BC - Dua

177 33 10
                                    

Biar kujelaskan sedikit. Di sekolahku, secara tidak resmi siswa-siswanya dibagi menjadi tiga kasta. Ugh. Jangan kasta. Kasta terlalu kasar. Oke, kita gunakan kata kelas.

Tiga kelas itu terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga. Kelas satu itu berisi anak-anak yang terkenal. Bisa terkenal karena keenceran otaknya, kekayaannya, kenakalannya bahkan karena memang sudah hits sejak lahir.

Bukannya sombong. Tapi aku termasuk dalam kelas satu ini. Otakku tidak terlalu cerdas, namun aku terkenal karena orangtuaku adalah salah satu penyumbang bantuan terbesar untuk sekolah ini. Jadi, dapat aku pastikan semua orang di sekolah ini pasti mengenal aku.

Oke kita lanjut. Kelas yang kedua, isinya anak-anak biasa saja. Anak-anak normal. Populasinya paling mendominasi di SMA. Tidak perlu aku jelaskan lagi tentang kelas kedua 'kan? Aku kira kalian semua pasti paham.

Dan yang terakhir, kelas tiga. Umm... kelas ini berisi anak-anak aneh yang 'sedikit' dijauhi. Seperti Icong.

Aku tidak pernah habis pikir. Ada anak seaneh Icong. Dia bahkan tidak punya teman dekat. Dia tidak pernah ikut kegiatan ekskul apapun (setahuku). Dan dia tidak menunjukkan minat untuk menyukai apapun. Dia hanya datang, belajar, dan pulang.

Aneh 'kan?

Ditambah, aku tidak suka dengan tampilan Icong yang err... dekil. Rambutnya selalu berantakan. Kemeja putihnya juga terlihat kusam.

Hhh. Aku jadi malas menatapnya lama-lama.

"Oke. Karena kalian nggak kondusif, aku acak saja pembagian kelompoknya." Ucap Sion menggelegar, membuat kelasku diam sejenak.

Kompak, suara koor 'huu' menyerang Sion.

Aku sedikit merengek. Kalau boleh, aku mau satu kelompok dengan Tata. Dan kalau aku boleh meminta lagi, aku tidak ingin di kelompok satu.


*ra*

Best Celebration [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang