Part 3

334 20 47
                                    

***
"Subhanallah" batin Alya, ia kemudian langsung menundukkan kepala nya, merasa bahwa Iqbal bukan mahrom nya.

"Eh, ada si ganteng" Ucap Bunda nya Alya terkekeh.

"Anak ku gitu lho" Balas Ibu nya Iqbal

"Yaudah, kalian silahkan bicara dulu di taman belakang" Ucap Ibu nya Iqbal dengan senyum nya

"Iya, bunda juga mau ngomong banyak nih sama Tante Nurul" Timpal bunda nya Alya

"Tapi bun, gak baik berduaan apalagi sama lawan jenis" Balas Alya kepada Bunda nya.

Iqbal hanya bergiming ditempat.
"Cihh..sok suci" batin Iqbal

"Tante percaya kok sama kamu" bukan Bunda nya Alya yang menjawab melainkan Ibu nya Iqbal.

"Yaudah deh buruan, bikin waktu gue habis aja" Ucap Iqbal dengan nada jengkel

Nurul dan Jannah yang melihat itu hanya menggelengkan kepala saja, mereka tau anak mereka memang tidak saling mencintai itulah sebabnya mereka hanya diam saja.

Alya yang merasa dibentak itu pun hanya menunduk dan langsung mengikuti Iqbal dari belakang.

"Maafin anak aku yah" Ucap Ibu nya Iqbal kepada Bunda nya Alya

"Iya, aku paham kok" Ucap Bunda nya Alya sambil menganggukkan kepala dan tersenyum

***
Suasana di taman belakang hening, tidak ada satupun diantara kedua nya yang memulai pembicaraan. Akhir nya karena merasa bosan, Iqbal pun memulai pembicaraan.

"Lo harus tau kalo gue sebenar nya gak nerima perjodohan ini" Ucap Iqbal dengan nada sinis

"Iya, aku tau kok" Ucap Alya dengan suara pelan

"Dan lo juga harus tau kalo gue udah punya pacar!" Sambung Iqbal

"Astagfirullah!" Lirih Alya

"Apa?? Mau nyeramahin gue? Gue udah tau kok cewek model kayak lo ini sok suci!" Tegas Iqbal

"Jaga ucapan kamu!" Tegas Alya

"Lho emang bener kan?" Tanya Iqbal dengan emosi yang mulai memuncak

"Kamu tidak tau siapa saya, jadi jangan pernah menilai saya terlebih dahulu dengan opini kamu yang negatif itu!" Tegas Alya dengan penuh penekanan disetiap kata nya

"Oh ya? Tapi mau lo baik atau gak, di mata gue lo itu cuma cewek sok suci yang mau-mau nya aja dijodohin sama orang yang gak lo kenal! Apa jangan-jangan lo gak laku-"

"Iqbal berhenti!" Potong Alya dengan cepat seraya menahan air mata nya.

Wanita mana yang rela dijelekkan oleh calon suami nya sendiri?

"Saya menyetujui ini karena ini amanah dari kakek saya, saya tidak ingin menjadi orang yang ingkar terhadap amanah kakek saya, lantas Allah murka terhadap saya!" Ucap Alya dengan isak tangis nya.

Speechles mungkin kata itu yang sekarang menggambarkan keadaan Iqbal saat ini.

"Dan satu lagi saya mohon sama kamu, tolong setujui perjodohan ini, saya tidak ingin mengecewakan kakek saya disana" pinta Alya dengan suara yang lebih lembut

Iqbal diam sejenak lalu nampak berpikir,
"Oke, gue bakal setuju sama perjodohan ini, tapi dengan satu syarat" Ucap Iqbal dengan senyum devil nya.

"Apa itu?" Tanya Alya, berharap jika syarat nya bisa ia penuhi

"Setelah nanti kita nikah, gue dan lo tetap boleh punya pacar masing-masing." Ucap Iqbal dengan serius

"Astagfirullah.. itu Zina iqbal ! Bagaimana mungkin kita yang nanti nya sudah ber-status suami-istri melakukan perbuatan khianat itu? Kamu mau dapat murka nya Allah swt ? Allah sangat lah membenci orang yang berkhianat Iqbal !" Tegas Alya panjang dan lebar

"Terserah lo !" Ucap Iqbal seraya berlalu meninggalkan Alya yang sedang mengucap istighfar berkali-kali.

***
Alya menangis dalam diam di taman belakang, sendirian.
Ia tak habis fikir kenapa laki-laki yang diamanatkan kakek nya adalah Iqbal. Laki-laki yang mengkin buta soal ilmu agama, padahal kedua orang tua Iqbal termasuk orang yang fanatik terhadap agama.

Ia bertanya dalam hati, bukankah jodoh kita adalah gambaran tentang diri kita? Laki-laki baik untuk perempuan baik, dan laki-laki keji untuk perempuan keji. Bukankah begitu ayat yang tertulis dalam Al-quran?

Ia berfikir apakah diri nya perempuan yang keji sehingga bisa mendapatkan laki-laki seperti Iqbal?

"Ya allah beri hamba ketegaran" Ucap Alya di tengah isak tangis nya.

Tanpa ia sadari, sepasang mata daritadi telah memperhatikan nya dari jauh.

"Seburuk itukah gue sampai bisa nangisin cewek sok suci itu?" Lirih Iqbal

***
A/n.
Males ngetik dan bingung mau nulis apa.
So langsung aja
Bye :)

Revisi (21.06.2018)

Dia JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang