Cemburu

23.6K 117 1
                                    

Mungkin kalian akan berfikir aku gila,  ya aku sudah gila, ini kali pertama aku mengiyakan ajakannya,  ajakan orang yg ku benci dan lebih gilanya aku mengiyakan di luar jam main ku,  ah maksud ku begini heii ini sudah larut malam waktu menunjukan pukul 22.00 pm yg seharusnya aku sudah tidur,  ah tidak sebenarnya belum, hanya saja seharusnya aku tidak ada di sini,  berada di sini di taman pusat pemerintahan kota ini di temani secangkir susu yg masih panas terlihat dari asap yg masih saja keluar berhamburan dari cairan coklat itu.
Tak ada percakapan terjadi antara kami , dia diam dengan sebatang rokok yg melekat di antara jari telunjuk dan tengah nya dan aku pun begitu,  aku masih diam menunggu ada ucapan dari nya sesekali aku mengingat kejadian panas di kamar ku beberapa hari lalu setiap mengingat nya aku jadi malu sendiri.
"astagaaaaa ini tahu bulat nya pengen di gamparin apa.  Brisik amat"
Ujar nya sambil menatap sinis ke arah mobil tahu bulat yg memang sedari tadi berbunyi memamerkan dagangannya.
"apa sih? "
"itu berisik banget"
"ya nama nya aja org jualan"
"gua lagi denger live music"
"yaudah sana"
"itu berisik"
Aku kembali diam, ya begitulah sifat nya egois,  keras kepala.
"kenapa diam!!"
Hentak nya langsung menarik ku kembali dari lamunan beberapa hari lalu yg masih saja lalu lalang di pikiran ku.
"gak apa apa"
"itu susu nya di minum"
"panas"
"udah enggak"
Aku mengambil cangkir yg berisi susu coklat itu dan langsung menyambar bibir nya, benar sajaa susu itu masih panas bibir ku rasa nya seperti terbakar
"panas" ujar ku polos, dia tertawa tetapi sedikit di tahan suara nya terdengar samar namun aku bisa melihat kepuasan hati nya tertawa oh God aku terpesona ada sisi lain yg baru saja ku lihat dari nya.
Seharusnya aku marah tapi entah apa yg membuat ku mampu menahan amarah ku,  aku tersenyum puas.
Dia diam kembali dengan muka datar yg menyebalkan itu dan aku kembali membenci nya, dia bisa memainkan hati menarik ulur,  membuat ku terposana dan membenci nya dalam hitungan detik.
"abisin susu nya dan kita pindah"
"tapi masih panas"
"udah nggak,  ayok cepetan"
Aku mengiyakan ucapannya,  meneguk susu coklat yg sudah tidak terlalu panas dan kita beranjak pergi.
"mau kemana?"
"ikut aja"
Aku mengikutinya seperti tersihir mengiyakan apa pun omongannya, mungkin kalian berfikir aku telah jatuh cinta.. Ah tidak, jangan berlebihan aku cuma menghargainya saja sebagai orang yg mengajak ku ken.. , apa kencan?  Oh tidak tidak ini bukan kencan, ini hanya jalan jalan biasa, bukan kencan haaah pffft.... Kencan.. Apa itu?
Menyebalkan.
"turun"
"udah nyampe? "
"udalah ah"
Aku menoleh kek kiri hamparan taman membentang di pinggiran sungai tersekat besi besi pembatas, aku terpesona, tenang,  damai, aku menghirup dalam dalam udara di sekitar, ya memang tenang benar benar tenang, aku berjalan pelan melihat seisi taman ini aku masih saja terpesona.
"ini alasan kenapa gua ngajak lu malam malam kesini,  mereka tenang untuk di nikmati"
"mau duduk di mana?"
"di situ aja,  di bawah lampu"
Aku merebahkan bokong ku ke bangku besi panjang di bawah bangku,  dia duduk di samping ku masih diam dan tak ada percakapan sampai akhir nya aku melontarkan pertanyaan yg bodoh yg seharus nya tidak pernah ku tanya.
"berapa kali pacaran"
"aku pacaran delapan tahun
"lapan tahun?  Udah dapat motor 1 mobil 1"
Dia tertawa ringan,  gisul nya menyembul keluar dan ku terpesona lagi lagi rasa sial itu datang. Dia mulai bercerita awal kenapa mereka putus sebenarnya biasa aja tapi entah kenapa aku hancur,  aku sakit, aku kecewa, aku benci. Benci saat tau kalau perempuan itu berhasil membuat nya depresi berhasil membuat nya kehilangan akal sehat, kenapa perempuan itu,  kenapa dia,  kenapa harus,  kenapa bukan aku yg kenal lebih dulu,  kenapa dia yg kau ingat,  kenapa bukan aku yg terlintas di benak mu,  kenapa musti dia.
"yah.. "
"mm?"
"itu dulu"
Dia mengusap lembut pipiku,  aku terbuai l,  jempol nya bermain di tulang pipi ku membuat ku menutup mata merasakan sentuhan tangannya, sedikit meredakan emosi ku tapi tetap saja aku masih merasakannya,  entah itu apa..  Mungkin aku cemburu.
Mungkin.

Embrace the devilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang