Chapter 3

20 2 0
                                    

Author POV

"Gak, gak usah. Lagian gue lagi nunggu supir kok." Ujar Prilly

Beberapa detik kemudian handphone yang Prilly genggam berdering. Bertanda ada telepon masuk. Ternyata itu dari Mang Ujang - supir Prilly -

Mang Ujang calling's

"Hallo, Assalamu'alaikum Mang."

"..."

"Apa?? Terus Prilly pulang sama siapa?"

"..."

"Emang Papa belum pulang Mang?"

"..."

"Oh yaudah deh kalo gitu mang."

"..."

"Wa'alaikumsalam."

Klik.

Prilly mengakhiri telpon nya dengan Mang Ujang. Lalu dia melirik ke arah Ali.

"Gimana, mau bareng gak?" Tanya Ali lagi. Sambil menaikturunkan alisnya.

"Iye, tapi ini terpaksa ya." Jawab Prilly

"Iye-iye serah lu dah." Kemudian Ali dan Prilly menghampiri motor Ali.

"Pegangan." Perintah Ali saat mereka sudah berada diatas motor gede itu.

"Ini udah." Ucap Prilly sambil memegang jaket Ali dengan ujung tangannya.

"Nanti lo jatuh kalo pegangannya kek gitu. Gue mau ngebut nih, udah mau hujan soalnya." Ucap Ali

"kaga ih!! Buruan deh." Ucap Prilly dengan kesal

Ali mendesah kecewa. Padahal dia kan mau modus. Hihi. Kemudian Ali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Sehingga reflex Prilly melingkarkan tangannya di perut Ali. Ali melihat tangan mungil yang memeluknya dari belakang. 'Nyaman' itulah kata yang ia dapati saat ini. Tanpa disadari Ali tersenyum dibalik helm yang ia kenakan.

Suasana hening tercipta di perjalanan mereka. Tak ada yang memulai pembicaraan. Mereka bergulat dengan pikirannya masing - masing.

"Duh, kenapa jantung gue dagdigdug gini ya. Engga - engga, gak mungkin dong gue punya perasaan sama ni cowok. Ketemu aja baru." Batin Prilly

"Kok gue ngerasa aneh ya dipeluk sama ni cewek." Batin Ali

"Eh rumah lo dimana?" Tanya Ali memecahkan keheningan diantara mereka.

"Di Jln. Cinta Blok H4T1 No.143." Jawab Prilly menjelaskan alamat rumahnya.

***

Setelah menempuh 1 jam perjalanan. Akhirnya sepasang insan itu sampai di rumah Prilly. Didepan rumah itu ada taman kecil yang sangat indah, yang ditumbuhi dengan berbagai macam bunga. Tapi di taman itu yang paling dominan adalah bunga anggrek. Mungkin karena sang tuan rumah menyukai bunga anggrek. Disana juga ada ayunan yang menambah kesan keindahan taman.

"Mmm, Thank's ya Li atas tumpangannya." Ucap Prilly dengan tulus, saat telah turun dari motor Ali.

"Iya sama - sama." Jawab Ali tak kalah tulus.

"Eh, ada temannya Prilly. Diajak masuk dong Prill temannya." Ucap suara dari dalam rumah. Seorang wanita Paruh baya yang awet muda, ternyata dia adalah mamah Prilly.

"Makasih tante, tapi Ali gak bisa mampir dulu, udah mendung soalnya." Ucap Ali dengan sopan.

"Yaudah kalo gitu. Makasih ya udah nganter Prilly pulang. Tadi Mang Ujang gak bisa jemput. Ke bengkel dulu soalnya mobilnya mogok."

"Iya tante, sama - sama. Kalo gitu saya pamit ya tante." Ucap Ali

"Iya hati - hati Li, jangan ngebut."Ucap mamah Prilly memperingati.

"Iya, sip tante. Prill, gue pulang dulu ya."

"Thanks ya Li, hati -hati."

Ali hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Lalu ia melajukan motornya, meninggalkan rumah Prilly.

***

Sepeninggalan Ali, prilly pun masuk ke kamarnya. Dan merebahkan diri di kasur kesayangannya itu. Ia mencoba mengingat-ingat wajah si cowok tengil itu. Ada getaran aneh saat ia memikirkannya.

"Perasaan apa ini? Cinta? Gak! Gak mungkin, ketemu aja baru masa udah cinta aja." Batin Prilly.

Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran anehnya itu. Kemudian ia pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi, Prilly keluar kamar untuk menuju dapur. Entah kenapa saat ini ia merasa begitu haus. Saat berjalan menuju dapur, Prilly berpapasan dengan mamanya.

"Yang tadi siapa Prill? Pacar kamu?" Tanya mamanya begitu penasaran.

Prilly yang sedang meminum segelas air putih pun tersedak mendengar pertanyaan mamahnya itu.

"Hh? Pacar? Bukanlah mah, Ali itu anak baru di kelas Prilly." Ucapnya menjelaskan.

"Kalo bukan pacar kok nganterin pulang? Bohong ya kamu?" Tanya sang ibu yang mengitimidasi.

"Prilly nggak bohong ma, tadi tuh gak sengaja ketemu Ali di halte sekolah. Terus dia nawarin pulang bareng deh, kebetulan juga mang ujang ngga bisa jemput Prilly kan? Yaudah Prilly pulang bareng dia."

"bener kamu nggak pacaran sama Ali? Yah.. padahal mamah setuju banget kalo kamu sama dia." Ucap mamah Prilly terdengar kecewa.

Di saat orang tua lain ngelarang anaknya deket sama cowok yang baru dikenal.. lah ini? Malah setuju kalo anaknya pacaran sama orang yang baru dikenal- pikir Prilly

"Mamah ada-ada aja deh."

"Nih, Prill. Kalo bisa nih ya kamu pacaran sama Ali. Udah ganteng, sopan, dan kayaknya dia orang baik deh."

"Mah, apaan banget deh." Jawab Prilly frustasi.

"Ali tuh masuk lho Prill di tujuh man..." Ucapan mamah Prilly terhenti ketika ada yang mengetuk pintu rumah.

"Sana bukain dulu tuh pintunya." Ucap sang mamah meninggalkan Prilly begitu saja.

Prilly pun berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihatlah seorang lelaki paruh baya memakai setelan jas berwarna hiitam, memakai kacamata dan menenteng tas di tangan kirinya. Dia adalah papah Prilly.

"Assalamu'alaikum cantik."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Prilly dengan nada kesal dan muka yang ditekuk.

"Kenapa, kok kesayangannya papah mukanya di tekuk gitu. Nggak seneng ya papah pulang?" Tanya papah Prilly.

"Bukan gitu pah, mamah tuh ngeselin. Masak Prilly di suruh pacaran sama orang yang baru Prilly kenal." Jawab Prilly.

"Udah ah, masak cemberut gitu. Nanti cantiknya hilang loh." Canda papah Prilly.

"Iiihh, Papa."

"Yaudah yuk masuk, Papah pegel nih berdiri terus."

***

#Tbc

Hai epribadeh:v
aku balik gaes.. chapter 3 publish
jangan lupa vote dan komen ya
Kritik & saran sangat diperlukan
Typo betebaran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang