Rasa itu

44.4K 281 7
                                    

Semua berawal dari kebodohan ku bertanya, tanpa ku sadari pertanyaan ku membawa aku ke dalam hati yang yang seharus nya tidak boleh ku masuki.

07.30 Am pintu kamar ku di ketok dengan sangat keras berhasil membuat ku meloncat dari pembaringan ku, sigap ku putar kunci yg bergelantungan di lubang pintu dan ku tarik gagangnya saat pintu sialan itu terbuka aku tak menemukan siapa pun di sana selain plastik putih yg tergantung di gagang seberang, mata ku liar mencari siapa yg berani membangunkan ku dan meletakan plastik putih aneh ini di depan kamar ku, namun hasil nya nihil ya nihil benar benar nihil.
Fikiran ku melayang pada seseorang yg beberapa waktu ini mendapat tempat di otak ku, apa kau berfikir aku mencintainya? Haha itu tidak mungkin, aku membenci nya benar benar membenci nya.
Plastik itu kini berpindah ke tangan ku dengan cepat aku dapat menebak apa isi dari plastik itu tak lama ponsel ku bergetar tanda message masuk "habiskan" hanya kata itu yg ku temukan di layar ponsel ku dan benar saja pembuat onar pagi ini adalah si iblis sialan itu.

Hari ini badan ku sangat tidak bersahabat rasa lelah menyergapku dan memeluk dengan erat, ingin rasanya segera pulang dan merebahkan tubuh di kasur yg sudah menanti ku di sana, ohh ahh rasanya nikmat bisa bersentuhan langsung dengan ranjang empukku cepat aku merapikan meja kerja ku, menyatukan file, mengunci lemari yg berisi aplikasi-aplikasi yg berhasil membuat ku pusing.
Aku berjalan gontai menuju luar kantor dengan hasrat agar cepat sampai ke kamar nyaman ku, ku dorong pintu yg menyekat antara kantor dan teras, ternyata hujan turun dengan deras nya menciptkan jarak antar satu tempat ke tempat lain terasa lebih jauh.
Jenuh, bosan, badmood menghampiri ku satu persatu mulai bersemayam di hati, getaran ponsel ku mengalihkan pandangan ku dari titik titik air yg berlomba turun sampai ke ke bumi
"nyampe belom"
By : Iblis.
Ah... Orang ini , slalu saja pesan singkat dari nya itu menyebalkan.
"belom, hujan"
"gua juga kejebak hujan"
Hei.. Siapa yg bertanya dia kejebak hujan atau kelelep hujan? sungguh membosankan.
"ni.. Nemenin bosan lu nunggu hujan http//smule lagu rindu"
Ku klik link yg di tertera di layar ponsel ku nada mulai mengalun dan terdengar suara berat yg sudah tak asing di kuping ku, suara khas orang yg slalu berputar di fikiran ku.

" Bintang malam sampaikan pada nya aku ingin melukisi sinar mu di hati nya embun pagi katakan pada nya biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya
Tahukah engkau wahai langit, aku ingin bertemu membelai wajah nya, kan ku pasang hiasan angkasa yg terindah hanya untuk diri nya, lagu rindu ini ku ciptakan hanya untuk bidadari hati ku tercinta walau hanya nada sederhana izinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan"

Nada berhenti mengalun, membangunkan ku dari khayalan yg ku selami beberapa menit yg lalu, waktu menunjukan pukul 20.01 Pm
Hujan berangsur pulang meninggalkan bumi dan jejak jejak hujan,
Ku ayun kan kaki menerobos sisa sisa hujan yg masih ingin tetap tinggal bersama bumi dan aku disini di depan gedung kuning berlantai 2, ku naiki anak tangga memutar membawa ku di tingkat teratas gedung ini, gelap semua ruangan gelap hanya ada pengcahayaan dari layar ponsel ku yg menyala karna massage masuk.
"lu di mana?"
"kossan, tapi gelap sendiri lagi"
"echa mana?"
"gak tau"

"yah.. " ku palingkan wajah ku ke arah suara yg memanggil singkat nama ku.
"dari mana?" tanya ku saat tubuh yg 2 kali lebih besar dan tinggi menghampiri ku.
"maen" ujar nya sambil melirik ke belakang, aku memanjangkan kepala ku melihat siapa sosok di belakang echa dan aku tidak mengenal nya.
Rasa kecewa menyambar dengan cepat "kirain peb.. " wait wait wait wait.. Nama itu.. Aku menyebutnya, berharap dia di sini? Aku mengharapkannya? Tidak.. Sama skali tidak.. Aku ingin terlepas, yaa terlepas dari cengkraman Iblis sialan itu dan sekarang aku mendengar suara motor nya, suara motor nama yg baru saja ku sebut, suara motor yg ku kenal apa aku sudah gila? Apa aku merindunya? Apa aku? Ah.. Mana mungkin dia di sini. Dia kejebak hujan dan akan di sana slama hujan tidak berhenti, aku berharap tidak akan berhenti sampai aku terlelap.
Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga, semakin lama semakin dekat kenapa jantung ku berdegup cepat seperti main drum oh bukan, ini bukan drum seperti mau perang.
Langkah itu semakin nyata dan aku melihat.

Embrace the devilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang