Ch. 12 : Nightmare (Part 1)

3.9K 341 41
                                    

"Kamu nonton apaan N'Bas?" Suara God yang dari tadi hanya duduk diam menyetir membuat Bas terperanjat kaget, handphone yang dia pegang tanpa sengaja jatuh ke lantai.

"Eh? P'God? Eung -b-bukan apa-apa... C-cuma anime..." Bas nyengir memamerkan gigi behelnya, dengan reflek yang agak terlambat dia mengambil kembali handphonenya dari kolong mobil

"Anime apa hentai? Kenapa kamu nervous gitu? Coba P liat!" God tersenyum sinis sebelum satu tangannya menggapai ke arah Bas untuk meraih handphone dari tangan bocah itu.

"Aaaargh P'God! jangan! " Bas serta merta menghardik lengan pria besar itu tapi sialnya dia kalah cepat.

"Kamu?!?.... Ini kan?" God tidak melanjutkan kata-katanya, dia hanya tertegun saat melihat dirinya sendiri di layar handphone, film yang ditonton Bas tidak lain adalah video laknat zaman dulu saat dia sedang masturbasi.

"Kamu pake video ini buat bahan coli?" God menatapnya dengan ekspresi dingin seorang psychopath yang tidak bisa dibaca. Pertanyaan itu terdengar seperti petir bagi Bas."Aish, mati aku!" Pikir Bas sambil mengigit bagian bawah bibirnya.

"Eng-nggak, sumpah Phi!" Bas menggelengkan kepala sekuat tenaga meskipun tampaknya percuma. Sial, hancur sudah imagenya sebagai bocah polos dan imut, mulai detik ini God pasti akan menganggapnya hanya sebagai bocah mesum.

"Kamu kenapa harus nonton video kalau bisa ketemu orangnya langsung? Hm? "

Suara menggoda dari God dan senyuman liciknya membuat Bas terdiam mematung hingga dia tidak sadar saat kedua lengan kekar God sudah menarik tubuhnya dan mencengkram kedua pergelangan tangannya dengan erat.

"Phii... P mau apa? Jangan Phi! Nggak mau! Hmphh!"

Bas memejamkan mata saat merasakan bibir God yang basah mendarat di bibirnya, Bas menggeliatkan tubuh dan memalingkan wajahnya tapi itu malah membuat kecupan lain mendarat di pipi, telinga, leher dan semua titik sensitif tubuhnya. Jantung Bas berdebar semakin kencang saat mendengar suara nafas God yang seperti singa lapar dan suara robekan kain bajunya yang terkoyak.

"Arghhh" Bas ingin berteriak saat tiba-tiba saja merasakan gigitan di sela lehernya, tapi yang keluar hanya suara serak tertahan dari tenggorokannya. Gigitan itu seolah mengalirkan arus listrik ke seluruh tubuhnya membuat bocah itu lemas tak berdaya.

"Dasar malu-malu kucing, kalau gak mau kenapa junior kamu ini jadi ikutan tegang, huh?" suara lembut God yang berbisik di telinganya membuat mata Bas terbuka lagi dan suara desahan keluar begitu saja dari mulutnya tanpa dia sadari, terutama saat tangan kasar God meraba dan meremas area pribadinya.

"Aah, Phi!... jangan! Jangan dipegang! Nggak mau!" Bas panik ketakutan mencoba menyingkirkan tangan nakal itu dari tubuhnya. Tapi semakin lama tubuhnya malah bereaksi kebalikan dengan apa yang dikatakannya, tubuhnya malah menikmati semua sensasi baru ini.

"Tenang, nggak apa-apa sayang, P yang makan kamu yang enak... "

Senyuman mesum menghiasi wajah God saat tangannya berhenti tepat di kancing celana Bas. Bunyi resleting dibuka terdengar begitu keras diikuti dag dig dug suara detak jantung Bas yang rasanya seperti mau meledak.

Bas merasakan tangan pria itu menyentuh bagian tubuhnya yang paling sensitif. Bas memejamkan mata, mengigit bibir dan memalingkan muka, tidak ingin tahu dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi matanya terbuka kembali saat dia merasakan nafas yang hangat menerpa bagian bawah tubuhnya. Si Junior sudah berdiri tegak tepat di hadapan mulut God yang sedang bersiap-siap untuk melahap dirinya.

"Phi ja-jangan! Itukan jijik!"

***

"Jijik? Apanya yang jijik, Nong?"

Behind the Shadow of The Moons (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang