Rasi'2

1.7K 96 10
                                    

=Rasi'2=

Dubrak.

Kepala Rama terpentok pintu kamarnya. Satu lembar kertas bertuliskan jadwal kegiatannya hari ini jatuh tepat di bawah kakinya.

"Njir!" Rama mengumpat karena kalau Matahari sampai tau jadwal yang ia buat terinjak kaki, tujuh hari tujuh malam dia akan mengomel.

Rama memungut segera kertas itu dan menempelnya asal ke pintu dengan paku payung kecil.

Rama berjalan menuruni tangga dengan cepat sambil menyisir rambutnya dengan tangan, lalu mengacaknya lagi .

Di depan pagar rumahnya, di sana Shinta sudah bersendakap dengan wajah memerah.

"Sekalian aja lho nggak usah berangkat sekolah!" Dan begitu saja, Shinta meninggalkan Rama yang mengejarnya di belakang.

"Shin gue kesiangan. Jangan ngambek dong, please." Rama mensejajarkan langkahnya yang besar dengan Shinta yang jauh lebih kecil.

Shinta akhirnya berhenti, membuat Rama tersenyum senang.

"Kapan sih Ram emangnya gue pernah marah sama lo?" katanya malas.

Rama mengacak rambut Shinta gemas. "Gue tau kok."

Mereka berdua berjalan bersama menuju halte. Yup, meskipun mereka bisa saja menggunakan sepeda motor atau mobil, tapi menurut Shinta tidak ada yang jauh lebih sehat dari jalan kaki.

"Ram," ucap Shinta memecah keheningan yang sempat terjadi.

"Hm?"

"Apa yang lo rasain ketika suka sama seseorang, tapi orang itu nggak tau?"

"Gue bakal ngomong sama orang itu tentang perasaan gue yang sesungguhnya."

"Tapi caranya? Kan sulit Ram."

"Emang lo suka sama siapa?"

Shinta menegang. Pandangannya tidak bisa beralih dari jalanan di depannya.

Shinta menggeleng cepat. "Kepo!"

"Dih, lo yang nanya, giliran di jawab dan tanya balik dibilang kepo. Cewek memang aneh, maunya dimengerti tapi nggak mau ngasih tau apa yang terjadi."

Untung saja tingkat kepo Rama tidak sederajat dengan Tata. Kalau sama cewek itu, urusannya bisa sepanjang Rel kereta dari Surabaya-Jakarta.

"Yaudah nggak usah cemberut gitu. Makin cantik tau nggak."

"Paansih."

*****

"Semua siswa baru segera berkumpul di aula. Pengenalan pantia MOS akan segera dimulai."

Suara dari speaker sekolah membuat gaduh kelas 10 yang baru. Mereka tidak mau melewatkan kesempatan ini. Dengar-dengar, ketua OSISnya ganteng kuadrat.

Saat aula sudah mulai penuh dengan siswa, Matahari dan anggota OSIS lainnya masuk ke dalam.

Para siswa semakin gaduh, terutama bagian cewek. Mereka berteriak histeris karena melihat Saga, Bara, dan Sada yang tidak kalah ganteng dengan sang ketua OSIS.

Saga berperawakan sedang, mata hitam, dan rambut yang sedikit ikal, teman basket Rama.

Bara, dia tinggi, rambutnya pirang, dan matanya cokelat, partner Shinta dalam panahan.

Sedangkan Sada, dia juga tinggi, matanya biru terang. Tapi satu yang disayangkan, Sada playboy padahal dia wakil ketua OSIS.

RASI (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang