Part 3

109 14 4
                                    

[Nathania POV]

"Nat, lu mau pergi ke perpustakaan bareng gak?" tanya gua pada Nathalia

"Gak ah, enakan juga di pojok kelas, dah strategis lagi tempatnya, adem adem gimana gitu" balas Nathalia sungguh sungguh

"Ya udah kalau gak minat, gua gak maksa kok" balasku cepat dan langsung meninggalkannya di koridor sekolah

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[Nathania POV]

Setelah sampai di sana, gua pun langsung melesat ke bagian buku ilmu pengetahuan untuk mencari buku biologi kelas XI yang kata temen gua limited sekali jumlahnya di perpustakaan. Akan tetapi mata gua tertuju pada makhluk tak asing yang sangatlah menyebalkan. Gua pun mencoba untuk mengabaikannya dan entah kenapa dia sudah berada di samping gua.

"Haloo, Natnat cutee kuu. Lagi ngapain di sini? Kebetulan banget ya kita ketemu di sini. Bener deh kata orang orang kalau jodoh emang ga kemana." tanyanya dengan serentetan kata yang menurut gua ga penting++

"Lu ngapain di sini? Bukannya lu harusnya di kampus sekarang?" tanya gua yang sebenernya ga berminat untuk meladeni Mingkwan atau lebih tepatnya mengusir makhluk di depan gua secara halus

"Ya kan aku alumni di sini, Yang. Jadi aku juga punya hak dong untuk main ke sini. Sekalian ngelihatin kamu juga pas belajar." balasnya dengan nada mesra yang memuakkan

"Ya ya serah lu deh mau ngomong apa" balasku dengan nada kesal

"Iya iya itu artinya kamu terima aku panggil kamu sayang ya? Btw kamu cari buku apa sih? Aku bantuin sini biar cepet nyarinya." katanya dengan senyuman manis

"Siapa juga yang mau dipanggil sayang sama lu. Dan jangan pernah manggil gua dengan kata kata lucknut itu atau lu ga bakal ngeliat gua lagi. Plus gua bisa nyari sendiri bukunya. Lebih baik lu urus urusan lu sendiri." balasku sambil melanjutkan pencarian buku biologi tersebut.

"Yee, jangan galak galak atuh. Aku kan pengen bantu nyariin bukunya karena kamu kek kesulitan gitu nyari bukunya" Tanyanya sambil membentuk pout di bibir kecilnya

"Bukan urusan lu" balasku jutek

"Nama bukunya apa? Gua bantu yaaa?" balas Mingkwan dengan senyum di wajahnya

"GUA BILANG GUA GA BUTUH BANTUAN LU" balasku kesal

"Jangan naikkin nada bicaranya dong" balasnya sambil mempoutkan bibir kecilnya

"Gua cuma kek gini kalau sama lu, upil dugong" ujarku kesal

"Berarti gua orang yang spesial untuk lu ya, makanya lu memperlakukan gua dengan spesial" balasnya sambil tersipu malu yang berhasil membuat gua mengambil beberapa buku tebal terdekat dan berniat baik untuk membuatnya sadar akan pahitnya dunia ini

"Bletakkk"

"Aduh, perih atuh neng. Rasa banyak burung meong meong di sekitar kepala guaa" ujarnya yang membuat gua bangga akan diri gua sendiri

"Ya, ternyata gua bertenaga juga. Gua bangga. Eh, btw bukannya meong meong itu kucing dah, kok lu suka pinter gitu?" balas gua sambil memberikan tatapan sinis padanya

"Iya yaa?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya dengan muka yang sangat sangat begoo

"Ya ga lahh, hahaaha lu bener kok" balas gua sambil nyengirr kudaa

Sutee yang kebetulan lewat dan memperhatikan bang Kimmon dan orang yang disebut sebut sohib nyaa itu hanya bisa geleng geleng kepala dengan kecoolannya. Entah itu karna temannya terlalu pintar atau karna dia terlalu heran memiliki teman seperti ituu.

Stepbrother(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang