kelicikan di wajahnya. Gus merasa pasti ada yang tidak beres.
Gus mengikuti Anastasia. Di balik pintu telah menunggu Lady Tremain dan Drizella. Mereka bergegas masuk ke dalam kamar sang ibu.
"Sebentar lagi Ella akan pergi untuk selama-lamanya," Anastasia menyeringai senang.
" Ella yang rakus itu pasti segera menghabiskan cherry beracun di kamarnya." ujar Drizella penuh keyakinan.
"Jangan senang dulu. Kita harus benar-benar yakin racun itu bekerja dengan benar. Dan Ella benar-benar menyingkir dari kehidupan kita." ujar Lady Tremain tanpa menoleh pada putri-putrinya.
Lady Tremain dan kedua putrinya gelisah menanti hari berganti. Anastasia mengintip dari balik pintu kamarnya. Ia sangat gembira. Tidak ada tanda-tanda Ella bangun dari tidurnya. Ia menari-nari dan bernyanyi riang. Tak lama Drizella dan Ibunya pun bergabung. Mereka merayakan kemenangan mereka.
"Ana, bisakah Kau ambilkan anggur dan buah-buahan di meja makan!" perintah Lady Tremain.
Tanpa menunggu lama Anastasia melesat menuju ruang makan. Kemudian ia kembali membawa sebotol anggur dan sekeranjang buah-buahan. Nampak apel hijau yang segar, nanas, juga apel merah yang terlihat manis menyegarkan.
Ketiga ibu dan anak itu tertawa riang dan sibuk menghabiskan makanan dan minuman. Beruntung Drizella masih menemukan sebuah cherry merah yang menggiurkan. Drizella segera melahap cherry itu. Dan tiba-tiba Drizella jatuh tersungkur tak sadarkan diri.
Seketika keceriaan Lady Tremain dan putrinya berubah menjadi kepanikan. Tak jauh dari kamar itu, Gus mengamati kegaduhan yang berlangsung di depan matanya dan atas rencananya. Di sekitar Gus terlihat butir-butir cherry merah berserakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDERELLA STORIES
Short StoryCerita Cinderella tidak hanya tentang sepatu kaca dan pangeran tampan. Cerita Cinderella juga tentang impian harapan.