*****
My BADBOY
"Dilan!"
Dilan yang menyelonong masuk ke dalam rumah dan tidak menghiraukan orang tuanya yang sedang duduk di ruang tv.Rini tersenyum saat Dilan menoleh,menatap kedua orang tuanya malas.
"Hm?"
"Papa denger kamu bikin masalah lagi di sekolah."Hendrick masih jadi satu-satu nya orang yang akan bersikap tegas.Tidak menyerah walau seringkali dia kehabisan kata dan mengalah.Tapi,pasrah dengan perilaku si bungsu hanya akan menghancurkan masa depannya sendiri.Hendrick tidak mau Dilan tenggelam dalam lukanya,meleburkan kehidupannya karena tingkah tidak terkontrolnya saat ini."Dilan,sampe kapan kamu main-main kayak sekarang?Selama tinggal di inggris sama Grandma kamu,gak pernah sekalipun kamu bikin masalah kayak sekarang."
"Jadi,Papa mutusin buat buang aku lagi?"
"Kami gak pernah buang kamu!"Hendrick menyanggah.Dia berdiri dan menatap puteranya tajam."Kami cuma menitipkan kamu ke Grandma kamu sebentar,biar dia gak kesepian disana."nada suaranya kian melemah.Jika sudah membahas soal ini,dia selalu hilang kata-kata.Hendrick sadar semua yang terjadi akibat kebodohannya.Tidak akan ada seorang pun anak yang senang jika sejak umur Enam tahun,dia seperti 'diusir' dari kehidupan orang tuanya.
"Papa atau Mama gak pernah ngajarin aku apa pun.Kalian juga gak ngasih aku apapun selain uang."Dilan bicara tetap dengan nada datarnya.Rini bergetar mendengar jawaban menyakitkan puteranya,Dia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat,tetap mengukir senyuman lebar menyembunyikan perih dihatinya.Dia menjadi sosok ibu yang baik untuk Adimas,tetapi tidak untuk Dilan.
"Dilan,Papa gak masalah kalau kamu benci sama Papa atau Mama-."dia tidak bermaksud mengatakannya,tidak ada orang tua yang bersedia dibenci oleh darah daging mereka sendiri.Tapi dia memang tidak punya pilihan lain.Hendrick mengimbuhkan,"tapi Papa mohon jangan ancurin masa depan kamu sendiri kayak gini.Papa tau kamu sebenarnya anak yang baik."
"Darimana Papa tau?"Dilan menyeringai sinis.Airmata bercucuran dari kedua netra sang Mama.Tidak kuat disinisi oleh Dilan secara terus menerus,"Gak usah sok deket gitu deh.Bikin eneg tau gak?"
"Dilan!"
Dilan tidak menghiraukan lagi.Dia bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.Merasa bosan diceramahi seperti ini baik di sekolah maupun di rumah.
***
"Dilan....maaf,karena kakak kamu harus pisah lama dari Papa sama Mama."Adimas tersenyum tipis.Di usianya yang ke Lima belas tahun,Adimas mengajak adiknya pulang ke rumah meraka yang di Jakarta.Sengaja pergi meninggalkan Inggris mengungkapkan permohonannya ditemani sang Mama.
Saat itu,Dilan masih berusian Tiga belas tahun.Tapi,dia sudah cukup mengerti,alasan kenapa sejak Tujuh tahun yang lalu dia diminta orang tuanya tinggal bersama sang Nenek?Tidak pernah menikmati sarapan yang dibuat Mamanya lagi.Tidak pergi atau dijemput Papa untuk pergi sekolah.
Katanya kakaknya sakit dan Adimas membutuhkan perhatian lebih.
Dia sudah cukup terbiasa tinggal bersama Neneknya.Tidak pernah lagi bertanya kapan Mama dan Papa akan mengajaknya pulang dan tinggal bersama?Dilan menjadi pribadi yang pendiam dan tidak banyak bertingkah.Dia awalnya berfikir dipaksa tinggal dengan Nenek nya karena dia anak nakal dan tidak sepintar kakaknya.
Sampai kelas Empat Elementary School,dia tetap beranggapan demikian dan berusaha menjadi pribadi yang tidak banyak tingkah juga kebanggaan di sekolahnya.Tapi,sekalipun Mama dan Papa dalam setahun bisa sampai Empat kali mengunjunginya,mereka tidak pernah mengajak Dilan kembali ke Indonesia.Mereka bersikap dingin seolah Dilan bukanlah anak mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
My BADBOY
Ficção AdolescenteGanteng,jenius,berandalan Dilan jadi murid pindahan yang paling baddas di sekolahannya. Nesya itu cengeng,dia cewe lemah,gampang sakit,keras kepala,dan korban buly. "Oke,kalo lo lebih punya nyali dari ini,mulai hari ini lo jadi cewek gue.Kita liat,a...